Warga Bekasi Krisis Air Bersih, Partai Perindo Minta Pabrik Pencemar Sungai Cileungsi Ditindak Tegas

Jum'at, 22 September 2023 - 19:59 WIB
loading...
Warga Bekasi Krisis Air Bersih, Partai Perindo Minta Pabrik Pencemar Sungai Cileungsi Ditindak Tegas
Juru Bicara Nasional Partai Perindo Yerry Tawalujan turut prihatin terkait keluhan warga Bekasi yang kesulitan air bersih akibat terhentinya produksi air PDAM. Foto: MPI/Dok
A A A
BEKASI - Juru Bicara Nasional Partai Perindo Yerry Tawalujan turut prihatin terkait keluhan warga Bekasi yang kesulitan air bersih akibat terhentinya produksi air PDAM. Hal ini akibat tercemarnya Sungai Cileungsi dan Sungai Bekasi dari limbah pabrik.

Untuk itu, Yerry mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Pemkot Bekasi dan Pemkab Bekasi, segera turun tangan mengatasi krisis air bersih di wilayahnya.

"Utamakan pelayanan untuk memenuhi kepentingan warga. Apalagi ini soal air bersih, kebutuhan vital rakyat," ujar Yerry kepada wartawan, Jumat (22/9/2023).

Berdasarkan informasi yang diterima, terdapattiga pabrik yang diduga menjadi penyebab krisis air, karena membuang limbah pabrik ke Sungai Cileungsi dan ikut mencemari Sungai Bekasi.

Akibatnya, air dari dua sungai tersebut menjadi hitam pekat dan berbau. Sehingga tidak dapat dipakai PDAM untuk diolah sebagai air bersih.

"Kami mendorong Pemerintah Jawa Barat khususnya Dinas Lingkungan Hidup untuk menertibkantiga pabrik yang diduga mencemari Sungai Cileungsi. Kalau perlu tutup saja tiga pabrik itu untuk sementara, sampai mereka dapat mencari solusi untuk tidak lagi membuang limbah ke sungai," desak Yerry.



Terkait dengan krisis air dialami warga Bekasi, Yerry yang juga merupakan Bacaleg DPR RI Partai Perindo Dapil Sulawesi Utara itu, meminta PDAM untuk memperbanyak pasokan truk-truk tangki air bersih yang dikirim ke permukiman warga untuk mendistribusikan air bersih.

"Kami mendorong untuk memperbanyak suplai air bersih ke pemukiman warga. Kasihan warga Bekasi yang kesulitan air bersih. Gara-gara pabrik buang limbah ke sungai, puluhan ribu warga menderita. Itu tidak adil," tegas Yerry.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0947 seconds (0.1#10.140)