Sejarah Gereja Zebaoth Bogor, Gedung Bergaya Eropa yang Dibangun Gubernur Hindia Belanda Tahun 1920
loading...
A
A
A
Menurut catatan sejarah, awal mula gereja ini diberi nama Koningin Wihelmina Kerk (Gereja Ratu Wilhelmina). Namun, warga pribumi kala itu kesulitan menyebutkan nama tersebut, mereka lantas dan terbiasa menyebutkan sebagai gereja ayam dekat Kebun Raya Bogor.
Warga menyebutnya dengan sebutan itu lantaran ada ornamen gambar ayam di pucuk atap gerejanya. Julukan gereja ayam tak hanya disematkan pada Zebaoth saja.
Beberapa gereja peninggalan Eropa di Indonesia mendapatkan julukan sama karena hiasan ayam di puncaknya.
Bangunan gereja bersejarah ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan rohani orang Eropa yang kala itu ramai berwisata dan menetap di Bogor. Sejak abad ke-20, Bogor yang dulu dikenal dengan nama Buitenzorge sudah menjadi lokasi destinasi wisata bangsa Eropa.
Meningkatnya kunjungan wisata ke Buitenzorge membuat Pemerintah Kolonial (Hindia Belanda) mulai menyediakan berbagai sarana demi memenuhi kebutuhan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Tamann Buitenzorge maupun kawasan Puncak.
Salah satu pemenuhan itu membangun sarana tempat ibadah. Kala itu, tempat ibadah agama Kristen ini hanya berupa gereja kecil dan kapel. Namun, mereka menggunakannya untuk beribadah secara bersama-sama dengan pendatang dari Eropa maupun pribumi.
Alhasil sejak gereja ini berdiri megah di Bogor, kerukunan dan toleransi sudah terjadi sejak lama, bangsa Eropa dan pribumi saling menghormati dan tetap beribadah ditempat berbeda. Sehingga, gereja ini dahulu menjadi tempat ibadah bangsa Eropa di Bogor.
Sedangkan warga lokal, mereka beribadah di gereja-gereja kecil lainnya. Salah satunya di gedung yang kini telah beralihfungsi menjadi Kantor Pos Pusat Kota Bogor. Gereja itu hanya dipakai warga Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, dan wilayah Eropa lainnya.
Selama 20 tahun lebih dibawah tangan Belanda, gereja ini akhirnyadiserahkan kepada Jepang oleh Jenderal Heinz Teer Porten. Pada Tahun 1942, Belanda harus mengakui kekalahan atas Jepang untuk menguasai Indonesia dan menyerahkan kekuasaanya.
Warga menyebutnya dengan sebutan itu lantaran ada ornamen gambar ayam di pucuk atap gerejanya. Julukan gereja ayam tak hanya disematkan pada Zebaoth saja.
Beberapa gereja peninggalan Eropa di Indonesia mendapatkan julukan sama karena hiasan ayam di puncaknya.
Bangunan gereja bersejarah ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan rohani orang Eropa yang kala itu ramai berwisata dan menetap di Bogor. Sejak abad ke-20, Bogor yang dulu dikenal dengan nama Buitenzorge sudah menjadi lokasi destinasi wisata bangsa Eropa.
Meningkatnya kunjungan wisata ke Buitenzorge membuat Pemerintah Kolonial (Hindia Belanda) mulai menyediakan berbagai sarana demi memenuhi kebutuhan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Tamann Buitenzorge maupun kawasan Puncak.
Salah satu pemenuhan itu membangun sarana tempat ibadah. Kala itu, tempat ibadah agama Kristen ini hanya berupa gereja kecil dan kapel. Namun, mereka menggunakannya untuk beribadah secara bersama-sama dengan pendatang dari Eropa maupun pribumi.
Alhasil sejak gereja ini berdiri megah di Bogor, kerukunan dan toleransi sudah terjadi sejak lama, bangsa Eropa dan pribumi saling menghormati dan tetap beribadah ditempat berbeda. Sehingga, gereja ini dahulu menjadi tempat ibadah bangsa Eropa di Bogor.
Sedangkan warga lokal, mereka beribadah di gereja-gereja kecil lainnya. Salah satunya di gedung yang kini telah beralihfungsi menjadi Kantor Pos Pusat Kota Bogor. Gereja itu hanya dipakai warga Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, dan wilayah Eropa lainnya.
Selama 20 tahun lebih dibawah tangan Belanda, gereja ini akhirnyadiserahkan kepada Jepang oleh Jenderal Heinz Teer Porten. Pada Tahun 1942, Belanda harus mengakui kekalahan atas Jepang untuk menguasai Indonesia dan menyerahkan kekuasaanya.