Kak Seto Bantu Pemulihan Psikologis Remaja yang Diperkosa Tetangganya di Kelapa Gading
Kamis, 29 September 2022 - 23:08 WIB
JAKARTA - Kasus pelecehan seksual yang terjadi terhadap seorang anak di wilayah Kelapa Gading , Jakarta Utara mendapat sorotan dari sejumlah pihak salah satunya Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).
Ketua LPAI Seto Mulyadi atau Kak Seto mengunjungi kediaman korban pencabulan berinisial R (14) oleh tetangganya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (29/9/2022).
Menurut Kak Seto, kunjungannya tersebut dalam rangka memantau pemulihan psikologis korban dengan kolaborasi bersama DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI). Selain untuk melakukan pendampingan korban, kedua pihak sepakat akan menindaklanjuti sejumlah fenomena kekerasan terhadap anak yang terjadi belakangan ini.
"Kami akan terus mengawal kasus ini dan beberapa di tempat lain," ujar Kak Seto di lokasi. Kak Seto menegaskan menuntaskan persoalan kekerasan terhadap anak, dibutuhkan peran berbagai pihak.
Untuk itu, dirinya berolaborasi dengan DPP AMPI untuk berperan dalam aksi-aksi perlindungan anak. Ditambahkannya kasus ini merupakan satu dari begitu banyak kasus yang mungkin merupakan fenomena gunung es.
"Ini juga menunjukkan bahwa melindungi anak perlu orang sekampung, perlu semuanya, tak hanya tanggung jawab pemerintah, polisi, tapi juga masyarakat luas," tegasnya.
Sementara itu, Sekertaris Jenderal DPP AMPI Ahmad Andi Bahri menegaskan kehadiran pihaknya sebagai bentuk komitmen terhadap aksi-aksi nyata perlindungan anak. Fenomena banyaknya kasus menimpa anak belakangan bagi Bahri sudah mengisyaratkan kondisi Indonesia darurat perlindungan anak.
"Baik DPP AMPI serta LPAI meminta agar para penegak hukum lebih cepat dan tegas dalam menangani kasus kekerasan atau pemerkosaan anak di bawah umur," ujarnya.
Bahri berharap ke depan DPP AMPI dan LPAI juga sepakat membentuk Satgas Perlindungan Anak di tingkat RT RW. Hal ini sebagai upaya pengawasan terhadap anak dan dapat menekan kasus kekerasan yang terus meningkat.
"Mari bersama-sama, semua harus berpartisipasi menjaga dan melakukan perlindungan anak. Indonesia saat ini bisa dikatakan sudah Darurat Perlindungan Anak," pungkasnya.
Ketua LPAI Seto Mulyadi atau Kak Seto mengunjungi kediaman korban pencabulan berinisial R (14) oleh tetangganya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (29/9/2022).
Menurut Kak Seto, kunjungannya tersebut dalam rangka memantau pemulihan psikologis korban dengan kolaborasi bersama DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI). Selain untuk melakukan pendampingan korban, kedua pihak sepakat akan menindaklanjuti sejumlah fenomena kekerasan terhadap anak yang terjadi belakangan ini.
"Kami akan terus mengawal kasus ini dan beberapa di tempat lain," ujar Kak Seto di lokasi. Kak Seto menegaskan menuntaskan persoalan kekerasan terhadap anak, dibutuhkan peran berbagai pihak.
Untuk itu, dirinya berolaborasi dengan DPP AMPI untuk berperan dalam aksi-aksi perlindungan anak. Ditambahkannya kasus ini merupakan satu dari begitu banyak kasus yang mungkin merupakan fenomena gunung es.
"Ini juga menunjukkan bahwa melindungi anak perlu orang sekampung, perlu semuanya, tak hanya tanggung jawab pemerintah, polisi, tapi juga masyarakat luas," tegasnya.
Sementara itu, Sekertaris Jenderal DPP AMPI Ahmad Andi Bahri menegaskan kehadiran pihaknya sebagai bentuk komitmen terhadap aksi-aksi nyata perlindungan anak. Fenomena banyaknya kasus menimpa anak belakangan bagi Bahri sudah mengisyaratkan kondisi Indonesia darurat perlindungan anak.
"Baik DPP AMPI serta LPAI meminta agar para penegak hukum lebih cepat dan tegas dalam menangani kasus kekerasan atau pemerkosaan anak di bawah umur," ujarnya.
Bahri berharap ke depan DPP AMPI dan LPAI juga sepakat membentuk Satgas Perlindungan Anak di tingkat RT RW. Hal ini sebagai upaya pengawasan terhadap anak dan dapat menekan kasus kekerasan yang terus meningkat.
Baca Juga
"Mari bersama-sama, semua harus berpartisipasi menjaga dan melakukan perlindungan anak. Indonesia saat ini bisa dikatakan sudah Darurat Perlindungan Anak," pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda