Diterjang Banjir Bandang, Kegiatan Belajar SDN di Bogor Terganggu

BOGOR - Sepekan paska banjir bandang yang merusak sejumlah fasilitas umum seperti pemukiman, jembatan, dan sekolah di Desa Puraseda, Leuwiliang, Kabupaten Bogor hingga saat ini belum ada perhatian dari pemerintah setempat.

Akibatnya aktifitas warga terganggu, karena jembatan penghubung dari satu kampung ke kampung yang lain terputus. Bahkan 115 murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kampung Tengah, terpaksa harus menumpang ke SDN Puraseda 1.

Informasi dihimpun menyebutkan, hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor dalam sepekan ini membuat air sungai Cisarua meluap hingga menimbulkan banjir bandang.

Empat ruang kelas SDN Kampung Tengah yang lokasinya persis di bibir sungai mengalami kerusakan parah, atap dan dinding ambruk terbawa arus banjir.

Kepala SDN Kampung Tengah M Atori mengatakan sejak 2 Oktober aktifitas belajar mengajar di pindah ke SDN Puraseda. "Bahkan ujian tengah semester agar tetap berjalan kami terpaksa membagi peserta dalam 2 waktu. Untuk kelas I hingga III berlangsung pagi hari, sedangkan siangnya diikuti kelas IV hingga VI," katanya, Selasa (10/10/2017).

Meski dipaksakan digunakan di gedung yang terkena banjir bandang tetap tak membuat nyaman. Karena yang tersisa tinggal tiga ruang kelas rombongan belajar (rombel) saja yang layak pakai.

"Jadi selama ini, sebelum ada kebijakan untuk relokasi, kami mengungsi dulu ke SDN Puraseda, karena memang kondisinya tak memungkinkan lagi, bahkan terpaksa sebagian lagi ada yang belajar di musala dan pesantren yang ada di desa tetangga," katanya.

Berdasarkan informasi diperoleh banjir bandang di Desa Puraseda sudah lebih dari enam kali. Bahkan sebelumnya sempat merusak rumah warga dan jembatan desa, sehingga mengganggu aktivitas 44 kepala keluarga yang ada di Desa Puraseda.