Ungkap Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen, Polisi Selidiki DNA hingga Forensik

Senin, 18 Maret 2024 - 16:01 WIB
loading...
Ungkap Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen, Polisi Selidiki DNA hingga Forensik
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengaku, masih menyelidiki tiga aspek terkait kasus bunuh diri empat orang satu keluarga yang lompat dari roof top Apartemen Teluk Intan. Foto/MPI/carlos roy fajarta
A A A
JAKARTA - Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengaku, masih menyelidiki tiga aspek terkait kasus bunuh diri empat orang satu keluarga yang lompat dari roof top Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Hal tersebut disampaikan Gidion usai melakukan ungkap kasus Operasi Pekat di Mapolres Metro Jakarta Utara pada Senin (18/3/2024).

"Untuk kasus di Penjaringan kita belum melakukan rilis karena kita belum menyampaikan finalnya, karena kita masih menunggu pemeriksaan dari ahli forensik berkaitan dengan DNA," ujar Gidion.



Sedangkan dua hal lain yang masih harus diselidiki kata Gidion yakni dari psikologi forensik dan kinetis. "Yang kedua berkaitan dengan psikologi forensik nya. Ketiga kemungkinan kita akan melakukan pemeriksaan terhadap ahli kinetis," jelas Gidion.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, sebanyak empat orang yang masih satu keluarga diketahui terjatuh atau melompat dari lantai 22 sebuah apartemen di Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024 sore.



Tubuh keempat orang tersebut terjatuh di lobby area parkir mobil Tower Topaz apartemen tersebut. "Empat mayat tersebut meninggal dunia akibat bunuh diri lompat dari lantai 22 apartemen Teluk Intan. Untuk penyebab bunuh diri tersebut belum diketahui," ujar Gidion, Sabtu 9 Maret 2024.

Empat orang yang meninggal itu terdiri dari dua orang laki-laki berinisial EA (50) dan JWA (13). Serta dua perempuan berinisial AIL dan JL (15).

Sementara itu, Kapolsek Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya mengungkapkan ada gelagat akan melakukan aksi bunuh diri dari empat orang yang masih satu keluarga.

Hal tersebut kata Agus terlihat dari gelagat tersebut terlihat dari kamera pengawas atau Closed Circuit Television (CCTV) yang ada di apartemen tersebut.

"Adegan seperti mencium kening, mengumpulkan semua handphone, hingga menuju roof top lantai 21 apartemen tersebut terekam CCTV," kata Ady Wijaya, Minggu, 10 Maret 2024.

Agus menjelaskan tidak ada saksi mata yang melihat keempat nya menaiki roof top apartemen tersebut.

"CCTV menunjukkan para korban ini datang bersama, naik lift bersama, di lift EA menciumi para korban lain, A mengumpulkan HP para korban di tasnya, sampai keluar lift bersama. Di atas roof top tidak ada saksi lain atau orang lain. Di sambung lagi CCTV terlihat jatuh bersamaan," jelas Ady Wijaya.

Meskipun demikian kondisi tangan terikat terekam kamera pengintai. "Fakta dari hasil rekaman CCTV demikian. Untuk kondisi mengikat tangan bersama terlihat dari post mortem jenazah saat sudah terjatuh di bawah," ucap.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1033 seconds (0.1#10.140)