Partai Perindo Soroti Menu Makanan Cegah Stunting di Depok
loading...
A
A
A
DEPOK - Partai Perindo menyoroti menu makanan yang disajikan untuk pencegahan stunting di Kota Depok yang viral dan menjadi sorotan warganet di media sosial. Menu yang diberikan Pemkot Depok tersebut menuai kekecewaan masyarakat lantaran hanya berisi tahu, sawi, dan daging olahan.
Juru Bicara Nasional Partai Perindo Ike Julies Tiati atau Ike Suharjo mengatakan, permasalahan stunting di Indonesia harus mendapat penanganan prioritas baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Bukan hanya memberikan penanganan kepada anak stunting, namun juga harus fokus pada pencegahan.
Sebab, pencegahan stunting harus dilakukan sejak 1.000 hari pertama kehidupan anak. "Artinya asupan gizi harus sudah diperhatikan sejak awal kehamilan. Dengan demikian, asupan makanan dan gizi kepada ibu hamil harus tercukupi," kata Ike kepada wartawan, Senin (20/11/2023).
Ike yang merupakan Caleg DPR RI Dapil Sumatera Selatan II ini menambahkan, pemerintah harus memastikan ibu-ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan asupan makanan yang bergizi. Jika asupan makanan dan gizi untuk ibu hamil tercukupi maka akan lahir bayi-bayi yang sehat dan kuat.
"Dalam upaya mewujudkan Indonesia unggul dan Indonesia Emas 2045, kita butuh anak-anak yang sehat dan kuat. Sehingga penanganan dan pencegahan stunting harus menjadi prioritas utama," jelas dia.
Karena itu, Ike mengatakan, meski anggaran untuk penanganan dan pencegahan stunting sangat besar, namun hal tersebut tidak menjadi soal karena merupakan investasi untuk masa depan Indonesia.
"Jika (masalah stunting) tidak segera diselesaikan, maka akan menjadi ancaman nyata bagi Indonesia. Indonesia Emas 2045 hanya akan menjadi impian dan harapan saja jika permasalahan stunting ini tidak segera diatasi," pungkasnya.
Diketahui, beberapa waktu lalu, viral di media sosial mengenai menu makanan untuk mencegah stunting di Kota Depok. Menu makanan ini mendapat sorotan warganet karena dinilai belum memenuhi standar gizi untuk pencegahan stunting. Padahal, anggaran pemberian makanan tambahan (PMT) pengentasan stunting di Depok mencapai hingga Rp4,4 miliar.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Mary Liziawati mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi PMT yang menggunakan anggaran APBD Perubahan senilai Rp4,4 miliar untuk 38 puskesmas tersebut.
"Satu dari 11 kecil tapi jadi ramai. Tadi kita sampaikan kita sudah evaluasi dan ada perbaikan, kalau ada permasalahan kita terus evaluasi. Yang tadi bermasalah tidak akan dipakai lagi, kita cari yang lain dan seterusnya, itu bagian dari evaluasi kita," ujar Mary dalam diskusi dengan wartawan di Kantor PWI Depok, Pancoran Mas, Rabu (15/11/2023).
Mary pun menegaskan bahwa porsi program PMT yakni enam hari kudapan dan satu hari makanan lengkap. Ia mengakui bahwa untuk program PMT di wilayah Kecamatan Tapos ada yang missed.
"Iya tadi sudah saya jelaskan enam hari pertama kudapan, hari ketujuh baru makanan lengkap. Tadi yang di Tapos sudah disampaikan ada missed," paparnya.
Dia menjelaskan bahwa alokasi Rp18 ribu per paket tersebut termasuk biaya pajak hingga kemasan yang dapat terus dipakai warga penerima manfaat PMT.
Juru Bicara Nasional Partai Perindo Ike Julies Tiati atau Ike Suharjo mengatakan, permasalahan stunting di Indonesia harus mendapat penanganan prioritas baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Bukan hanya memberikan penanganan kepada anak stunting, namun juga harus fokus pada pencegahan.
Sebab, pencegahan stunting harus dilakukan sejak 1.000 hari pertama kehidupan anak. "Artinya asupan gizi harus sudah diperhatikan sejak awal kehamilan. Dengan demikian, asupan makanan dan gizi kepada ibu hamil harus tercukupi," kata Ike kepada wartawan, Senin (20/11/2023).
Ike yang merupakan Caleg DPR RI Dapil Sumatera Selatan II ini menambahkan, pemerintah harus memastikan ibu-ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan asupan makanan yang bergizi. Jika asupan makanan dan gizi untuk ibu hamil tercukupi maka akan lahir bayi-bayi yang sehat dan kuat.
"Dalam upaya mewujudkan Indonesia unggul dan Indonesia Emas 2045, kita butuh anak-anak yang sehat dan kuat. Sehingga penanganan dan pencegahan stunting harus menjadi prioritas utama," jelas dia.
Karena itu, Ike mengatakan, meski anggaran untuk penanganan dan pencegahan stunting sangat besar, namun hal tersebut tidak menjadi soal karena merupakan investasi untuk masa depan Indonesia.
Baca Juga
"Jika (masalah stunting) tidak segera diselesaikan, maka akan menjadi ancaman nyata bagi Indonesia. Indonesia Emas 2045 hanya akan menjadi impian dan harapan saja jika permasalahan stunting ini tidak segera diatasi," pungkasnya.
Diketahui, beberapa waktu lalu, viral di media sosial mengenai menu makanan untuk mencegah stunting di Kota Depok. Menu makanan ini mendapat sorotan warganet karena dinilai belum memenuhi standar gizi untuk pencegahan stunting. Padahal, anggaran pemberian makanan tambahan (PMT) pengentasan stunting di Depok mencapai hingga Rp4,4 miliar.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Mary Liziawati mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi PMT yang menggunakan anggaran APBD Perubahan senilai Rp4,4 miliar untuk 38 puskesmas tersebut.
Baca Juga
"Satu dari 11 kecil tapi jadi ramai. Tadi kita sampaikan kita sudah evaluasi dan ada perbaikan, kalau ada permasalahan kita terus evaluasi. Yang tadi bermasalah tidak akan dipakai lagi, kita cari yang lain dan seterusnya, itu bagian dari evaluasi kita," ujar Mary dalam diskusi dengan wartawan di Kantor PWI Depok, Pancoran Mas, Rabu (15/11/2023).
Mary pun menegaskan bahwa porsi program PMT yakni enam hari kudapan dan satu hari makanan lengkap. Ia mengakui bahwa untuk program PMT di wilayah Kecamatan Tapos ada yang missed.
"Iya tadi sudah saya jelaskan enam hari pertama kudapan, hari ketujuh baru makanan lengkap. Tadi yang di Tapos sudah disampaikan ada missed," paparnya.
Dia menjelaskan bahwa alokasi Rp18 ribu per paket tersebut termasuk biaya pajak hingga kemasan yang dapat terus dipakai warga penerima manfaat PMT.
(rca)