Usai Lebaran, Potensi Kerawanan Sosial di Bekasi Meningkat

Rabu, 12 Juli 2017 - 04:13 WIB
Usai Lebaran, Potensi Kerawanan Sosial di Bekasi Meningkat
Usai Lebaran, Potensi Kerawanan Sosial di Bekasi Meningkat
A A A
BEKASI - Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan di lingkungannya usai Lebaran. Tingginya tingkat urbanisasi dikhawatirkan memicu persoalan baru seperti perselisihan di masyarakat dan juga gerakan radikalisme yang berpotensi terjadi.

”Potensi kerawanan kerap meningkat setelah Lebaran,” kata Kepala Badan Kesatuan Kebangsaan dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bekasi Ahmad Kosasih, Selasa, 11 Juli 2017 kemarin. Menurut dia, banyaknya warga pendatang baru menjadi salah satu faktor meningkatnya angka kerawanan hingga memicu persoalan.

Persoalan tersebut antara lain, perbedaan keseharian antara masyarakat di daerah dan perkotaan hingga keragamanan budaya. Selain itu, kerawanan lainnya yakni gerakan radikalisme yang menyusup di antara ribuan warga pendatang.”Masalah kriminalitas dan terorisme,” ungkapnya.

Kosasih menjelaskan, kerawanan di masyarakat Bekasi sangat mungkin terjadi mengingat penduduknya heterogen. Luasnya kawasan industri membuat masyarakat dari berbagai daerah datang untuk mengadu nasib. Sehingga terdapat suku bangsa berbeda-beda yang tinggal di Bekasi.

Selain keberagaman warga lokal, lanjut dia, kawasan industri pun menarik warga negara asing yang turut bekerja. Selain persoalan kependudukan yang heterogen, faktor pemicu potensi kerawanan juga karena letak Kabupaten Bekasi sangat dekat dengan Jakarta.

Bahkan, lanjut dia, kerawanan itu telah dibuktikan dengan tertangkapnya sejumlah terduga teroris saat bersembunyi di Kabupaten Bekasi. Sejak akhir 2016 hingga 2017 ini tercatat seebanyak empat peristiwa penangkapan teroris di Kabupaten Bekasi.

Kosasih mengungkapkan, berdasarkan hasil pemetaan, potensi kerawanan banyak terdapat di wilayah perbatasan. Tidaknya di daerah padat penduduk, kerawanan terjadi di lokasi yang terbilang jauh dari perkotaan. Jika di perkotaan potensi yang terjadi seputar perselisihan warga.

Namun di daerah pedesaan justru kerap ditemukan gerakan yang berpotensi radikalisme.”Ada beberapa kecamatan yang dianggap rawan disusupi gerakan radikal, terutama kecamatan di perbatasan dan jauh dari keramaian kota. Seperti Setu, Kedungwaringin dan beberapa kecamatan lainnya,” jelasnya.

Sementara kewaspadaan dilakukan Polres Metro Bekasi. Tidak hanya persoalan potensi kerawanan di masyarakat serta gerakan radikalisme, peningkatan kewaspadaan pun dilakukan pada kasus kriminalitas. ”Kejahatan memang kerap meningkat setelah Lebaran,” kata Kapolrestro Bekasi Kombes Pol Asep Adi Saputra.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5034 seconds (0.1#10.140)