Warga Tambun Selatan Tolak Pembongkaran Dua Jembatan untuk Depo LRT Jabodebek

Senin, 24 Agustus 2020 - 13:15 WIB
loading...
Warga Tambun Selatan Tolak Pembongkaran Dua Jembatan untuk Depo LRT Jabodebek
Warga Kelurahan Jatimulya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, menolak pembongkaran jembatan yang hendak dijadikan Depo LRT Jabodebek.Foto/SINDOnews/Abdullah M Surjaya
A A A
BEKASI - Ratusan warga Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi , menolak rencana penutupan dan pembongkaran Jembatan Dua Over Pass KM 13+800 di atas tol Jakarta Cikampek untuk Depo LRT Jabodebek . Jembatan itu merupakan akses jalan utama warga Jatimulya ke Jalan Kalimalang.

Spanduk pemberitahuan penutupan permanen akses jalan jembatan telah terpasang, terhitung mulai 3 September 2020 mendatang. Namun, warga Jatimulya hingga pemerintah setempat tidak pernah diberitahukan akan adanya pembongkaran dua jembatan tersebut, hingga warga melakukan penolakan keras.

Dua jembatan tersebut rencananya bakal dibongkar untuk membangun depo transportasi LRT (Light Rail Transit) di area tersebut."Kami warga Jatimulya menolak jika dua jembatan itu dibongkar, karena itu akses utama warga Jatimulya," kata Machfudin Latif, perwakilan warga kepada SINDOnews, Senin (24/8).

Penolakan itu bahkan sempat disampaikan warga saat mengikuti rapat bersama warga, tokoh masyarakat, pemerintah setempat, dan seharusnya dihadiri pula oleh perwakilan pihak pelaksana pembangunan proyek LRT di Aula Kantor Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Hasil rapat tersebut menyebutkan, semua warga Jatimulya menolak penutupan akses jembatan penyeberangan tol disekitar proyek pembangunan LRT, secara permanen yang menghubungkan jalan warga Jatimulya wilayah Utara dan wilayah Selatan tepatnya di overpass KM 18+800 yang berada di atas tol Jakarta-Cikampek.

Apalagi, kata dia, dalam kegiatan rapat yang digelar tanpa adanya perwakilan dari pihak pelaksana pembangunan. Sehingga, warga menuding pihak terkait tidak menghormati pemerintah setempat."Kami menolak secara tegas, karena itu akses kami menuju jalan raya, apalagi ini akses ketika banjir menerjang," tegasnya. (Baca: Tak Kenakan Masker, Puluhan Orang Terjaring Razia di Kembangan)
Senada dengan Latief, warga lainya yang bernama Hasan menjelaskan, Jembatan 2 Over Pass tersebut merupakan akses penting dan fundamental mengingat kedua jalan utama yang lain kerap kali diterjang banjir dengan ketinggian yang luar biasa, hanya jembatan inilah nafas panjang warga Jatimulya dalam menjalani aktivitas.

"Sebentara lagi mau musim hujan, kalau wilayah Jatimulya banjir sudah pasti akses keluar melalui dua jembatan ini. Jika dibongkar, nanti warga Jatimulya jadi terisolir dan tidak bisa kemana - mana," katanya. Untuk itu, dia meminta PT Adhi Karya untuk mengurungkan niatnya membongkar dua jembatan ini.

Lurah Jatimulya, Charles Mardianus menegaskan, pemerintah telah menyepakati dengan warga untuk menolak penutupan jembatan yang merupakan akses jalan jalur utama warganya tersebut."Semua warga Jatimulya menolak, dan pelaksana LRT agar mencarikan solusi lainya," katanya singkat.
(hab)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2307 seconds (0.1#10.140)