Begini Penampakan Gang Besan Serpong Sebelum dan Sesudah Ditutup Beton
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Akses Gang Besan yang berada di Kampung Cicentang, Rawa Buntu, Serpong , Tangerang Selatan ( Tangsel ), sudah tak bisa dilalui warga. Tembok beton setinggi dua meter berdiri kokoh dibangun untuk menutup Gang Besan.
Tembok itu ditutup total oleh pengusaha yang tengah mengerjakan proyek komersial persis di sisi depan gang. Pihak pengusaha mengklaim, bahwa ada lahan miliknya yang digunakan sebagai akses jalan tersebut.
Sebelum ditutup tembok beton, Gang Besan menjadi akses utama warga menuju Jalan Raya Rawa Buntu. Tak hanya warga sekitar, para pengendara dari permukiman di bagian belakang kerap melalui jalur itu untuk beraktivitas setiap hari.
Gang Besan sendiri memiliki lebar sekira tiga meter dengan panjang sekitar satu kilometer. Di bagian depan, sisi kanannya berbatasan dengan tembok bangunan SPBU. Sedang sisi kiri awalnya adalah sebuah lahan kebun tak terawat yang tertutup dinding seng.
Lahan kebun di sisi kiri Gang Besan itu sering dijadikan area pembuangan sampah liar. Lalu sejak tahun 2005, lahan telah dibeli dan berpindah nama menjadi milik pengusaha bernama David Puteranegoro. David pun memberi kuasa kepada Bayu Supranoto untuk mengurus lahan itu.
Kini penampakan pada Minggu (19/02/23) pagi, Gang Besan telah berubah. Tak ada lagi lalu-lalang warga karena bagian depan Gang Besan ditutup tembok beton. Bagian sisi kiri yang sebelumnya kebun tertutup seng telah diratakan dengan tanah. Total ada sekitar 160 meter akses jalan Gang Besan yang diklaim milik pengusaha bernama David itu.
Gapura serta konblok yang terpasang di bagian depan jalan gang ikut dibongkar. Padahal, pemasangan gapura dan konblok menggunakan anggaran resmi pemerintah. Pihak penguasaha menyebut, pemasangan konblok dan gapura di lokasi merupakan bentuk penyerobotan karena tak meminta izin lebih dulu.
Pantauan di lokasi, seunit alat berat ekskavator mulai beroperasi meratakan permukaan tanah di lahan bagian depan Gang Besan. Laju mesin ekskavator menderu kencang memindahkan material tanah di lokasi proyek milik pengusaha.
Rencananya, sebuah tempat komersial akan dibangun di atas lahan itu. Warga sekitar hanya bisa mengungkap keprihatinan, sebab pengusaha tak juga mau membongkar tembok untuk akses jalan.
"Hasil mediasi kemarin belum ada konfirmasi ke warga, tapi malah pengusaha udah mulai kerja lagi pakai alat ekskavator," tutur Fahri Mahfudin.
Tembok itu ditutup total oleh pengusaha yang tengah mengerjakan proyek komersial persis di sisi depan gang. Pihak pengusaha mengklaim, bahwa ada lahan miliknya yang digunakan sebagai akses jalan tersebut.
Sebelum ditutup tembok beton, Gang Besan menjadi akses utama warga menuju Jalan Raya Rawa Buntu. Tak hanya warga sekitar, para pengendara dari permukiman di bagian belakang kerap melalui jalur itu untuk beraktivitas setiap hari.
Gang Besan sendiri memiliki lebar sekira tiga meter dengan panjang sekitar satu kilometer. Di bagian depan, sisi kanannya berbatasan dengan tembok bangunan SPBU. Sedang sisi kiri awalnya adalah sebuah lahan kebun tak terawat yang tertutup dinding seng.
Lahan kebun di sisi kiri Gang Besan itu sering dijadikan area pembuangan sampah liar. Lalu sejak tahun 2005, lahan telah dibeli dan berpindah nama menjadi milik pengusaha bernama David Puteranegoro. David pun memberi kuasa kepada Bayu Supranoto untuk mengurus lahan itu.
Kini penampakan pada Minggu (19/02/23) pagi, Gang Besan telah berubah. Tak ada lagi lalu-lalang warga karena bagian depan Gang Besan ditutup tembok beton. Bagian sisi kiri yang sebelumnya kebun tertutup seng telah diratakan dengan tanah. Total ada sekitar 160 meter akses jalan Gang Besan yang diklaim milik pengusaha bernama David itu.
Gapura serta konblok yang terpasang di bagian depan jalan gang ikut dibongkar. Padahal, pemasangan gapura dan konblok menggunakan anggaran resmi pemerintah. Pihak penguasaha menyebut, pemasangan konblok dan gapura di lokasi merupakan bentuk penyerobotan karena tak meminta izin lebih dulu.
Pantauan di lokasi, seunit alat berat ekskavator mulai beroperasi meratakan permukaan tanah di lahan bagian depan Gang Besan. Laju mesin ekskavator menderu kencang memindahkan material tanah di lokasi proyek milik pengusaha.
Rencananya, sebuah tempat komersial akan dibangun di atas lahan itu. Warga sekitar hanya bisa mengungkap keprihatinan, sebab pengusaha tak juga mau membongkar tembok untuk akses jalan.
"Hasil mediasi kemarin belum ada konfirmasi ke warga, tapi malah pengusaha udah mulai kerja lagi pakai alat ekskavator," tutur Fahri Mahfudin.
(mhd)