Pusat Layanan THT dengan Integrasi Hadir di Jakarta Timur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memperingati Hari Kesehatan Nasional, Hearing and Ear Surgery (HEarS) Centre Jakarta Timur memberikan layanan kesehatan pendengaran yang lebih holistik dan terintegrasi.
Layanan HEarS Centre ini mampu menjadikan pusat layanan kesehatan telinga dan pendengaran yang menggabungkan teknologi medis mutakhir dengan keahlian spesialis di bidang Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT).
Direktur RS Premier Jatinegara, dr Susan Ananda menjelaskan HEarS Centre didirikan sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak untuk mengatasi masalah ini melalui solusi terintegrasi.
"Ini menjadi solusi komprehensif yang memungkinkan pasien menjalani rangkaian layanan dari skrining, diagnosis, intervensi, hingga rehabilitasi di satu lokasi yang mudah diakses," terangnya, Rabu (13/11/2024).
Dia berharap langkah ini meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gangguan pendengaran dari berbagai usia.
Berdasarkan data dari Riskesdas 2018, prevalensi gangguan pendengaran di Indonesia adalah sekitar 6,1 persen dari total populasi, atau sekitar 15 juta orang.
Bahkan WHO juga menyebutkan bahwa Indonesia termasuk ke dalam 4 negara di Asia dengan angka masalah pendengaran yang tinggi.
Layanan HEarS Centre ini mampu menjadikan pusat layanan kesehatan telinga dan pendengaran yang menggabungkan teknologi medis mutakhir dengan keahlian spesialis di bidang Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT).
Direktur RS Premier Jatinegara, dr Susan Ananda menjelaskan HEarS Centre didirikan sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak untuk mengatasi masalah ini melalui solusi terintegrasi.
"Ini menjadi solusi komprehensif yang memungkinkan pasien menjalani rangkaian layanan dari skrining, diagnosis, intervensi, hingga rehabilitasi di satu lokasi yang mudah diakses," terangnya, Rabu (13/11/2024).
Dia berharap langkah ini meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gangguan pendengaran dari berbagai usia.
Berdasarkan data dari Riskesdas 2018, prevalensi gangguan pendengaran di Indonesia adalah sekitar 6,1 persen dari total populasi, atau sekitar 15 juta orang.
Bahkan WHO juga menyebutkan bahwa Indonesia termasuk ke dalam 4 negara di Asia dengan angka masalah pendengaran yang tinggi.