Sejarah Gereja Zebaoth Bogor, Gedung Bergaya Eropa yang Dibangun Gubernur Hindia Belanda Tahun 1920

Jum'at, 19 Mei 2023 - 05:10 WIB
loading...
Sejarah Gereja Zebaoth...
Potret bangunan bersejarah Gereja Zebaoth di Jalan IR H Juanda, Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor. Foto/Istimewa/Dok GPIB Zebaoth
A A A
BOGOR - Tepat tahun ini, Gereja Zebaoth sudah genap satu abad lebih. Bangunan bersejarah berusia 103 tahun dengan arsitektur bangunan gaya Eropa ini masih terlihat berdiri kokoh dan kuat.

Hingga kini, bangunan cagar budaya ini tetap digunakan sebagai tempat ibadah di Bogor.

Berada ditengah kota, gedung bangunan yang berada di Jalan IR H Juanda, Paledang, Bogor Tengah ini, letaknya berdekatan dengan Istana Kepresidenan dan Kebun Raya Bogor.

Warga Bogor mengenal bangunan ini sebagai cagar budaya peninggalan sejarah penjajahan.



Berdasarkaran data yang dihimpun dari berbagai sumber, dan catatan Pemkot Bogor. Salah satu bangunan gereja tertua di Indonesia ini mulai dibangun tahun 1920 oleh pendeta asal Belanda yang mana tempat untuk beribadah bangsa Eropa.

Peletakanbatu pertama dilakukanoleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda J.P. Graaf Van Limburg Sitrum. Dia sengaja datang dari Batavia (Jakarta) ke Buitenzorge (Bogor) untuk meresmikan dan menyaksikan langsung pembangunan gereja ini.

Sejarah Gereja Zebaoth Bogor, Gedung Bergaya Eropa yang Dibangun Gubernur Hindia Belanda Tahun 1920


Nama Zebaoth disebutkan berasal dari bahasa Ibrani yang artinya Allah Maha Agung yang berkuasa atas bumi dan langit. Meskipun masuk bangunan cagar budaya yang dilindungi pemerintah, gereja inimasih digunakan sebagai tempat ibadah hingga sekarang.



Menurut catatan sejarah, awal mula gereja ini diberi nama Koningin Wihelmina Kerk (Gereja Ratu Wilhelmina). Namun, warga pribumi kala itu kesulitan menyebutkan nama tersebut, mereka lantas dan terbiasa menyebutkan sebagai gereja ayam dekat Kebun Raya Bogor.

Warga menyebutnya dengan sebutan itu lantaran ada ornamen gambar ayam di pucuk atap gerejanya. Julukan gereja ayam tak hanya disematkan pada Zebaoth saja.

Beberapa gereja peninggalan Eropa di Indonesia mendapatkan julukan sama karena hiasan ayam di puncaknya.

Bangunan gereja bersejarah ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan rohani orang Eropa yang kala itu ramai berwisata dan menetap di Bogor. Sejak abad ke-20, Bogor yang dulu dikenal dengan nama Buitenzorge sudah menjadi lokasi destinasi wisata bangsa Eropa.

Meningkatnya kunjungan wisata ke Buitenzorge membuat Pemerintah Kolonial (Hindia Belanda) mulai menyediakan berbagai sarana demi memenuhi kebutuhan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Tamann Buitenzorge maupun kawasan Puncak.



Salah satu pemenuhan itu membangun sarana tempat ibadah. Kala itu, tempat ibadah agama Kristen ini hanya berupa gereja kecil dan kapel. Namun, mereka menggunakannya untuk beribadah secara bersama-sama dengan pendatang dari Eropa maupun pribumi.

Alhasil sejak gereja ini berdiri megah di Bogor, kerukunan dan toleransi sudah terjadi sejak lama, bangsa Eropa dan pribumi saling menghormati dan tetap beribadah ditempat berbeda. Sehingga, gereja ini dahulu menjadi tempat ibadah bangsa Eropa di Bogor.

Sedangkan warga lokal, mereka beribadah di gereja-gereja kecil lainnya. Salah satunya di gedung yang kini telah beralihfungsi menjadi Kantor Pos Pusat Kota Bogor. Gereja itu hanya dipakai warga Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, dan wilayah Eropa lainnya.

Selama 20 tahun lebih dibawah tangan Belanda, gereja ini akhirnyadiserahkan kepada Jepang oleh Jenderal Heinz Teer Porten. Pada Tahun 1942, Belanda harus mengakui kekalahan atas Jepang untuk menguasai Indonesia dan menyerahkan kekuasaanya.



Namun tahun 1945,gereja Zebaoth kembali ke tangan negara pendirinya, Belanda. Meskipun begitu, ini tidak berlangsung lama karena tahun 1948, gereja ini diserahkan secara resmi kepada GPIB (Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat) hingga kini.

Yang menarik, selama bertahun-tahun gereja ini masih identik dengan bangsa Belanda. Terbukti, hingga tahun 1962 silam, Misa dan Kebaktian di gereja ini masih masih menggunakan bahasa Belanda. Tapi kini, bahasa Belanda sudah tak digunakan untuk beribadah.

Gereja ini pun kerap disebutNederlansche spreken gemeenteyang berarti Jemaat berbahasa Belanda. Adapun nama resmi Zebaoth baru disematkan pada gereja ini tahun 1985. Nama ini pertama kali digunakan Pendeta Mattimoe pada Paskah 1963.



Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, Gereja Zebaoth merupakan bangunan cagar budaya bersejarah yang harus dilestarikan. Bangunan ini juga sebagai simbol dari sejarah kerukunan dan toleransi umat beragama di Kota Bogor.

”Suasana Bogor memang terkenal sejuk dan dingin, jadi sejak dahulu kala sudah menjadi tempat warga pribumi maupun bangsa untuk berwisata dan beristirahat. Jadi banyak bangsa Eropa dan lainya datang ke Bogor,” kata Arya Bima kepada wartawan belum lama ini.

Bima juga bercerita, saat Natal ketika ada kunjungan dari Presiden Jokowi ke Gereja Zebaoth, Presiden Jokowi sempat bertanya pada dia tentang jumlah warga non-muslim di Kota Bogor dan sejarah keberadaan Gereja Zebaoth ini.

“Pak Presiden sempat tanya ke saya saat kunjungan ke Zebaoth. Saya bilang, dari Zebaoth bisa tersambung ke dalam Istana. Pak Jokowi kaget, karena kondisinya sangat berdekatan dan banyak misterinya,” tegasnya.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2101 seconds (0.1#10.140)