Hari Terakhir Pencarian, 3 Korban Tanah Longsor di Bogor Belum Ditemukan

Rabu, 08 Januari 2020 - 15:10 WIB
Hari Terakhir Pencarian, 3 Korban Tanah Longsor di Bogor Belum Ditemukan
Hari Terakhir Pencarian, 3 Korban Tanah Longsor di Bogor Belum Ditemukan
A A A
BOGOR - Genap sepekan bencana banjir bandang dan longsor yang menerjang Kabupaten Bogor, khususnya wilayah Bogor bagian Barat telah berlalu. Namun, masih ada tiga korban hilang akibat tertimbun longsor yakni Amri (60) Saroh (26) dan Cici (10) warga Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Sukajaya, Kabupaten Bogor, belum juga ada titik terang.

Tim Search And Rescue (SAR) gabungan juga telah dan masih terus berupaya mengerahkan seluruh tenaga, perlengkapan/peralatan, bahkan anjing pelacak di hari terakhir Rabu (08/01/2020) siang ini dalam melakukan pencarian terhadap tiga korban juga belum membuahkan hasil. Saat ini, pihak TNI AD dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) salah satu komponen SAR gabungan ini tengah berusaha membuka jalan agar dua unit ekskavator yang diturunkan ke lokasi dapat dengan mudah membantu proses pencarian.

"Belum, belum ditemukan. Saat ini tim dari Kopassus sedang membuka jalan agar backhoe bisa masuk ke lokasi longsor. Rencananya ada dua unit alat berat yang masuk untuk mempercepat pencarian," ungkap Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung, Rudi SE di lokasi kejadian, Rabu (08/01/2020).

Sebetulnya, sejak awal dua alat berat ini sangat dibutuhkan dalam proses pencarian karena ketebalan material longsor berkisar 3 meter. "Namun karena letak lokasi longsor jauh dari akses jalan, sehingga baru bisa diupayakan masuk hari ini," katanya.

Dia menuturkan, ada sejumlah kendala saat proses pencarian. Pertama, minimnya pasokan air ke lokasi longsor menjadi hambatan dalam proses pencarian dengan metode alkon. "Kita lihat sendiri, sumber atau mata air di lokasi sangat terbatas. Padahal, air sangat dibutuhkan dalam proses pencarian untuk menyemprot material longsor. Karena sejak hari pertama pencarian dilakukan menggunakan metode Alkon atau menyemprot lumpur dan tanah dengan pompa air," tuturnya.

Kemudian yang kedua, pihaknya juga mengalami kendala terkait material longsor yang memiliki kedalaman hingga 2 hingga 3 meter, ditambah kondisi cuaca tak menentu. "Yang jelas dengan kedalaman material longsor ada yang 2-3 meter ditambah medan yang berat untuk memasukan alat berat menjadi kendala tersendiri. Kalaupun ada alat berat selama ini digunakan untuk buka akses jalan menuju desa yang terisolir," paparnya.

Dia melanjutkan, proses pencarian hari ini yang mengerahkan 200 orang tim evakuasi terdiri dari Basarnas, Brimob hingga TNI plus 2 anjing K9 akan berakhir pada pukul 18.00 WIB. "Sesuai Standar Operational Procedure (SOP) hari ini merupakan hari ketujuh sebagai hari terakhir pencarian. Setelah ini kami akan evaluasi dan tunggu arahan lagi dari atasan," jelasnya.

Terpisah, ratusan masyarakat Kompleks Vila Nusa Indah I di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor yang rumahnya terendam banjir Rabu (01/01/2020) lalu mengeluhkan karena kondisi jalan masih banyak tertutup lumpur tebal dan sampah.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas, Puarman menjelaskan, masih cukup banyak sampah sisa banjir belum diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). "Hingga saat ini sampah dan lumpur juga masih tebal. Jadi belum sampai 50 persen kondisi infrastruktur dan rumah-rumah warga normal kembali," paparnya.

Sekadar diketahui, Kompleks Vila Nusa Indah I Desa Bojongkulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor merupakan terdampak banjir paling parah akibat meluapnya Kali Bekasi bersama dengan komplek Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi. Banjir merendam rumah penduduk hingga lima meter pada Rabu (01/01/2020) siang lalu. Banjir baru surut pada Kamis (02/01/2020) atau sehari berikutnya.

Ahmad (36), warga di Blok V Kompleks Vila Nusa Indah I, Bojongkulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor mengaku kebutuhan paling mendesak saat ini adalah normalisasi akses jalan yakni pembersihan lumpur dan pengangkutan sampah sisa banjir."Sejauh ini, belum ada instansi pemerintah membantu membersihkan apalagi mengangkat sampah dan lumpur di lingkungannya. Saya juga bingung kalau di blok lain sebagian sudah," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4772 seconds (0.1#10.140)