Satgas: Testing Covid-19 di Jakarta Lampaui Standar WHO, Patut Dicontoh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta kembali mengalami peningkatan. Bahkan saat ini lima wilayah kota di DKI Jakarta sudah berada dalam zona tinggi risiko penyebaran Covid-19.
Hari ini, data pemantauan Covid-19 DKI Jakarta dilaporkan sebanyak 19.885 kasus. Jumlah ini bertambah 411 orang dari Senin (27/7) kemarin di angka 19.474 kasus. (Baca juga: Lima Kota di Jakarta Kembali Masuk Zona Merah Penyebaran Covid-19)
Namun peningkatan jumlah kasus secara statistik dianggap sebagai hal positif. Sebab angka itu didapat dari hasil testing. Artinya, semakin tinggi jumlah kasus semakin banyak warga yang terdeteksi terpapar Covid-19.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 , Wiku Bakti Bawono Adisasmito, mengatakan, DKI Jakarta telah melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dalam melakukan testing Covid-19, sehingga jumlah kasus yang tergambarkan cukup besar.
“Untuk itu, kami harap daerah-daerah lain di Indonesia harus mengikuti tren dari Jakarta yang melakukan tes yang begitu banyak. Ini bisa menggambarkan kondisinya lebih baik,” ujar Wiku di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (28/7/2020). (Baca juga: Jadi Klaster Covid-19, Kantor DPRD DKI Ditutup 5 Hari)
Wiku menyebutkan, distribusi kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta didominasi oleh kelompok umur 18 hingga 59 tahun (80%). Sedangkan jika dilihat dari kelompok kasus yang meninggal akibat Covid-19 , didominasi oleh kelompok umur di atas 45 tahun yakni sebesar 80%.
Adapun kelompok positif Covid-19 di DKI Jakarta didominasi oleh kelompok laki-laki yakni sebesar 52,3%. Sedangkan kelompok perempuan 47,87% orang. Sementara jika dilihat dari jumlah meninggal, jenis kelamin laki-laki mendominasi sebesar 61,26%, dan perempuan 38,75%. (Baca juga: Perkantoran Klaster Baru Covid-19, Dekan UI: Karyawan Abai saat Berinteraksi)
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, sebelumnya membeberkan, secara kumulatif pemeriksaan PCR sampai dengan 26 Juli 2020 sudah mencapai 524.019 sampel. Pada 26 Juli 2020, dilakukan tes PCR pada 3.250 orang, 2.954 di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 240 positif dan 2.714 negatif.
Lalu sebanyak 296.072 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase reaktif Covid-19 sebesar 3,5 persen, dengan rincian 10.442 orang dinyatakan reaktif dan 285.630 orang dinyatakan non-reaktif. (Baca juga: Meningkat Drastis, Dalam Seminggu 618 Orang Meninggal Akibat Covid-19)
Mengingat 55% dari pasien positif yang ditemukan adalah orang tanpa gejala, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta mengimbau kepada masyarakat agar tetap melakukan protokol 3M lawan Covid, yaitu Memakai masker dengan benar, Menjaga jarak aman 1-2 meter, dan Mencuci tangan sesering mungkin.
Hari ini, data pemantauan Covid-19 DKI Jakarta dilaporkan sebanyak 19.885 kasus. Jumlah ini bertambah 411 orang dari Senin (27/7) kemarin di angka 19.474 kasus. (Baca juga: Lima Kota di Jakarta Kembali Masuk Zona Merah Penyebaran Covid-19)
Namun peningkatan jumlah kasus secara statistik dianggap sebagai hal positif. Sebab angka itu didapat dari hasil testing. Artinya, semakin tinggi jumlah kasus semakin banyak warga yang terdeteksi terpapar Covid-19.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 , Wiku Bakti Bawono Adisasmito, mengatakan, DKI Jakarta telah melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dalam melakukan testing Covid-19, sehingga jumlah kasus yang tergambarkan cukup besar.
“Untuk itu, kami harap daerah-daerah lain di Indonesia harus mengikuti tren dari Jakarta yang melakukan tes yang begitu banyak. Ini bisa menggambarkan kondisinya lebih baik,” ujar Wiku di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (28/7/2020). (Baca juga: Jadi Klaster Covid-19, Kantor DPRD DKI Ditutup 5 Hari)
Wiku menyebutkan, distribusi kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta didominasi oleh kelompok umur 18 hingga 59 tahun (80%). Sedangkan jika dilihat dari kelompok kasus yang meninggal akibat Covid-19 , didominasi oleh kelompok umur di atas 45 tahun yakni sebesar 80%.
Adapun kelompok positif Covid-19 di DKI Jakarta didominasi oleh kelompok laki-laki yakni sebesar 52,3%. Sedangkan kelompok perempuan 47,87% orang. Sementara jika dilihat dari jumlah meninggal, jenis kelamin laki-laki mendominasi sebesar 61,26%, dan perempuan 38,75%. (Baca juga: Perkantoran Klaster Baru Covid-19, Dekan UI: Karyawan Abai saat Berinteraksi)
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, sebelumnya membeberkan, secara kumulatif pemeriksaan PCR sampai dengan 26 Juli 2020 sudah mencapai 524.019 sampel. Pada 26 Juli 2020, dilakukan tes PCR pada 3.250 orang, 2.954 di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 240 positif dan 2.714 negatif.
Lalu sebanyak 296.072 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase reaktif Covid-19 sebesar 3,5 persen, dengan rincian 10.442 orang dinyatakan reaktif dan 285.630 orang dinyatakan non-reaktif. (Baca juga: Meningkat Drastis, Dalam Seminggu 618 Orang Meninggal Akibat Covid-19)
Mengingat 55% dari pasien positif yang ditemukan adalah orang tanpa gejala, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta mengimbau kepada masyarakat agar tetap melakukan protokol 3M lawan Covid, yaitu Memakai masker dengan benar, Menjaga jarak aman 1-2 meter, dan Mencuci tangan sesering mungkin.
(thm)