Penipuan Berkedok Jual Beli Mobil di Tangsel Marak, Begini Modusnya

Senin, 19 Juni 2023 - 15:55 WIB
loading...
Penipuan Berkedok Jual...
Penipuan jual bei mobil di Tangsek kian marak. Kali ini, seorang korban harus mengalami kerugian hingga Rp100 juta. Foto: SINDOnews/Ilustrasi
A A A
TANGERANG - Aksi penipuan jual beli mobil kembali memakan korban, kali ini menimpa salah seorang keluarga anggota TNI di Tangerang Selatan ( Tangsel ). Modus yang dilakukan pelaku cukup terstruktur hingga membuat korban terperdaya.

Korban bernama Januar Supriatna (36), menceritakan kronologi bagaimana dirinya tertipu saat membeli mobil yang diiklankan salah satu akun media sosial.



"Saat itu saya dapat iklan di marketplace di Facebook, kemudian saya coba chat iklan tersebut. Iklannya itu adalah mobil Honda Freed tahun 2012. Harganya masuk, lalu saya chat orang itu," tutur Januar di Serpong, Senin (19/6/2023).

Dari percakapan itu, korban dan penjual yang merupakan seorang perempuan berinisial S sepakat untuk bertemu mengecek langsung unit kendaraan. Korban lantas mendatangi kediaman S di Perumahan Regensi Melati Mas, Serpong Utara.

"Saya langsung cek ke sana berdua sama teman berboncengan naik motor. Kebetulan saat saya tiba, si S ini sedang di luar. Jadi saya hanya bertemu dengan orang tuanya. Saya dipersilakan mengecek mobil," jelasnya.



Menurut Januar, kondisi mobil yang dijual tersebut dalam kondisi lengkap dan prima. Dia pun kian tertarik membeli. Tak berselang lama, S tiba dan akhirnya menyepakati penjualan mobil dengan harga Rp100 juta, namun S meminta uang ditransfer ke rekening saudaranya.

"Setelah sepakat soal harga. Akhirnya dia minta uang ditransfer ke rekening saudaranya, namanya Abdul. Saya awalnya ragu, terus saya tanya kenapa enggak ke rekening mbaknya (S) aja? Tapi dia jawab enggak apa-apa, nanti juga uangnya tetap dikasih ke saya juga," terangnya.

Korban sempat berulang kali memastikan penjual soal rekening tujuan transfer. Namun S tetap meyakinkan bahwa uang harus ditransfer ke rekening saudaranya yang disebut bernama Abdul. Lalu, korban diberikan nomor teleponnya untuk meminta langsung nomor rekening tujuan.

"Akhirnya saya hubungi nomornya Abdul, terus dia kirim nomor rekening BCA atas nama orang lain, alasannya dia enggak punya Bank BCA. Sebelum saya kirim Rp100 juta, saya pastikan lagi ke mbak S ini, mbak ini uangnya saya kirim ke sini? Dia jawab iya," tambahnya.

Setelah uang dikirim, S meminta agar korban menunggu beberapa menit. Namun selanjutnya, S berdalih bahwa nomor Abdul tak lagi aktif saat dihubungi. Korban yang merasakan keanehan itu lalu menanyakan kembali soal status hubungan antara S dan Abdul.

"Si mbaknya ini (S) bilang nomornya (Abdul) sudah enggak aktif, dia bilang kita jadi korban penipuan. Lah saya aneh kan, tadi dibilang Abdul itu saudaranya, uang harus ditransfer ke sana. Tapi setelah uang dikirim dia bilang lain lagi," tuturnya.

Atas kejadian itu, S selaku penjual mobil justru ogah bertanggung jawab. Kasusnya pun telah dilaporkan korban ke Mapolres Tangsel dengan nomor : TBL/B/807/IV/2023/SPKT/Polres Tangsel/Polda Metro Jaya.

"Saya curiga ini ada modus kerja sama. Saya pun sudah telusuri setelah kejadian itu, ternyata mobil tersebut baru dua minggu terlihat di rumah penjual, lalu atas nama pemilik kendaraan di STNK ternyata tak sesuai dengan keterangan penjual yang dibilang itu kakaknya, ternyata waktu saya datengin pemilik awalnya enggak kenal," terangnya



Januar sempat kecewa, karena kasus pelaporan itu mandeg cukup lama di tangan penyidik. Surat terbuka untuk Kapolri dan Presiden pun dibuat dan diunggah ke media sosial. Belakangan, dia mendapat banyak informasi bahwa kasus penipuan serupa sudah beberapa kali terjadi di wilayah Tangsel.

"Ternyata kasus seperti ini sudah banyak terjadi di Tangsel," pungkasnya.
(mhd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1862 seconds (0.1#10.140)