Pencarian Korban Dilanjutkan, 14 Ribu Warga Bogor Masih Mengungsi

Kamis, 09 Januari 2020 - 16:18 WIB
Pencarian Korban Dilanjutkan, 14 Ribu Warga Bogor Masih Mengungsi
Pencarian Korban Dilanjutkan, 14 Ribu Warga Bogor Masih Mengungsi
A A A
BOGOR - Hingga Kamis (9/1/2020) ini, atau delapan hari pascabencana banjir bandang dan longsor di wilayah Kabupaten Bogor, khususnya Bogor bagian Barat, proses evakuasi serta pencarian korban hilang masih terus dilanjutkan. Sementara jumlah pengungsi masih terdata sekitar 14 ribu orang.

Diketahui, dari tujuh orang korban banjir dan longsor yang dinyatakan hilang sebelumnya, empat diantaranya belum ditemukan. Tiga orang dinyatakan hilang tertimbun longsor di Kecamatan Sukajaya, dan satu orang hanyut di Kecamatan Jasinga. (Baca juga: Hari Terakhir Pencarian, 3 Korban Tanah Longsor di Bogor Belum Ditemukan)

"Hingga saat ini empat korban hilang itu belum ditemukan, khususnya tiga korban tertimbun longsor di Sukajaya, masih dalam proses pencarian. Untuk sementara ini tidak ada penambahan data jumlah korban meninggal atau hilang lagi. Mudah-mudahan tidak ada ya," ujar ujar Ketua Satkorlak Penanganan Bencana dan Pengungsi yang juga menjabat sebagai Danrem 061/Suryakencana, Brigjen Inf Novi Helmi Prasetya, di Cibinong, Kamis (9/1/2020).

Menurut dia, tahapan yang terpenting saat ini adalah melakukan evakuasi hingga cuaca mereda. Setelah itu pihaknya menunggu arahan dari pemerintah pusat. Nanti ada tahapan berikutnya. Pemerintah pusat sudah memikirkan. Yang terpenting adalah sejumlah daerah yang tanahnya rentan longsor, kemudian masyarakat di sini, pasti akan direlokasi," bebernya. (Baca juga: Banjir dan Longsor di Bogor, Korban Meninggal 11 Orang)

Terkait jumlah pengungsi akibat banjir dan longsor di Kabupaten Bogor, saat ini masih tercatat sekitar 14 ribu orang, atau sudah menurun jauh dari sebelumnya sebanyak 33 ribu jiwa. "Mereka ada yang sudah kembali ke rumah masing-masing, ke rumah saudaranya, dan ada juga yang masih terpusat di posko bencana," katanya.

Novi bersyukur saat ini sejumlah akses jalan yang semula tertutup longsor hingga membuat beberapa desa terisolir, sudah banyak yang terbuka. Bahkan kendaraan roda dua maupun roda empat sudah bisa melintas, khususnya bagi kendaraan yang hendak melakukan pengiriman logistik.

"Saat ini tinggal tiga desa lagi yang belum dan sedang dalam proses pembukaan jalur, yaitu di daerah Cileuksa, Kiarasari (Sukajaya) dan Cisarua, Malasari (Nanggung)," ungkapnya. (Baca juga: Sudah Sepekan Desa Malasari Bogor Terisolir Akibat 20 Titik Longsor)

Novi juga bersyukur semua elemen masyarakat, termasuk TNI-Polri, terus fokus bersinergi untuk mengantisipasi terjadi bencana susulan sembari melihat perkembangan cuaca ke depan.

"Saat ini para pengungsi masih membutuhkan logistik meski proses pengirimannya tetap ada yang melalui jalur udara maupun darat. Bahkan ada satu helikopter dari BNPB yang di BKO-kan (diperbantukan) ke sini," tukasnya. (Baca juga: Terkendala Cuaca, Helikopter Jokowi Tak Dapat Mendarat di Sukajaya Bogor)

Sementara itu, Badan SAR Nasional (Basarnas) Jawa Barat menambah masa pencarian korban banjir bandang dan longsor di Sukajaya, Kabupaten Bogor, selama tiga hari ke depan. Area pencarian korban diperluas dengan menyebar tiga tim, masing-masing mengerahkan tiga anjing pelacak K9.

Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Basarnas Jawa Barat, Deden Ridwansyah, menjelaskan, penambahan masa pencarian korban ditetapkan atas keinginan keluarga korban. "Permintaan dari keluarga korban, juga menunggu informasi dari desa-desa lain jika masih membutuhkan evakuasi dan pencarian korban, jika masih ada yang tertimbun," kata Deden.

Selama tujuh hari pencarian sebelumnya, kata dia, penggunaan alkon dan pencarian manual dengan menggali, membutuhkan proses yang cukup lama dan kurang maksimal. Ditambah dengan persediaan air yang terbatas. Oleh karenanya dibutuhkan bantuan alat berat. (Baca juga: 11 Desa di Kabupaten Bogor Terisolasi Akibat Jalan Tertimbun Tanah Longsor)

Untuk mempercepat pencarian korban, pihaknya saat ini sudah siap menurunkan dua unit excavator. Namun akses menuju lokasi kejadian tidak memungkinkan, karena terhalang dua gundukan longsoran. "Akses menuju lokasi kejadian harus terlebih dahulu dibersihkan," katanya.

Tim SAR gabungan hari ini dibagi menjadi tiga sektor untuk memperluas pencarian korban serta dibantu dengan tiga anjing pelacak dari K9 Ditsatwa Brimob Jabar. Namun pencarian hasilnya masih nihil.

Sementara, Ketua Tim Satgas Pembukaan Jalur Pasir Madang Balai VI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Suparman, mengatakan ada enam titik longsor di Pasir Madang yang sudah bisa diakses masyarakat.

"Saat ini beberapa jalan yang semula tertutup yang bisa dilewati sejak pagi. Kami terus berupaya agar longsor di titik lain juga bisa segera diselesaikan," ujarnya. (Baca juga: BNPB Minta BPBD Siaga Cuaca Ekstrem di Jabodetabek)

Untuk wilayah Pasir Madang, masih terdapat dua titik longsor yang perlu dibuka menggunakan alat berat. Hanya saja, tim menemui kendala karena cuaca tidak pasti. Dimana kadang tiba-tiba hujan, kadang tidak. Belum lagi timbunan longsor yang cukup panjang dan tebal.

"Ketebalan ada yang sampai 6,7 meter. Untuk panjang jalan yang tertutup bervariasi. Ada yang panjangnya 40 meter dan ada yang 60 meter. Ada juga longsoran terpanjang bisa sampai 150 meter dengan ketebalan 2-3 meter," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5794 seconds (0.1#10.140)