Profil Kompol Putra Pratama, Kapolsek Tambora Lulusan Akpol 2008 Berprestasi dari Keluarga Sederhana
loading...
A
A
A
JAKARTA - Garis kehidupan merupakan misteri yang tidak dapat dipastikan hanya dengan dari keturunan apakah keluarga yang bergelimang harta atau keluarga hanya berkecukupan. Seorang dapat merubah keadaan dengan kerja keras yang dilakukan.
Begitulah pengalaman Kapolsek Tambora di Jakarta Barat Kompol Putra Pratama. Dia mengaku berasal dari keluarga yang sederhana dengan profesi ayah sebagai pekerja serabutan.
”Saya anak sulung berasal dari keluarga miskin di Bangka, Ayah bekerja serabutan, Ibu tidak bekerja, memiliki satu adik,” kata Putra kepada SINDOnews, Senin (6/2/2023).
Dia bercerita bahwa sejak lulus SMP sudah berpisah dengan orang tua, di Kota yang berbeda melanjutkan SMA boarding school gratis yang dibiayai oleh CSR sebuah perusahaan tambang.
Setelah melanjutkan pendidikan dan lulus SMA 1 Pemali, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung tahun 2005. Sebagai anak dari keluarga sederhana, sebelum lulus SMA Putra termotivasi untuk mencari sekolah lanjutan gratis dan langsung mendapatkan pekerjaan.
Pilihannya tidak terlalu banyak antara Polisi, TNI, IPDA, STAN atau STIS. Hingga kemudian pilihan jatuh kepada Akademi Kepolisian karena informasi pertama yang didapat adalah Akpol.
Beruntung setelah mendaftarkan diri di Akpol dan melakukan tes seleksi langsung lulus pada kesempatan pertama. Saat itu langsung melanjutkan ke Akademi Kepolisian di Semarang dan lulus Akpol Tahun 2008 ditugaskan di Kota Bandung, Jawa Barat.
”Tak ada keluarga polisi bahkan awalnya tidak mengetahui perbedaan antara tamtama, bintara dan perwira. Kala itu tahunya polisi adalah polisi,” kata Putra.
Pada tahun 2014, Putra melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian kemudian ditempatkan di Polda Kalimantan Barat. Sebagai anak dari golongan kurang mampu pendidikan ialah satu hal istimewa yang tidak akan dinomor duakan.
Putra telah lulus pendidikan Magister Hukum dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan berencana akan melanjutkan studi doktoral di Kampus yang sama.
Begitulah pengalaman Kapolsek Tambora di Jakarta Barat Kompol Putra Pratama. Dia mengaku berasal dari keluarga yang sederhana dengan profesi ayah sebagai pekerja serabutan.
”Saya anak sulung berasal dari keluarga miskin di Bangka, Ayah bekerja serabutan, Ibu tidak bekerja, memiliki satu adik,” kata Putra kepada SINDOnews, Senin (6/2/2023).
Dia bercerita bahwa sejak lulus SMP sudah berpisah dengan orang tua, di Kota yang berbeda melanjutkan SMA boarding school gratis yang dibiayai oleh CSR sebuah perusahaan tambang.
Setelah melanjutkan pendidikan dan lulus SMA 1 Pemali, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung tahun 2005. Sebagai anak dari keluarga sederhana, sebelum lulus SMA Putra termotivasi untuk mencari sekolah lanjutan gratis dan langsung mendapatkan pekerjaan.
Pilihannya tidak terlalu banyak antara Polisi, TNI, IPDA, STAN atau STIS. Hingga kemudian pilihan jatuh kepada Akademi Kepolisian karena informasi pertama yang didapat adalah Akpol.
Beruntung setelah mendaftarkan diri di Akpol dan melakukan tes seleksi langsung lulus pada kesempatan pertama. Saat itu langsung melanjutkan ke Akademi Kepolisian di Semarang dan lulus Akpol Tahun 2008 ditugaskan di Kota Bandung, Jawa Barat.
”Tak ada keluarga polisi bahkan awalnya tidak mengetahui perbedaan antara tamtama, bintara dan perwira. Kala itu tahunya polisi adalah polisi,” kata Putra.
Baca Juga
Pada tahun 2014, Putra melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian kemudian ditempatkan di Polda Kalimantan Barat. Sebagai anak dari golongan kurang mampu pendidikan ialah satu hal istimewa yang tidak akan dinomor duakan.
Putra telah lulus pendidikan Magister Hukum dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan berencana akan melanjutkan studi doktoral di Kampus yang sama.