Tidur di Musala, Pengungsi Banjir Kembangan Jaga Jarak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hanya berukuran 10 x 5 meter, 40 warga RT 9 dan 11/04 tidur beralaskan tikar berjaga jarak sejak Selasa (22/9/2020) menjelang Subuh. Mereka ditempatkan di musala Riyadus Sa’adah, Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat.
Perempuan berada di lantai dasar, sementara pria di lantai 2. Dengan membawa kasur yang bisa diselamatkan dan pakaian bersih, mereka mencoba nyaman di tempat pengungsian saat musim pandemi Covid-19 ini.
“Enggak pernah lepas masker selama di dalam, termasuk pas tidur,” kata Hasan (35) saat ditemui di lokasi pengungsian, Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (22/9/2020). (Baca juga: Puncak Bogor Diguyur Hujan, TMA Bendung Katulampa Kembali Naik Cepat)
Siang tadi musala dipenuhi kasur. Di lantai satu ibu-ibu tampak duduk dan bermain dengan anaknya. Di lantai 2 tak banyak orang, hanya ada Hasan dan seorang remaja. “Sekarang sudah pada pulang. Jam 8-9 tadi mereka pulang,” tutur Hasan.
Meski berada di pengungsian, warga tetap berjaga jarak. Termasuk saat musala penuh Subuh tadi. “Sebenarnya pak RT sudah bilang dari malam, tapi waktu semalam kan rumah kami belum banjir . Jadi belum mengungsi,” ujarnya.
Meski demikian, sebagian warga mulai mengangkut perabotannya ke musala untuk antisipasi. Pengurus RT kemudian menyiapkan perbekalan termasuk masker medis. “Pas datang kami dikasih masker dan menjaga jarak,” ucapnya. (Baca juga: TPU Karet Bivak Sempat Banjir 30 cm, Lurah Sebut Pasukan Biru Bergerak Cepat Membantu)
Sebelum Banjir Sudah Evakuasi
Jauh sebelum mengungsi, peringatan datangnya banjir juga diumumkan oleh RT. Merujuk dari tingginya air di pintu air Katulampa, Bogor, warga oleh pengurus RT diminta mengungsi.
Hasan belum bergerak dari rumahnya. Meski yakin banjir akan datang, namun dia enggan meninggalkan kontrakannya. Anaknya kemudian diminta tidur sebentar. Sementara dia dan istrinya bahu membahu memindahkan benda elektronik ke tempat tinggi.
Menjelang jam 2 dini hari air mulai terlihat, rumahnya perlahan mulai tergenang. Air masuk dari sejumlah saluran di depan dan kamar mandi. Kian lama tinggi air mulai mencapai 30 sentimeter. (Baca juga: Terapkan Protokol Kesehatan, Lokasi Pengungsian Korban Banjir di Jakarta Ditambah Dua Kali Lipat)
Bergegas dia membangunkan anaknya. Dia menyuruh istrinya ke musala melalui jalan setapak seluas stang sepeda motor. Sembari menggendong anaknya berusia 5 tahun mereka berjalan beriringan dengan Hasan yang membawa tas besar.
Perempuan berada di lantai dasar, sementara pria di lantai 2. Dengan membawa kasur yang bisa diselamatkan dan pakaian bersih, mereka mencoba nyaman di tempat pengungsian saat musim pandemi Covid-19 ini.
“Enggak pernah lepas masker selama di dalam, termasuk pas tidur,” kata Hasan (35) saat ditemui di lokasi pengungsian, Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (22/9/2020). (Baca juga: Puncak Bogor Diguyur Hujan, TMA Bendung Katulampa Kembali Naik Cepat)
Siang tadi musala dipenuhi kasur. Di lantai satu ibu-ibu tampak duduk dan bermain dengan anaknya. Di lantai 2 tak banyak orang, hanya ada Hasan dan seorang remaja. “Sekarang sudah pada pulang. Jam 8-9 tadi mereka pulang,” tutur Hasan.
Meski berada di pengungsian, warga tetap berjaga jarak. Termasuk saat musala penuh Subuh tadi. “Sebenarnya pak RT sudah bilang dari malam, tapi waktu semalam kan rumah kami belum banjir . Jadi belum mengungsi,” ujarnya.
Meski demikian, sebagian warga mulai mengangkut perabotannya ke musala untuk antisipasi. Pengurus RT kemudian menyiapkan perbekalan termasuk masker medis. “Pas datang kami dikasih masker dan menjaga jarak,” ucapnya. (Baca juga: TPU Karet Bivak Sempat Banjir 30 cm, Lurah Sebut Pasukan Biru Bergerak Cepat Membantu)
Sebelum Banjir Sudah Evakuasi
Jauh sebelum mengungsi, peringatan datangnya banjir juga diumumkan oleh RT. Merujuk dari tingginya air di pintu air Katulampa, Bogor, warga oleh pengurus RT diminta mengungsi.
Hasan belum bergerak dari rumahnya. Meski yakin banjir akan datang, namun dia enggan meninggalkan kontrakannya. Anaknya kemudian diminta tidur sebentar. Sementara dia dan istrinya bahu membahu memindahkan benda elektronik ke tempat tinggi.
Menjelang jam 2 dini hari air mulai terlihat, rumahnya perlahan mulai tergenang. Air masuk dari sejumlah saluran di depan dan kamar mandi. Kian lama tinggi air mulai mencapai 30 sentimeter. (Baca juga: Terapkan Protokol Kesehatan, Lokasi Pengungsian Korban Banjir di Jakarta Ditambah Dua Kali Lipat)
Bergegas dia membangunkan anaknya. Dia menyuruh istrinya ke musala melalui jalan setapak seluas stang sepeda motor. Sembari menggendong anaknya berusia 5 tahun mereka berjalan beriringan dengan Hasan yang membawa tas besar.