Isu Adanya Kandungan BPA, Masyarakat Tetap Andalkan Galon Isi Ulang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah masyarakat tak mempercayai isu kandungan zat BPA berbahaya pada kemasan galon isi ulang . Kaum ibu-ibu menilai galon isi ulang lebih praktis dan ekonomis serta belum pernah ada orang yang sakit akibat menggunakan galon isi ulang.
Salah seorang pedagang warteg di Cisalak, Kota Depok, Yani (46) mengatakan, sudah puluhan tahun menggunakan wadah galon isi ulang untuk tempat air minum bagi para pembelinya. “Galon isi ulang ini lebih praktis dan ekonomis. Kalau memakai galon yang sekali pakai, itu sangat merepotkan bagi saya untuk mencari tempat membuangnya,” kata Yani kepada wartawan Selasa (11/4/2023).
Yani juga menilai isu BPA berbahaya pada kemasan galon isi ulang hanya mengada-ada saja. “Puluhan tahun menggunakan galon isi ulang, Alhamdulillah sehat terus,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ibu Darto, pedagang nasi di Bogor. Dia sudah lama menggunakan galon isi ulang karena penggunaannya yang lebih tidak merepotkan. Menanggapi isu adanya bahaya BPA pada kemasan galon isi ulang, dia tidak mempercayainya.
Tidak hanya pedagang makanan, warung-warung kopi juga mengandalkan galon isi ulang ini untuk wadah tempat air minum. Ibu Rohaya, pemilik warung kopi di Cilodong, Depok, mengatakan, sudah bertahun-tahun menggunakan galon isi ulang sebagai tempat air minum untuk digunakan membuat kopi atau teh manis dan minuman lainnya bagi para pembeli.
“Saya sudah bertahun-tahun menggunakan galon ini karena lebih praktis dan juga gampang digunakan,” ucapnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nur Nadlifah, juga mengaku sudah bertahun-tahun menggunakan air galon isi ulang bersama keluarganya. “Saya juga biasa pakai galon yang isi ulang itu, ya sudah puluhan tahun juga,” tuturnya.
Penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyatakan salah satu alasan konsumen memilih galon isi ulang adalah membantu meminimalkan dampak lingkungan.
Salah seorang pedagang warteg di Cisalak, Kota Depok, Yani (46) mengatakan, sudah puluhan tahun menggunakan wadah galon isi ulang untuk tempat air minum bagi para pembelinya. “Galon isi ulang ini lebih praktis dan ekonomis. Kalau memakai galon yang sekali pakai, itu sangat merepotkan bagi saya untuk mencari tempat membuangnya,” kata Yani kepada wartawan Selasa (11/4/2023).
Yani juga menilai isu BPA berbahaya pada kemasan galon isi ulang hanya mengada-ada saja. “Puluhan tahun menggunakan galon isi ulang, Alhamdulillah sehat terus,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ibu Darto, pedagang nasi di Bogor. Dia sudah lama menggunakan galon isi ulang karena penggunaannya yang lebih tidak merepotkan. Menanggapi isu adanya bahaya BPA pada kemasan galon isi ulang, dia tidak mempercayainya.
Tidak hanya pedagang makanan, warung-warung kopi juga mengandalkan galon isi ulang ini untuk wadah tempat air minum. Ibu Rohaya, pemilik warung kopi di Cilodong, Depok, mengatakan, sudah bertahun-tahun menggunakan galon isi ulang sebagai tempat air minum untuk digunakan membuat kopi atau teh manis dan minuman lainnya bagi para pembeli.
“Saya sudah bertahun-tahun menggunakan galon ini karena lebih praktis dan juga gampang digunakan,” ucapnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nur Nadlifah, juga mengaku sudah bertahun-tahun menggunakan air galon isi ulang bersama keluarganya. “Saya juga biasa pakai galon yang isi ulang itu, ya sudah puluhan tahun juga,” tuturnya.
Penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyatakan salah satu alasan konsumen memilih galon isi ulang adalah membantu meminimalkan dampak lingkungan.
(hab)