Kronologi dan Cerita Lengkap Bayi Tertukar di RS Sentosa Bogor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siti Mauliah (37), warga Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menceritakan kronologi tertukarnya sang buah hati di RS Sentosa Bogor. Hatinya merasa ada kejanggalan pada fisik bayinya ketika hendak pulang ke rumah.
"Dari awal sih gini ya, saya tuh ngerasa pas mau pulang aja kejanggalan hati dari fisik bayi itu, berbeda banget. Berubah gitu dari yang kemarin saya gendong. Pas saya mau pulang, kok bayi ini beda banget. Sampai ngomong ke bapaknya juga 'pah ini kayaknya bukan anak kita deh'. Kata bapaknya 'masa sih'," kata Siti kepada wartawan, Jumat (11/8/2023).
Dari fisik itu, Siti melihat rambut pada bayi yang dibawanya ketika itu cukup banyak. Padahal, bayi yang awal disusuinya memiliki rambut lebih sedikit.
"Kata saya 'kok rambutnya gini, gembal banget', kalau yang itu (awal) ada tapi agak tipis. Yang semalam punya saya itu memang agak putih. Terus kata bapaknya 'udah mah, nggak bakalan salah rumah sakit, ini anak kita kali' katanya. Terus 'masak sih anak kita bukan ya pah', terus 'mah udahlah jangan dibahas, nggak mungkin salah rumah sakit, orang perawatannya lumayan bagus kan gitu'," katanya.
Selanjutnya, Siti berusaha yakin bahwa bayi yang dibawa itu adalah buat hatinya. Proses pun berlanjut mengurus administrasi kepulangan pasien.
"Ya udah kan saya nggak mau perpanjang, saya ke ruang admin, dipanggil ngurus admin, pas mau pulang memang pas pertama juga nggak ada yang nganter, saya sama suami yang ngurus-ngurus masuk rumah sakit juga. Terus udah gitu saya ke admin, pas dibuka gelang ponakan sama suami saya nungguin di ruang kamar saya tadi," jelasnya.
"Terus ada bidan, bidan itu ngomong seperti ini 'bu, kok ini gelang pasien si B'. 'Ih bukan' suami saya nyautin dari depan. Udah kan, kenapa diiyain juga gitu kan. Pas udah gitu pulang, gelangnya dibawa, dikasih ke saya, katanya simpen baik-baik," sambung Siti.
Perasaan mengganjal tidak terelakan sebagai seorang ibu bahwa ada yang tidak beres. Hingga terdapat suster rumah sakit datang ke rumah.
"Paginya ada suster datang ke rumah nyusul gelang, katanya harus kebawa ke rumah sakit. Kata saya 'maksa amat ya sus, buat apa sih', 'kenapa kemarin dikasihin' katanya gitu ya. Kata dia 'masalahnya ini, buat kunjungan Johnson'. Atuh gimana ya kalau misalnya gelangnya nggak ada diumpetin sama kakaknya ditaruh di lemari. Sudah dicari ke sampah, kebun, tetap itu nggak ketemu," tuturnya.
"Dari awal sih gini ya, saya tuh ngerasa pas mau pulang aja kejanggalan hati dari fisik bayi itu, berbeda banget. Berubah gitu dari yang kemarin saya gendong. Pas saya mau pulang, kok bayi ini beda banget. Sampai ngomong ke bapaknya juga 'pah ini kayaknya bukan anak kita deh'. Kata bapaknya 'masa sih'," kata Siti kepada wartawan, Jumat (11/8/2023).
Dari fisik itu, Siti melihat rambut pada bayi yang dibawanya ketika itu cukup banyak. Padahal, bayi yang awal disusuinya memiliki rambut lebih sedikit.
"Kata saya 'kok rambutnya gini, gembal banget', kalau yang itu (awal) ada tapi agak tipis. Yang semalam punya saya itu memang agak putih. Terus kata bapaknya 'udah mah, nggak bakalan salah rumah sakit, ini anak kita kali' katanya. Terus 'masak sih anak kita bukan ya pah', terus 'mah udahlah jangan dibahas, nggak mungkin salah rumah sakit, orang perawatannya lumayan bagus kan gitu'," katanya.
Selanjutnya, Siti berusaha yakin bahwa bayi yang dibawa itu adalah buat hatinya. Proses pun berlanjut mengurus administrasi kepulangan pasien.
"Ya udah kan saya nggak mau perpanjang, saya ke ruang admin, dipanggil ngurus admin, pas mau pulang memang pas pertama juga nggak ada yang nganter, saya sama suami yang ngurus-ngurus masuk rumah sakit juga. Terus udah gitu saya ke admin, pas dibuka gelang ponakan sama suami saya nungguin di ruang kamar saya tadi," jelasnya.
"Terus ada bidan, bidan itu ngomong seperti ini 'bu, kok ini gelang pasien si B'. 'Ih bukan' suami saya nyautin dari depan. Udah kan, kenapa diiyain juga gitu kan. Pas udah gitu pulang, gelangnya dibawa, dikasih ke saya, katanya simpen baik-baik," sambung Siti.
Perasaan mengganjal tidak terelakan sebagai seorang ibu bahwa ada yang tidak beres. Hingga terdapat suster rumah sakit datang ke rumah.
"Paginya ada suster datang ke rumah nyusul gelang, katanya harus kebawa ke rumah sakit. Kata saya 'maksa amat ya sus, buat apa sih', 'kenapa kemarin dikasihin' katanya gitu ya. Kata dia 'masalahnya ini, buat kunjungan Johnson'. Atuh gimana ya kalau misalnya gelangnya nggak ada diumpetin sama kakaknya ditaruh di lemari. Sudah dicari ke sampah, kebun, tetap itu nggak ketemu," tuturnya.