Sejarah Masjid Keramat di Bogor dan Karomah Habib Empang Hidupkan Ikan Mati
loading...
A
A
A
Di rumah ini ada kamar khusus untuk zikir, dan 100 kitab agama dari jumlah semula 850 buku, kabarnya sebagian besar kitab kitab lainnya itu kini disimpan di "Jamaturkhair atau di Rabitoh", Tanah Abang Jakarta.
Di antara kitab karangan Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas adalah Faturrabaniah, Ratibul Ahtas dan Ratibul Hadad. Dua kitab terakhir diajarkan setiap magrib secara rutin kepada murid-muridnya ketika ia masih hidup.
Karomah
Dalam perjalanan hidup Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas, Beliau pernah dipenjara oleh Pemerintah Belanda. Tentu pengalaman Beliau ini merupakan kehendak Allah.
Sebab nasib serupa juga pernah dialami Nabi Yusuf AS yang sempat mendekam dalam penjara selama beberapa tahun. Namun, setelah keluar dari penjara ia diberi kedudukan tinggi oleh penguasa yang telah memenjarakannya.
Pemerintah Belanda memenjarakan beliau dengan alasan difitnah. Selama dipenjara, kemuliaannya makin tampak dan mengundang banyak pengunjung untuk bersilaturrahim. Kedatangan banyak orang ini pun mengherankan pimpinan penjara dan penjaganya.
Bahkan mereka ikut mendapatkan keberkahan dan manfaat dari kebesaran beliau. Selama di penjara, banyak pengunjung yang meminta didoakan.
Para penjaga pun kewalahan menghadapi pengunjung yang semakin ramai, lalu mengusulkan kepada kepala penjara agar segera membebaskan beliau.
Namun, ketika usulan ditawarkan, Habib Abdullah justru menolak dan memilih menunggu hingga selesainya masa hukuman dan mencari tempat sunyi yang jauh dari keramaian manusia.
Di antara kitab karangan Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas adalah Faturrabaniah, Ratibul Ahtas dan Ratibul Hadad. Dua kitab terakhir diajarkan setiap magrib secara rutin kepada murid-muridnya ketika ia masih hidup.
Karomah
Dalam perjalanan hidup Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas, Beliau pernah dipenjara oleh Pemerintah Belanda. Tentu pengalaman Beliau ini merupakan kehendak Allah.
Sebab nasib serupa juga pernah dialami Nabi Yusuf AS yang sempat mendekam dalam penjara selama beberapa tahun. Namun, setelah keluar dari penjara ia diberi kedudukan tinggi oleh penguasa yang telah memenjarakannya.
Pemerintah Belanda memenjarakan beliau dengan alasan difitnah. Selama dipenjara, kemuliaannya makin tampak dan mengundang banyak pengunjung untuk bersilaturrahim. Kedatangan banyak orang ini pun mengherankan pimpinan penjara dan penjaganya.
Bahkan mereka ikut mendapatkan keberkahan dan manfaat dari kebesaran beliau. Selama di penjara, banyak pengunjung yang meminta didoakan.
Para penjaga pun kewalahan menghadapi pengunjung yang semakin ramai, lalu mengusulkan kepada kepala penjara agar segera membebaskan beliau.
Namun, ketika usulan ditawarkan, Habib Abdullah justru menolak dan memilih menunggu hingga selesainya masa hukuman dan mencari tempat sunyi yang jauh dari keramaian manusia.