Tersangka Judi Online di Jakbar Lulusan SMA dan Belajar Peretasan secara Autodidak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Polres Metro Jakarta Barat membongkar sindikat judi online di apartemen kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Para tersangka rata-rata jebolan SMA dan belajar meretas website secara autodidak.
“Ada yang belajar secara autodidak,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol M Syahduddi, Minggu (14/7/2024).
Mereka memiliki latar belakang SMA atau sekolah kejuruan dan sarjana Teknik Informatika. “Tidak ada pelajar. Rata-rata backgroundnya pendidikan SMA atau kejuruan. Ada juga yang kuliah mendapat gelar S1 jurusan Teknik Informatika,” ujarnya.
Para pelaku juga memiliki latar belakang yang sebelumnya pernah bekerja di beberapa pengelola situs judi online.
Syahduddi menuturkan para pelaku berhasil meretas 855 website yang di antaranya 500 website milik pemerintah daerah.
“Berdasarkan pengakuan para pelaku, terdapat 855 website yang berhasil diretas dan dilakukan tindakan defacing dengan perincian 500 website milik instansi pemerintah daerah dengan URL go.id dan 355 website dengan URL ac.id,” katanya.
Untuk mengoptimalisasi kualitas tampilan website yang sudah di-defacing, para pelaku melakukan Search Engine Optimazation (SEO).
“Diharapkan tampilan website muncul di halaman pertama mesin pencari Google. Ketika dia muncul di halaman pertama Google, maka itulah yang paling sering dicari oleh para pemain-pemain judi online,” katanya.
Setelah itu, mereka menyewakan alamat situs kepada pemain judi online yang berada di Kamboja. “Dari hasil penyewaan tersebut, nilainya bervariasi tergantung seberapa banyak situs dikunjungi ataupun dimainkan oleh pemain judi online. Kisarannya Rp3 juta sampai Rp20 juta per harinya per situs yang disewakan,” ujar Syahduddi.
Lihat Juga: Cilincing Wilayah Tertinggi Kasus Transaksi Judi Online, RK: Sejahtera Tidak Bisa Lewat Perjudian
“Ada yang belajar secara autodidak,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol M Syahduddi, Minggu (14/7/2024).
Mereka memiliki latar belakang SMA atau sekolah kejuruan dan sarjana Teknik Informatika. “Tidak ada pelajar. Rata-rata backgroundnya pendidikan SMA atau kejuruan. Ada juga yang kuliah mendapat gelar S1 jurusan Teknik Informatika,” ujarnya.
Para pelaku juga memiliki latar belakang yang sebelumnya pernah bekerja di beberapa pengelola situs judi online.
Syahduddi menuturkan para pelaku berhasil meretas 855 website yang di antaranya 500 website milik pemerintah daerah.
“Berdasarkan pengakuan para pelaku, terdapat 855 website yang berhasil diretas dan dilakukan tindakan defacing dengan perincian 500 website milik instansi pemerintah daerah dengan URL go.id dan 355 website dengan URL ac.id,” katanya.
Untuk mengoptimalisasi kualitas tampilan website yang sudah di-defacing, para pelaku melakukan Search Engine Optimazation (SEO).
“Diharapkan tampilan website muncul di halaman pertama mesin pencari Google. Ketika dia muncul di halaman pertama Google, maka itulah yang paling sering dicari oleh para pemain-pemain judi online,” katanya.
Setelah itu, mereka menyewakan alamat situs kepada pemain judi online yang berada di Kamboja. “Dari hasil penyewaan tersebut, nilainya bervariasi tergantung seberapa banyak situs dikunjungi ataupun dimainkan oleh pemain judi online. Kisarannya Rp3 juta sampai Rp20 juta per harinya per situs yang disewakan,” ujar Syahduddi.
Lihat Juga: Cilincing Wilayah Tertinggi Kasus Transaksi Judi Online, RK: Sejahtera Tidak Bisa Lewat Perjudian
(jon)