Soal Akses Skybridge Tanah Abang, Sekda DKI: PT KAI Kok Begitu
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI menegaskan pembangunan jembatan multiguna atau skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, telah melalui kajian yang matang. Kendala belum terkoneksinya skybridge dengan stasiun kereta api Tanah Abang diakibatkan kepentingan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Sekertaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah, mengatakan, pembangunan skybridge dilakukan berdasarkan penelitian dan kajian di lapangan. Seharusnya, PT KAI membuka aksesnya terhubung dengan skybdrige apabila tujuanya untuk melayani masyarakat.
"PT KAI ini hadir untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Enggak benar kalau PT KAI mempertahankan 'ini punya saya' gitu. Ini sudah zaman kayak begini kok saya, punya siapa, punya rakyat. Semuanya punya rakyat," kata Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Menurut Saefullah, kebijakan yang paling baik adalah melihat kondisi di lapangan. Skybridge hadir dalam rangka mengeksekusi hasil penelitian dan kajian yang terbaik untuk melayani masyarakat pengguna transportasi kereta, khususnya yang menuju kawasan pasar Tanah Abang.
Saefullah berjanji akan terus berkordinasi dengan PT KAI agar membuka akses pintu stasiun terhubung dengan skybdrige. Terpenting, PT KAI harus melihat kondisi lapangan.
"Kondisi lapangan itu, mobilisasi warga tuh seperti apa di lapangan. Kalau minatnya ke situ ya kita harus kasih jalan ke situ. Ini bukan soal kekuasaan, bukan, kita ini pemerintah pusat, pemerintah daerah, PT KAI ini hadir untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat," tegasnya.
Direktur Utama PD Sarana Jaya, Yoori Pinotan menuturkan, sejak awal perencanaan dan pembangunan Skybridge, pihaknya selalu melibatkan pihak internal PT KAI. Bahkan, secara prinsip mereka sudah mengatakan sangat mendukung pembangunan Skybdrige. Namun, masalahnya saat ini belum ada akses langsung ke skybdrige dan tinggal menunggu penyelesain pembangunan saja.
"Ya PT KAI minta dibangunkan toilet agar pedagang tidak menggunakan toilet milik stasiun. Kita akan bangun di halte," ungkapnya. (Baca juga: Belum Terkoneksi Stasiun, Ratusan Kios di Skybridge Terancam Mangkrak)
Yoori menyebut, pembangunan skybdrige akan rampung pada 24 November mendatang. Di menampik apabila pembangunan skybridge dikatakan tidak melalui kajian. Perubahan dan keterlambatan pembangunan lebih disebabkan penyesuaian di lapangan.
Artinya, kata Yoori, pembangunan skybdrige harus menyesuaikan kendala-kendala dan fasilitas kebutuhan yang ada di lapangan. "Baru 3 bulanan tapi bangunan sudah kaya begitu. Tanya saja sama orang ahli teknis, 3 bulan cepet enggak. itu sudah ada analisanya, kajiannya, cumaa dalam perjalanannya kan ada perkembangan yang harus kami sesuaikan," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menilai kegaduhan yang terjadi di Tanah Abang akibat tidak adanya perencanaan yang matang dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menata kawasan Tanah Abang.
"Skybridge itu proses pembangunannya ujug-ujug kan, tidak melalui perencanaan, tidak melalui kajian matang sehingga akhirnya seperti itu. Jadi suatu pembangunan yang tidak dilakukan dengan perencanaan baik, kajian yang matang, hasilnya seperti itu (berantakan)," tegasnya.
Sekertaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah, mengatakan, pembangunan skybridge dilakukan berdasarkan penelitian dan kajian di lapangan. Seharusnya, PT KAI membuka aksesnya terhubung dengan skybdrige apabila tujuanya untuk melayani masyarakat.
"PT KAI ini hadir untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Enggak benar kalau PT KAI mempertahankan 'ini punya saya' gitu. Ini sudah zaman kayak begini kok saya, punya siapa, punya rakyat. Semuanya punya rakyat," kata Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Menurut Saefullah, kebijakan yang paling baik adalah melihat kondisi di lapangan. Skybridge hadir dalam rangka mengeksekusi hasil penelitian dan kajian yang terbaik untuk melayani masyarakat pengguna transportasi kereta, khususnya yang menuju kawasan pasar Tanah Abang.
Saefullah berjanji akan terus berkordinasi dengan PT KAI agar membuka akses pintu stasiun terhubung dengan skybdrige. Terpenting, PT KAI harus melihat kondisi lapangan.
"Kondisi lapangan itu, mobilisasi warga tuh seperti apa di lapangan. Kalau minatnya ke situ ya kita harus kasih jalan ke situ. Ini bukan soal kekuasaan, bukan, kita ini pemerintah pusat, pemerintah daerah, PT KAI ini hadir untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat," tegasnya.
Direktur Utama PD Sarana Jaya, Yoori Pinotan menuturkan, sejak awal perencanaan dan pembangunan Skybridge, pihaknya selalu melibatkan pihak internal PT KAI. Bahkan, secara prinsip mereka sudah mengatakan sangat mendukung pembangunan Skybdrige. Namun, masalahnya saat ini belum ada akses langsung ke skybdrige dan tinggal menunggu penyelesain pembangunan saja.
"Ya PT KAI minta dibangunkan toilet agar pedagang tidak menggunakan toilet milik stasiun. Kita akan bangun di halte," ungkapnya. (Baca juga: Belum Terkoneksi Stasiun, Ratusan Kios di Skybridge Terancam Mangkrak)
Yoori menyebut, pembangunan skybdrige akan rampung pada 24 November mendatang. Di menampik apabila pembangunan skybridge dikatakan tidak melalui kajian. Perubahan dan keterlambatan pembangunan lebih disebabkan penyesuaian di lapangan.
Artinya, kata Yoori, pembangunan skybdrige harus menyesuaikan kendala-kendala dan fasilitas kebutuhan yang ada di lapangan. "Baru 3 bulanan tapi bangunan sudah kaya begitu. Tanya saja sama orang ahli teknis, 3 bulan cepet enggak. itu sudah ada analisanya, kajiannya, cumaa dalam perjalanannya kan ada perkembangan yang harus kami sesuaikan," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menilai kegaduhan yang terjadi di Tanah Abang akibat tidak adanya perencanaan yang matang dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menata kawasan Tanah Abang.
"Skybridge itu proses pembangunannya ujug-ujug kan, tidak melalui perencanaan, tidak melalui kajian matang sehingga akhirnya seperti itu. Jadi suatu pembangunan yang tidak dilakukan dengan perencanaan baik, kajian yang matang, hasilnya seperti itu (berantakan)," tegasnya.
(thm)