Dibuka saat PSBB Transisi, TMII Dipercantik di Tengah Pandemi Covid-19

Kamis, 15 Oktober 2020 - 00:24 WIB
loading...
Dibuka saat PSBB Transisi, TMII Dipercantik di Tengah Pandemi Covid-19
TMII melakukan renovasi pada Taman Kaktus yang berlokasi di Desa Seni TMII. Foto: SINDOnews/Dok
A A A
JAKARTA - Penetapan kembali fase Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, operasional Taman Mini Indonesia Indah (TMII) kembali dibuka untuk umum pada Senin, 12 Oktober 2020.

Setelah sempat ditutup sementara waktu saat PSBB Jilid II atau PSBB Ketat sejak 14 September 2020 lalu, kawasan wisata yang terletak di daerah Jakarta Timur ini siap untuk dikunjungi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Namun, demi menggaet pengunjung di masa pandemi Covid-19, kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia ini mulai berbenah, seperti melakukan renovasi di beberapa unit taman, salah satunya Taman Kaktus yang berlokasi di Desa Seni TMII.

Manajer Teknik dan Bangunan TMII, Hudi Nursamsci, mengatakan, tujuan merenovasi Taman Kaktus yaitu untuk lebih melestarikan dan memperkenalkan kekayaan alam kepada seluruh generasi bangsa Indonesia, khususnya di flora mengenai tumbuhan Kaktus.

"Kami melakukan renovasi Taman Kaktus agar para pengunjung lebih nyaman saat berada di Taman Kaktus, untuk memperkenalkan kekayaan alam, khususnya di flora mengenai tumbuhan Kaktus," kata Hudi dalam keterangannya, Rabu (14/10/2020). (Baca juga: Taman Mini Kembali Dibuka, Pengunjung Diimbau Jauhi Tempat Ini)

Kata Hudi, ada yang menarik di dalam Taman Kaktus di TMII, yakni tanaman kaktus yang setinggi 2,5 meter. Kaktus tersebut merupakan tanaman yang langka di Indonesia.

"Tanaman kaktus yang ada dan sebesar ini hanya ada di TMII. Ada jenis tanaman kaktus dalam dan luar negeri, kurang lebih ada 32 jenis. Dan yang menarik ada tanaman kaktus setinggi 2,5 meter," kata Hudi.

Pihak TMII melakukan renovasi di Taman Kaktus dikarenakan selama puluhan tahun tidak pernah dilakukan perbaikan, seperti pembersihan viber, dan sirkulasi penyiraman air untuk tanaman kaktus.

"Perbaikan awalnya bagian atap, sekarang kita lakukan pembersihan bahan viber dan sudah tahap finishing. Lalu sirkulasi penyiraman kita perbaiki, pintu-pintu kaca banyak yang pecah serta panel listrik, kita juga lakukan perbaikkan di lanskap Taman Kaktus," tutur Hudi.

Untuk masalah anggaran, sambung Hudi, keseluruhan taman di luas area 80 meter x 100 meter dengan luas bangunan diameter 20 meter yang berbentuk bulat ini, dianggarkan kurang lebih Rp650 juta beserta lanskap-nya.

"Namun karena kondisi TMII masih suasana Covid-19, untuk pekerjaan perbaikan atap dan perapian taman kaktus hampir mencapai Rp250 juta, perlahan-lahan kita renovasi dengan baik, demi kenyamanan pengunjung TMII," ucapnya.

Taman kaktus adalah taman yang dilengkapi bangunan rumah kaca berbentuk dan beratap bulat menyerupai kaktus. Taman ini menyajikan berbagai jenis kaktus dan sukulen dari dalam dan luar negeri. Jenis kaktus dan sukulen yang berasal dari luar negeri, terutama didatangkan dari Belgia dan Jepang, sedangkan kaktus dari dalam negeri kebanyakan dari Bandung.

