Sejumlah Titik Kemacetan yang Harus Jadi Perhatian 3 Cagub Jakarta

Rabu, 09 Oktober 2024 - 11:31 WIB
loading...
Sejumlah Titik Kemacetan...
Isu kemacetan selalu jadi bahan ketika debat Cagub-Cawagub di Pilkada Jakarta 2024 digelar. Lalu bagaimana sebenarnya potret kemacetan di Jakarta. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Isu kemacetan selalu jadi bahan ketika debat Cagub-Cawagub di Pilkada Jakarta 2024 digelar. Hal itu tak terkecuali pada gelaran tahun ini.

Lalu bagaimana sebenarnya potret kemacetan di Jakarta. Pantauan SINDOnews di beberapa ruas jalan arteri, terdapat kemacetan pada jam berangkat atau pulang kerja (baca pagi dan sore).

Contoh pantauan pada Rabu (9/10/2024) pagi, kemacetan terlihat di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur tepatnya di perlintasan depan Kantor Badan Narkotika (BNN). Perpindahan lajur bus Transjakarta dari jalur kiri ke kanan jadi salah satu pemicunya.

Di sana tampak ada sekitar lima sampai tujuh bus Transjakarta yang mengantre di sisi kiri jalan Halte BNN 1. Setelah menurunkan atau mengangkut penumpang di halte tersebut, bus Transjakarta nampak melaju ke jalurnya sisi kanan.



Tak hanya di kawasan tersebut, arus lalulintas sepanjang jalan MT Haryono hingga monumen Patung Dirgantara juga terbilang padat merayap. Beberapa titik kemacetan terlihat ketika petugas security mendahului kendaraan yang keluar dari perkantoran di sepanjang ruas jalan tersebut.

Sementara kemacetan juga terjadi di sekitaran Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Pantauan di lokasi pada pukul 08.34 WIB, kemacetan di jalur tersebut dimulai dari Kantor Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, hingga Stasiun Tanjung Barat atau sepanjang 600 meter.

Kepadatan kendaraan lebih parah terlihat di pertemuan jalur dari Jalan Lenteng Agung Raya dan Jalan Joe, Jagakarsa.

Kepadatan kendaraan terus terjadi hingga sekitar Stasiun Tanjung Barat. Berdasarkan pengamatan di lokasi, kepadatan disebabkan banyaknya transportasi umum yang berhenti di pinggir jalan untuk menaik-turunkan penumpang.

Di lokasi yang sama, terlihat juga Transjakarta yang berhenti di Halte Stasiun Tanjung Barat yang menambah kepadatan kendaraan. Setelah titik tersebut, arus lalu lintas terlihat kembali normal alias lancar.

Sedangkan pada jam pulang kerja, pemasangan serupa tampak di Jalan HR Rasuna Said-Mampang dan Jalan Dr Saharjo-Jalan Prof DR Soepomo-Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Berdasarkan pantauan di Jalan HR Rasuna Said pada sekira pukul 17.00 WIB hingga sekira pukul 19.00 WIB mengalami kemacetan di sejumlah titik, yaitu mulai dari sekitar jalan depan Epicentrum, Kolong Jalan Raya Casablanca, seberang Kantor Kemenkes, lalu Underpass Mampang, dan sekitar Kantor Imigrasi Jaksel hingga ke Pejaten Mall.

Kemudian di Jakarta Barat, wilayah Grogol, Jalan Daan Mogot, macet selalu terjadi di saat jam-jam sibuk. Kemacetan terjadi karena meningkatnya volume kendaraan pada jam pulang kantor. Ditambah lagi, banyaknya kendaraan yang berputar balik di sejumlah titik putar balik yang letaknya tak begitu jauh.

Selain itu, adanya pertemuan arus lalu lintas di sejumlah titik persimpangan jalan utama. Ada juga karena titik lampu merah yang lokasi pun tak berjauhan pula.

Di Jalan Prof DR Soepomo-Jalan Raya Pasar Minggu juga mengalami kemacetan, mulai dari Jalan Dr Saharjo, Kolong Jalan Casablanca, Pertigaan Jalan Tebet Raya, Traffic Light Pancoran, Traffic Light Kalibata, hingga ke Pasar Minggu.

Selain sejumlah hal di atas, kemacetan juga terjadi karena di kawasan tersebut terdapat proyek galian, baik itu untuk revitalisasi trotoar hingga penataan kabel utilitas.

Sebelumnya Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO) berencana membuat inovasi untuk mengatasi kemacetan Jakarta.

"Kita mungkin akan coba berinovasi membuat perahu melintasi 13 sungai di Jakarta. Kemudian juga perluasan yang namanya flyover masih dibutuhkan secara reality ya," tutur Kang Emil, dalam debat perdana Pilkada 2024, Minggu (6/10/2024).

Cagub Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung menegaskan, Transjakarta tidak cukup dalam upaya mengatasi kemacetan di Jakarta. Menurutnya diperlukan Transjabodetabek untuk mengatasi permasalahan dari wilayah aglomerasi atau penyangga Jakarta.

"Transjakarta tak cukup mengatasi menyelesaikan persoalan macet di Jakarta, aglomerasi telah ada. Maka yang harus dilakukan adalah TransJabodetabek," katanya.

Sementara paslon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardhana membeberkan strategi mengatasi persoalan kemacetan sekaligus banjir di Jakarta.

Strategi mengatasi banjir dan macet Jakarta dari paslon nomor urut 2 ini masih tertuang dalam visi-misi. Namun begitu, Dharma Pongrekun menyebut, perlunya inovasi perbaikan desain tata ruang Jakarta sebagai kota global untuk mengatasi kemacetan.

Pendekatan tersebut bisa dilakukan melalui arus penelitian dan pengembangan terlebih dahulu. "Inovasi perbaikan, desain, tata kita untuk mengatasi kemacetan melalui arus utama penelitian dan pemberdayaan pengembangan," ujar Dharma dalam paparan debat perdana.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0965 seconds (0.1#10.140)