Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Anies-Sandi Diharapkan Bawa Angin Segar Dunia Usaha
Anies-Sandi Diharapkan Bawa Angin Segar Dunia Usaha
A
A
A
JAKARTA - Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta menggelar Rapat Kerja (Raker) III di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (25/4). Dalam rapat kerja tersebut, Kadin berharap agar Gubernur baru dapat meningkatkan dunia usaha.
Ketua Kadin DKI Jakarta Eddy Kuntadi mengatakan, dari sekitar 13 ribu usaha yang tergabung dalam Kadin, 3 ribu di antaranya mengalami kematian pada 2016. Mereka adalah Usaha Kecil menengah (UKM) yang tidak mampu mengikuti proyek lelang konsolidasi.
Untuk itu, kata dia, ribuan pengusaha yang tergabung dalam Kadin DKI Jakarta mengharapkan kehadiran guitar baru nanti akan membawa angin segar dalam dunia usaha.
Kepemimpinan Anies-Sandi harus bisa memulihkan para pengusaha kontruksi yang memprihatinkan karena tak bisa ikut lelang proyek milik pemerintah.
"Ribuan usaha yang bertumbangan pada tahun lalu, dikarenakan mereka tidak bisa mengikuti proses lelang yang dikemas dalam paket glondongan. Mereka tak punya modal untuk mengerjakan proyek yang nilainya terlalu besar," kata Eddy kuntadi saat membuka acara Rapat Kerja III yang digelar Badan Sertifikasi Kadin DKI di The Sheraton Media, Jakarta Pusat, Selasa (25/4).
Eddy menjelaskan, lelang konsolidasi yang dilakukan Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak melibatkan Kadin, khususnya ketika akan mengeluarkan kebijakan soal UMKM maupun industri usaha. Padahal, Kadin merupakkan sebagai salah satu bagian stake holder yang seharusnya dilibatkan dalam pembahasan menyangkut dunia usaha.
Untuk itu, lanjut Eddy, pihaknya meminta aturan lelang konsolidasi dapat disesuaikan dengan UKM oleh Anies-Sandi ketika memimpin Jakarta Oktober mendatang. Sehingga, pelaku usaha kecil dapat meningkat.
"Kami sangat berharap pada pasangan Anies-Sandi dapat meninjau kembali pelaksanaan lelang sebelumnya," ungkap Eddy di dampingi wakilnya Sarman Simanjorang.
Kegiatan raker diikuti oleh ratusan undangan, jajaran Badan Sertifikasi Kadin DKI Jakarta. Raker ini membahas hasil kerja tahun 2016 dan merencanakan program kerja 2017.
Ketua Kadin DKI Jakarta Eddy Kuntadi mengatakan, dari sekitar 13 ribu usaha yang tergabung dalam Kadin, 3 ribu di antaranya mengalami kematian pada 2016. Mereka adalah Usaha Kecil menengah (UKM) yang tidak mampu mengikuti proyek lelang konsolidasi.
Untuk itu, kata dia, ribuan pengusaha yang tergabung dalam Kadin DKI Jakarta mengharapkan kehadiran guitar baru nanti akan membawa angin segar dalam dunia usaha.
Kepemimpinan Anies-Sandi harus bisa memulihkan para pengusaha kontruksi yang memprihatinkan karena tak bisa ikut lelang proyek milik pemerintah.
"Ribuan usaha yang bertumbangan pada tahun lalu, dikarenakan mereka tidak bisa mengikuti proses lelang yang dikemas dalam paket glondongan. Mereka tak punya modal untuk mengerjakan proyek yang nilainya terlalu besar," kata Eddy kuntadi saat membuka acara Rapat Kerja III yang digelar Badan Sertifikasi Kadin DKI di The Sheraton Media, Jakarta Pusat, Selasa (25/4).
Eddy menjelaskan, lelang konsolidasi yang dilakukan Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak melibatkan Kadin, khususnya ketika akan mengeluarkan kebijakan soal UMKM maupun industri usaha. Padahal, Kadin merupakkan sebagai salah satu bagian stake holder yang seharusnya dilibatkan dalam pembahasan menyangkut dunia usaha.
Untuk itu, lanjut Eddy, pihaknya meminta aturan lelang konsolidasi dapat disesuaikan dengan UKM oleh Anies-Sandi ketika memimpin Jakarta Oktober mendatang. Sehingga, pelaku usaha kecil dapat meningkat.
"Kami sangat berharap pada pasangan Anies-Sandi dapat meninjau kembali pelaksanaan lelang sebelumnya," ungkap Eddy di dampingi wakilnya Sarman Simanjorang.
Kegiatan raker diikuti oleh ratusan undangan, jajaran Badan Sertifikasi Kadin DKI Jakarta. Raker ini membahas hasil kerja tahun 2016 dan merencanakan program kerja 2017.
(pur)
Explore More