Tolak Penembokan Akses Masuk Masjid di Koja, Puluhan Warga dan Jamaah Kumpul
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rencana pembangunan tembok pada akses masuk Masjid Jami Nurul Islam, Jalan Cipeucang Dua, Koja, Jakarta Utara, oleh pemberi wakaf , membuat suasana semakin kisruh. Puluhan warga dan jamaah berkumpul di halaman masjid, Jumat (17/3/2023).
Pantauan di lokasi, warga dan jamaah terlihat berkumpul di sekitar halaman masjid. Mereka berkumpul untuk menolak penutupan akses sekaligus pengambilan kembali hak atas lahan masjid oleh pemberi wakaf.
Penasihat hukum Dewan Kepengurusan Masjid (DKM) Masjid Jami Nurul Islam Koja, Misrad, mengatakan, tindakan sepihak yang dilakukan oleh pemberi wakaf, NA, membuat warga sangat kecewa. Apalagi pemberi wakaf melarang warga maupun jamaah beribadah di masjid itu.
"Saya juga heran. Katanya Beliau itu Kyai, tapi kok ada melarang supaya orang tidak ramai-ramai ke masjid. Padahal setiap hari dan setiap Jumat itu ramai dengan kegiatan keagamaan. Saya ragu jangan-jangan bukan kyai," ujar Misrad.
Menurut dia, NA sudah lama menurunkan batu dan pasir agar masyarakat terganggu. Masyarakat dan jamaah pun jelas terganggu. Terakhir pemberi wakaf menutup akses warga dengan memagar masjid.
Misrad menyebut setahun terakhir pemberi wakaf telah mendatangkan sejumlah material bangunan, seperti batu kali dan batubata untuk membangun tembok yang nantinya menutup akses jamaah masuk masjid.
"Menurut informasinya dia bahkan mau mau menurunkan tiga truk lagi, itukan gawat. Di dalam juga ada itu. Sebetulnya yang batubata merah dari setahun yang lalu. Masak ada masjid ditumpuk batu, kata saya ini orang berbahayai," tuturnya.
"Kita lihat secara kronologi, Beliau (NA) lah yang mengizinkan untuk membangun masjid ini. Beliau pula yang meletakkan batu pertama, Beliau yang memberi sambutan, Beliau pula yang memberi nama masjid ini. Masyarakat sangat senang pada saat itu ketika Beliau mengizinkan untuk membangun masjid ini," jelas Misrad.
Persoalan kemudian muncul, dimana setelah bangunan mesjid berdiri NA beberapa kali membuat kegaduhan. "Setelah masjid ini berdiri Beliau membuat isu. Pertama, orang yang salat di masjid ini tidak sah. Kemudian dia melaporkan marbot dan Dewan Pengurus Masjid ke Polres, katanya penyerobotan," ucapnya.
Tak hanya itu, kata Misrad, NA pernah melakukan pemutusan aliran listrik ke masjid hingga mengganggu jalannya ibadah. Terakhir, NA ingin menutup akses masuk ke masjid dengan membuat tembok.
"Masjid mau dipagar, padahal dia sendiri yang mengizinkan, kok dia sendiri yang punya keinginan menutup. Ini mengganggu kegiatan keagamaan. Apalagi menjelang puasa, pasti (jamaah) ramai," tukasnya.
Hal inilah yang membuat warga semakin geram dan marah. Bahkan antara warga dengan pihak NA terjadi gesekan hingga viral di media sosial. Untuk itu, rencananya warga akan kembali membongkar material yang telah ditempatkan di area masjid.
"Pertama material ini mengganggu kegiatan keagamaan, apalagi menjelang puasa pasti ramai, ada buka bersama. Jadi warga sekitar ini mau menggeser batubata ini agar tidak mengganggu ibadah selama bulan puasa," pungkasnya.
Pantauan di lokasi, warga dan jamaah terlihat berkumpul di sekitar halaman masjid. Mereka berkumpul untuk menolak penutupan akses sekaligus pengambilan kembali hak atas lahan masjid oleh pemberi wakaf.
Penasihat hukum Dewan Kepengurusan Masjid (DKM) Masjid Jami Nurul Islam Koja, Misrad, mengatakan, tindakan sepihak yang dilakukan oleh pemberi wakaf, NA, membuat warga sangat kecewa. Apalagi pemberi wakaf melarang warga maupun jamaah beribadah di masjid itu.
"Saya juga heran. Katanya Beliau itu Kyai, tapi kok ada melarang supaya orang tidak ramai-ramai ke masjid. Padahal setiap hari dan setiap Jumat itu ramai dengan kegiatan keagamaan. Saya ragu jangan-jangan bukan kyai," ujar Misrad.
Menurut dia, NA sudah lama menurunkan batu dan pasir agar masyarakat terganggu. Masyarakat dan jamaah pun jelas terganggu. Terakhir pemberi wakaf menutup akses warga dengan memagar masjid.
Misrad menyebut setahun terakhir pemberi wakaf telah mendatangkan sejumlah material bangunan, seperti batu kali dan batubata untuk membangun tembok yang nantinya menutup akses jamaah masuk masjid.
"Menurut informasinya dia bahkan mau mau menurunkan tiga truk lagi, itukan gawat. Di dalam juga ada itu. Sebetulnya yang batubata merah dari setahun yang lalu. Masak ada masjid ditumpuk batu, kata saya ini orang berbahayai," tuturnya.
Ramai Jelang Bulan Puasa Ramadan
Misrad,menjelaskan, duduk persoalan adalah pengambilan kembali hak atas tanah masjid yang sebelumnya telah diwakafkan oleh NA. Tanah masjid tersebut diwakafkan oleh NA untuk warga pada tahun 2006."Kita lihat secara kronologi, Beliau (NA) lah yang mengizinkan untuk membangun masjid ini. Beliau pula yang meletakkan batu pertama, Beliau yang memberi sambutan, Beliau pula yang memberi nama masjid ini. Masyarakat sangat senang pada saat itu ketika Beliau mengizinkan untuk membangun masjid ini," jelas Misrad.
Persoalan kemudian muncul, dimana setelah bangunan mesjid berdiri NA beberapa kali membuat kegaduhan. "Setelah masjid ini berdiri Beliau membuat isu. Pertama, orang yang salat di masjid ini tidak sah. Kemudian dia melaporkan marbot dan Dewan Pengurus Masjid ke Polres, katanya penyerobotan," ucapnya.
Tak hanya itu, kata Misrad, NA pernah melakukan pemutusan aliran listrik ke masjid hingga mengganggu jalannya ibadah. Terakhir, NA ingin menutup akses masuk ke masjid dengan membuat tembok.
"Masjid mau dipagar, padahal dia sendiri yang mengizinkan, kok dia sendiri yang punya keinginan menutup. Ini mengganggu kegiatan keagamaan. Apalagi menjelang puasa, pasti (jamaah) ramai," tukasnya.
Hal inilah yang membuat warga semakin geram dan marah. Bahkan antara warga dengan pihak NA terjadi gesekan hingga viral di media sosial. Untuk itu, rencananya warga akan kembali membongkar material yang telah ditempatkan di area masjid.
"Pertama material ini mengganggu kegiatan keagamaan, apalagi menjelang puasa pasti ramai, ada buka bersama. Jadi warga sekitar ini mau menggeser batubata ini agar tidak mengganggu ibadah selama bulan puasa," pungkasnya.
(thm)