DKI Dinilai Sulit Wujudkan Koridor 14-15 Bus Transjakarta

Minggu, 20 Agustus 2017 - 21:17 WIB
DKI Dinilai Sulit Wujudkan Koridor 14-15 Bus Transjakarta
DKI Dinilai Sulit Wujudkan Koridor 14-15 Bus Transjakarta
A A A
JAKARTA - Rencana pembangunan Koridor I4 (Manggarai-Kampus UI (Pasar Minggu)), dan Koridor 15 (Blok M-Kalimalang) bus Transjakarta kembali muncul setelah beroperasinya koridor 13 (Ciledug-Tendean). DKI disarankan mengubah manajemen transportasi ketimbang menyelesaikan janji dua koridor melayang tersebut.

Direktur Institut Studi Transportasi (Instrans) Dharmaningtyas mengatakan, untuk mengoptimalkan layanan bus Transjakarta memang harus ada pembangunan koridor 14-15 yang rencananya dibangun melayang. Namun, kondisi arus lalu lintas saat ini yang sudah semrawut dan banyaknya jalan melayang, pembangunan koridor 14-15 sebaiknya mengunakan jalur khusus sebidang dengan memperlebar bahu jalan.

"DKI lebih baik investasi kereta api untuk melayani warga dari selatan ke utara dan timur ke selatan. Jalur bus transjakarta yang dibuat sebidang jalan nantinya akan semakin efektif dengan investasi tersebut dan kemacetan akan terurai," kata Tyas saat dihubungi, Minggu (20/8/2017).

Tyas menjelaskan, investasi DKI ke BUMN PT Kereta Api Indonesia (KAI) atau Kereta Api Commuter. Jabodetabek (KCJ) sangat memungkinkan. Dengan investasi tersebut, DKI bisa berperan melayani warganya yang hendak bermobilitas di Jakarta.

Misalnya saja dalam melayani warga Lenteng Agung atau Kampus UI. Menurut Tyas, dengan investasi tersebut, DKI dapat membuat perjalanan awal kereta api dari Lenteng Agung atau UI sekalipun. Apalagi selama ini minat warga yang tinggi untuk mengunakan kereta api di kawasan tersebut terhalang oleh penuhnya penumpang kereta dari asal perjalanan, Bogor, Jawa Barat.

"Selama ini warga enggan naik kereta api di kawasan Lenteng Agung itu akibat keretanya sudah penuh penumpang dari Bogor. Nah, kalau ada pemberangkatan akan menjadi daya tarik, dibuat juga park and ride," ungkapnya.

Selain itu, Tyas juga menyarankan DKI untuk mengevaluasi direksi PT Transportasi Jakarta. Dia menilai direksi PT Transportasi Jakarta tidak mengerti mengelola transportasi dalam mengedepankan layanan masyarakat. Hal itu diketahui ketika dirinya ikut dalam peresmian operasional koridor 13 pada 16 Agustus lalu.

"Hal yang sangat bisa dilakukan dalam waktu dekat ini ya menganti direksi PT Transportasi Jakarta. Kalau sudah diganti baru bisa berbicara soal manajemen transportasi," ucapnya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah menuturkan, pembangunan koridor 14-15 tetap akan dibangun. Bisa melayang ataupun sebidang. Saat ini pihaknya masih mengkaji rencana yang sudah digaungkan sejak lama.

Andri menjelaskan, kondisi lalu lintas dan pembangunan di Jakarta saat ini belum memungkinkan untuk dapat dibangun dua koridor pelengkap trase bus Transjakarta. Sebab, selain banyaknya pembangunan seperti pengerjaan Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), Jalan Layang Non Tol (JLNT) Bekasi Cawang Kalimalang-Kampung Melayu (Becakayu) dan jalan layang atau underpass, pembangunan di sepanjang trase koridor 14-15 sudah banyak perubahan.

"Kalau Kalimalang-Blok M kan ada Becakayu, Manggarai-Pasar Minggu juga ada underpass Pancoran. Nah lagi dikaji dulu apakah tetap seperti itu jalurnya. Kajiannya dulu memang melayang. Konsepnya sejak lama sudah ada, eksekusinya sekarang harus dikaji dulu," ungkapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4179 seconds (0.1#10.140)