Merambah Perkotaan, Pedagang Mainan Punya Harapan soal Digitalisasi Pembayaran

Kamis, 15 Agustus 2024 - 17:16 WIB
loading...
Merambah Perkotaan,...
Saat ini pengusaha mainan yang tersebar di kota-kota besar hingga daerah, sudah menggunakan pembayaran digital seperti Qris dan sudah mencapai 70 persen. Foto/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Saat ini pengusaha mainan yang tersebar di kota-kota besar hingga daerah di Tanah Air, sudah menggunakan pembayaran digital seperti Qris dan sudah mencapai 70 persen. Hal ini dikatakan oleh Ketua Asosiasi Mainan Indonesia, Sutjiadi Lukas.

"Bagi pengusaha mainan penggunaan Qris sudah jadi kebutuhan. Di Bawah asosiasi kami sudah mencapai 70 persen pakai pembayaran digital. Karena ini menguntungkan tak hanya buat penjual, tapi pembeli juga yang tak perlu banyak bawa uang lagi kalau belanja," kata Sutjiadi, Kamis (15/8/2024).

Kendati demikian, Sutjiadi juga mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapkan penjual mainan di Indonesia terkait Qris. Salah satunya soal jaringan telekomunikasi atau internet terutama di daerah.

Ia juga mengungkapkan soal penjual di Bawah asosiasinya yang mengalami penipuan dari pembeli yang mengklaim sudah melakukan pembayaran namun kenyataannya belum masuk ke rekening penjual.

"Saya dapat informasi ada modus penipuan dari pembeli yang mengklaim sudah membayar pakai Qris. Tapi ada juga yang mengeluhkan salah satu penyebabnya adalah jaringan internet," katanya.
Merambah Perkotaan, Pedagang Mainan Punya Harapan soal Digitalisasi Pembayaran

Selain itu, Ia juga mengungkapkan adanya penjual mainan yang masih menganggap kalau penggunaan Qris yang merupakan produk bank itu adalah haram. Tak hanya itu, ada juga penjual mainan yang mengeluhkan adanya pemotongan atau charge yang dibebankan kalau menggunakan Qris.

Atas dasar itu, ia menyarankan, agar pemerintah dan perbankan melakukan aturan yang lebih simpel dan bisa meniru China dalam hal pembayaran digital.

Sutjiadi membagikan pengalamannya saat bertransaksi dengan pembayaran digital di China yang gratis tanpa biaya dan lebih tegas aturannya.

"Kalau di China semua penjual dan pembeli sudah lebih nyaman pakai Alipay atau WeChat Pay karena aturan pemerintahnya uang tunai sudah tak berlaku lagi. Jadi bisa tiru China, buat saja aturan tegas yang membuat semua orang menggunakan pembayaran digital," katanya.

Di tempat terpisah, Indra, praktisi dan juga direktur utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), perusahaan penyedia jasa teknologi digital menyakini pemerintahan selanjutnya akan memprioritaskan kemudahan jaringan internet ke seluruh daerah di Indonesia.

"Pemerintahan sekarang sebenarnya sudah on the track, terbukti peningkatan jumlah transaksi digital terus mengalami peningkatan di seluruh Indonesia. Saya menyakini pemerintahan selanjutnya akan menjadikan kemudahan internet di seluruh daerah sebagai salah satu prioritas utama kebijakannya," ujarnya,
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1587 seconds (0.1#10.140)