Suami Bunuh Istri di Bekasi, Ibu Korban Minta Pelaku Dihukum Berat: Kalau Bisa Ditembak Mati
loading...
A
A
A
BEKASI - Pembunuhan yang dilakukan Nando Kusuma Wardana (25) terhadap istrinya, Mega Suryani Dewi di rumah kontrakan Jalan Cikedokan, Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Mereka berharap pelaku dihukum seberat-beratnya.
"Dihukum seberat-beratnya, kalau bisa ditembak mati," kata ibu kandung korban, Linda (52) di Desa Tridayasakti, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (13/9/2023).
Sebagai ibu kandung, Linda ikut merasakan sakitnya penganiayaan yang menimpa anaknya. Apalagi peristiwa ini juga berdampak kepada dua cucunya yang kehilangan orang tua.
"Kata Pak Polisi, anak saya (korban) diituin (disayat lehernya) masih sadar, enggak pingsan, itu betapa sakitnya. Saya bayangin, anak saya udah nggak berdaya terus digituin, pokoknya saya udah enggak mau lihat dan dengar dia (pelaku) lagi lah," kata Linda sambil menitikan air mata.
Linda menceritakan, keseharian korban bekerja di perusahaan kosmetik di Jakarta. Sedangkan pelaku bekerja di pabrik di Kawasan Industri MM2100. Namun, jika dibandingkan penghasilan Mega lebih besar daripada penghasilan Nando.
"Dia (pelaku) juga kerja, tapi saya enggak tahu di mananya, ya mungkin penghasilannya kurang makanya dia ojek online juga, kalau anak saya (korban) lumayan penghasilannya," tuturnya.
Linda menuturkan, selain dari sisi penghasilan kurang, pelaku juga diketahui banyak memiliki utang. Persoalan itu terkadang menjadi pemicu pelaku melakukan kekerasan terhadap korban.
"Jadi ada saksi yang pernah dengar MSD bilang ke pelaku 'gue capek bayarin utang lu terus', setelah itu ada kedengeran suara benturan di tembok, tapi enggak tahu itu suara apaan," tuturnya.
"Dihukum seberat-beratnya, kalau bisa ditembak mati," kata ibu kandung korban, Linda (52) di Desa Tridayasakti, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (13/9/2023).
Sebagai ibu kandung, Linda ikut merasakan sakitnya penganiayaan yang menimpa anaknya. Apalagi peristiwa ini juga berdampak kepada dua cucunya yang kehilangan orang tua.
"Kata Pak Polisi, anak saya (korban) diituin (disayat lehernya) masih sadar, enggak pingsan, itu betapa sakitnya. Saya bayangin, anak saya udah nggak berdaya terus digituin, pokoknya saya udah enggak mau lihat dan dengar dia (pelaku) lagi lah," kata Linda sambil menitikan air mata.
Linda menceritakan, keseharian korban bekerja di perusahaan kosmetik di Jakarta. Sedangkan pelaku bekerja di pabrik di Kawasan Industri MM2100. Namun, jika dibandingkan penghasilan Mega lebih besar daripada penghasilan Nando.
"Dia (pelaku) juga kerja, tapi saya enggak tahu di mananya, ya mungkin penghasilannya kurang makanya dia ojek online juga, kalau anak saya (korban) lumayan penghasilannya," tuturnya.
Linda menuturkan, selain dari sisi penghasilan kurang, pelaku juga diketahui banyak memiliki utang. Persoalan itu terkadang menjadi pemicu pelaku melakukan kekerasan terhadap korban.
"Jadi ada saksi yang pernah dengar MSD bilang ke pelaku 'gue capek bayarin utang lu terus', setelah itu ada kedengeran suara benturan di tembok, tapi enggak tahu itu suara apaan," tuturnya.