Beberapa koleksi di Taman Kaktus antara lain Cleistocactus stausil setinggi 10 meter, Agave Parasana dan Gimnogayumus Hibotan dari Belgia, Opuntia Microdasys dari Meksiko, Notocactus Leninghausil, euphorbia Cristata, Echimocactus Grusonii dan Melocactus dari Jepang, dan masih banyak lagi.

Taman kaktus mulai dibangun pada 21 Februari 1997 atas prakarsa Ibu Tien Soeharto pada tahun 1979. Terdapat sekitar 32 jenis kaktus yang ditanam sesuai dengan tatanan habitat aslinya yang menggambarkan keanekaragaman flora Indonesia.

Selain Taman Kaktus, kata Hudi, pihak TMII juga melakukan renovasi di sejumlah unit hiburan, karena banyak beberapa bangunan di lokasi tersebut nampak ada kerusakan. Hal itu dilakukan semata-mata demi kenyamanan pengunjung TMII.

"Kurang lebih ada tujuh sampai sepuluh unit sedang dilakukan renovasi, itu yang besar-besar," tutur Hudi.

Namun, kata Hudi, taman wisata yang luas kurang lebih 150 hektare ini masih ada beberapa perbaikkan, seperti drainase. Pasalnya, pada waktu tahun baru 2020, tempat wisata yang diresmikan pada 20 April 1975 itu pernah terjadi genangan di sejumlah tempat.

"Selama 45 tahun, drainase di TMII belum diperbaiki. Prioritas kita saat ini drainase agar saluran air banyak ke dalam dan keluar lancar dan terarah. Karena pernah terjadi genangan saat tahun baru kemarin di parkiran wisata Dunia Air Tawar," kata Hudi.

Hudi pun mengakui, jika infrastruktur TMII sangat butuh perhatian khusus, masih banyak tempat-tempat wisata yang perlu diperbaiki. Namun, pihaknya saat ini masih melakukan pendataan untuk yang lebih diprioritaskan.

"Kita perbaiki secara bertahap, kita data mana yang lebih urgent yang benar-benar harus diperbaiki," sambung Hudi.

Disamping itu, Hudi pun berharap agar pandemi Covid-19 ini cepat berlalu sehingga bisa berjalan normal kembali, baik dari sektor pariwisata dan sektor-sektor yang lain agar perekonomian di Indonesia pulih.

"Harapannya agar pandemi ini cepat berlalu, agar seluruh sektor baik parawisata dan lain-lain bisa kembali normal seperti dulu," harap Hudi.

Hudi memastikan, pihak TMII akan menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu Menggunakan masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Selain itu, pengunjung juga tetap diwajibkan melakukan reservasi secara daring, dan juga akan dilakukan pengecekan suhu tubuh sebelum memasuki kawasan TMII.

Sejak dibuka kembali, pengelola TMII menunjukkan komitmennya dalam mencegah penularan virus Covid-19 di dalam kawasan rekreasi secara maksimal. Beberapa hal yang secara konsisten diterapkan adalah menjaga kebersihan seluruh lokasi taman dan juga prasarana umum yang terdapat di dalam kawasan tersebut.

Penambahan fasilitas kebersihan juga dilakukan dengan menyediakan tempat mencuci tangan dan penyediaan hand sanitizer yang dapat terjangkau dengan mudah oleh pengunjung, serta melakukan pembersihan prasarana dengan disinfektan secara rutin.

Dengan dibukanya kembali TMII untuk publik, semua pengunjung diharapkan dapat menaati protokol kesehatan yang ditetapkan, dan mempersiapkan diri dengan membawa peralatan pribadi seperti alat ibadah, juga dianjurkan untuk membawa hand sanitizer pribadi bila diperlukan.

"Imbauan ini akan terus dilakukan oleh petugas maupun papan informasi, agar semua pihak baik pengunjung dan karyawan TMII dapat mencuci tangan dengan sabun lebih sering, dan menerapkan pola hidup sehat dan bersih," pungkas Hudi.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1680 seconds (0.1#10.140)