Kisruh Penutupan Gang Besan, Puluhan Warga Demo Minta Lurah Kembalikan Fungsi Jalan
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Puluhan warga Gang Besan, Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD, Setu, Kamis (2/3/2023). Mereka meminta Lurah segera membuka kembali akses jalan Gang Besan.
Dalam aksi itu sejumlah poster bernada kritik dan sindiran dipampang massa pedemo. Kebanyakan menyorot kinerja Lurah Rawa Buntu yang sejak awal kisruh penutupan jalan mencuat, tak juga menunjukkan perannya sebagai kepanjangan tangan pemerintah.
"Pak Lurah Kembalikan Jalan kami !!!," bunyi poster yang dibawa masa pedemo.
Selain itu, ada sindiran yang menganggap berlarutnya kisruh penutupan akses jalan Gang Besan karena ada hubungan spesial antara Lurah, Camat, dan utusan pihak pengusaha.
"Gang Besan dibangun dengan APBD/APBN sejak 1970 tidak pernah kami jual," bunyi isi poster lainnya.
Di bawah rintik hujan, massa pedemo datang mengenakan atribut khusus berupa pita merah-putih. Sebuah spanduk besar dibentangkan di depan Gedung DPRD Tangsel dengan bunyi tuntutan "Kembalikan Gang Besan Kami".
Dalam orasinya kordinator aksi Hendra, mengatakan bahwa Wali Kota dan DPRD harus mengevaluasi kinerja Lurah Rawa Buntu yang tidak pernah datang menengahi persoalan, dan justru dianggap berpihak kepada pengusaha.
"Kita minta copot Lurah, karena selama ini tidak pernah mau mendengarkan aspirasi warga Gang Besan," tegas Hendra.
Aksi demo itu dikawal ketat pihak kepolisian, TNI, dan dibantu personel Satpol PP. Agar tidak mengganggu pengguna jalan, petugas mengarahkan konsentrasi massa berada di satu lajur yang mengarah ke Bundaran Tekno.
Tidak lama berorasi, sejumlah perwakilan warga akhirnya ditemui beberapa anggota Dewan. Mereka difasilitasi untuk menyampaikan aspirasinya langsung di ruang rapat Sekretaris DPRD Tangsel.
Dalam aksi itu sejumlah poster bernada kritik dan sindiran dipampang massa pedemo. Kebanyakan menyorot kinerja Lurah Rawa Buntu yang sejak awal kisruh penutupan jalan mencuat, tak juga menunjukkan perannya sebagai kepanjangan tangan pemerintah.
"Pak Lurah Kembalikan Jalan kami !!!," bunyi poster yang dibawa masa pedemo.
Selain itu, ada sindiran yang menganggap berlarutnya kisruh penutupan akses jalan Gang Besan karena ada hubungan spesial antara Lurah, Camat, dan utusan pihak pengusaha.
"Gang Besan dibangun dengan APBD/APBN sejak 1970 tidak pernah kami jual," bunyi isi poster lainnya.
Di bawah rintik hujan, massa pedemo datang mengenakan atribut khusus berupa pita merah-putih. Sebuah spanduk besar dibentangkan di depan Gedung DPRD Tangsel dengan bunyi tuntutan "Kembalikan Gang Besan Kami".
Dalam orasinya kordinator aksi Hendra, mengatakan bahwa Wali Kota dan DPRD harus mengevaluasi kinerja Lurah Rawa Buntu yang tidak pernah datang menengahi persoalan, dan justru dianggap berpihak kepada pengusaha.
"Kita minta copot Lurah, karena selama ini tidak pernah mau mendengarkan aspirasi warga Gang Besan," tegas Hendra.
Aksi demo itu dikawal ketat pihak kepolisian, TNI, dan dibantu personel Satpol PP. Agar tidak mengganggu pengguna jalan, petugas mengarahkan konsentrasi massa berada di satu lajur yang mengarah ke Bundaran Tekno.
Tidak lama berorasi, sejumlah perwakilan warga akhirnya ditemui beberapa anggota Dewan. Mereka difasilitasi untuk menyampaikan aspirasinya langsung di ruang rapat Sekretaris DPRD Tangsel.
(thm)