Anggota DPRD DKI Jakarta Kenneth Nilai Perpanjangan PSBB Total Tidak Efektif
loading...
A
A
A
Kent juga meminta kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan lebih fokus untuk mengetatkan razia di pasar tradisional dibandingkan melakukan razia masker kepada pengguna kendaraan pribadi. Pasalnya, saat ini berdasarkan data dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), ada 336 pedagang yang berjualan di 52 pasar DKI Jakarta terkonfirmasi positif Covid-19, sejak Maret hingga 22 September 2020 lalu.
"Saat ini pasar-pasar tradional kurang jadi fokus penertiban protokol kesehatan, banyak pedagang dan pembeli yang saya lihat masih tidak memakai masker dan cuek. Intinya mereka masih tidak percaya bahwa Covid-19 itu ada, dan ini sangat berbahaya sekali. Jadi seharusnya Pak Anies harus lebih intens di pasar pasar tradisional serta bisa melakukan sosialisasi tentang bahaya penularan Covid-19 dan membuat protokol kesehatan ketat di pasar-pasar tradisional supaya para pedagang dan pembeli paham serta bisa kooperatif disiplin dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19," tegas Kent.
Kent pun merasa aneh, jika mantan menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyampaikan alasan bahwa kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 dikarenakan semakin banyak warga yang dilakukan rapid test maupun swab test, sehingga sangat wajar jika angkanya naik.
"Saya merasa aneh dengan statement Pak Anies ini, memang benar kalau dilakukan tes secara massif, pasti kurva pasien positif Covid-19 itu akan naik. Permasalahannya apa solusinya? Saya yakin sekali kalau langkah sosialisasi dan sanksi tegas yang saya sarankan di jalankan dengan fokus dan serius, pasti akan bisa menurunkan kurva positif Covid-19. Pak Anies harus fokus betul dan berani melakukan terobosan yang out of the box supaya bisa mendapatkan hasil baik dan maksimal," ketus Kent.
Kent mengimbau kepada warga Jakarta khususnya, jika hendak berpergian agar benar-benar mengindahkan protokol kesehatan Covid-19, seperti jaga jarak, memakai masker, dan menyiapkan hand sanitizer.
"Saya mengimbau tak henti-hentinya kepada warga DKI Jakarta, wajib menaati protokol kesehatan Covid-19 dengan disiplin dimanapun berada. Penyebaran virus akan terhenti jika dari diri kita yang benar-benar disiplin terhadap diri sendiri. Jangan bosan dan malas dalam melakukan standart protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau membawa hand sanitizer. Kita wajib bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri, dan orang lain," pungkasnya.
Perlu diketahui sebelumnya, berdasarkan data Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, Jumat (25/9/2020). Dilakukan tes PCR sebanyak 10.834 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 8.144 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 894 positif dan 7.250 negatif.
Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 1.289 kasus, lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 395 kasus dari 14 hari sebelumnya, dari 1 laboratorium yang baru dilaporkan. Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 82.926. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 69.543.
Sedangkan jumlah kasus aktif di Jakarta sampai saat ini sebanyak 12.898 (orang yang masih dirawat/isolasi). Di sisi lain, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 68.927 kasus.
Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 54.352 dengan tingkat kesembuhan 78,9%, dan total 1.677 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2,4%, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 3,8%.
"Saat ini pasar-pasar tradional kurang jadi fokus penertiban protokol kesehatan, banyak pedagang dan pembeli yang saya lihat masih tidak memakai masker dan cuek. Intinya mereka masih tidak percaya bahwa Covid-19 itu ada, dan ini sangat berbahaya sekali. Jadi seharusnya Pak Anies harus lebih intens di pasar pasar tradisional serta bisa melakukan sosialisasi tentang bahaya penularan Covid-19 dan membuat protokol kesehatan ketat di pasar-pasar tradisional supaya para pedagang dan pembeli paham serta bisa kooperatif disiplin dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19," tegas Kent.
Kent pun merasa aneh, jika mantan menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyampaikan alasan bahwa kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 dikarenakan semakin banyak warga yang dilakukan rapid test maupun swab test, sehingga sangat wajar jika angkanya naik.
"Saya merasa aneh dengan statement Pak Anies ini, memang benar kalau dilakukan tes secara massif, pasti kurva pasien positif Covid-19 itu akan naik. Permasalahannya apa solusinya? Saya yakin sekali kalau langkah sosialisasi dan sanksi tegas yang saya sarankan di jalankan dengan fokus dan serius, pasti akan bisa menurunkan kurva positif Covid-19. Pak Anies harus fokus betul dan berani melakukan terobosan yang out of the box supaya bisa mendapatkan hasil baik dan maksimal," ketus Kent.
Kent mengimbau kepada warga Jakarta khususnya, jika hendak berpergian agar benar-benar mengindahkan protokol kesehatan Covid-19, seperti jaga jarak, memakai masker, dan menyiapkan hand sanitizer.
"Saya mengimbau tak henti-hentinya kepada warga DKI Jakarta, wajib menaati protokol kesehatan Covid-19 dengan disiplin dimanapun berada. Penyebaran virus akan terhenti jika dari diri kita yang benar-benar disiplin terhadap diri sendiri. Jangan bosan dan malas dalam melakukan standart protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau membawa hand sanitizer. Kita wajib bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri, dan orang lain," pungkasnya.
Perlu diketahui sebelumnya, berdasarkan data Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, Jumat (25/9/2020). Dilakukan tes PCR sebanyak 10.834 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 8.144 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 894 positif dan 7.250 negatif.
Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 1.289 kasus, lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 395 kasus dari 14 hari sebelumnya, dari 1 laboratorium yang baru dilaporkan. Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 82.926. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 69.543.
Sedangkan jumlah kasus aktif di Jakarta sampai saat ini sebanyak 12.898 (orang yang masih dirawat/isolasi). Di sisi lain, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 68.927 kasus.
Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 54.352 dengan tingkat kesembuhan 78,9%, dan total 1.677 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2,4%, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 3,8%.