Profil Haji Nawi, Tuan Tanah di Gandaria Jaksel yang Diabadikan Jadi Nama Stasiun MRT
Senin, 04 Juli 2022 - 09:27 WIB
JAKARTA - Haji Nawi selama ini terkenal sebagai nama sebuah jalan di Cilandak, Jakarta Selatan. Nama ini juga digunakan sebagai nama stasiun MRT di wilayah tersebut.
Satu hal yang menjadi pertanyaan adalah, siapakah Haji Nawi hingga namanya diabadikan sebagai nama jalan? Berikut penjelasannya.
Berbagai sumber menyebut, Haji Nawi adalah seorang tuan tanah kaya raya asal Gandaria, Jakarta Selatan. Bahkan, namanya sangat terkenal sebagai orang paling kaya di wilayah tersebut.
Lahir di Jakarta (kala itu bernama Batavia) pada 1877, Haji Nawi dikenal sebagai pribadi yang murah hati dan amat bijaksana. Meskipun lahir dan besar di Jakarta, namun ia disebut memiliki darah Cirebon dari sang kakek. Haji Nawi memiliki 7 orang anak dari 4 pernikahannya.
Semasa hidup, Haji Nawi kerap terlihat mengontrol tanahnya yang tersebar di kampung-kampung dengan menggunakan kuda putih kesayangannya. Sebab, di zaman itu belum ada kendaraan yang bisa ia gunakan.
Kemahirannya dalam berkuda ia pelajari langsung dari sang juru tulis, Haji Jadit. Pada 1934, Haji Nawi wafat dan banyak meninggalkan hal baik. Termasuk kenangan masyarakat sekitar tentang kedermawanannya.
Makamnya berada di Masjid Nurul Huda, Gandaria yang diwakafkan oleh pihak keluarga. Kompleks pemakamannya dikenal dengan Bek Jahran. Pemerintah DKI Jakarta mengenang sosok beliau dengan mendirikan stasiun MRT sesuai namanya.
Melansir laman resmi MRT Jakarta, stasiun ini sarat dengan desain khas Betawi, seperti kaca penyekat dengan pola gigi baleng. Fasilitas yang disediakan di Stasiun MRT Haji Nawi ini juga cukup lengkap, mulai dari ATM, lift, eskalator, hingga toko serbaada.
Satu hal yang menjadi pertanyaan adalah, siapakah Haji Nawi hingga namanya diabadikan sebagai nama jalan? Berikut penjelasannya.
Berbagai sumber menyebut, Haji Nawi adalah seorang tuan tanah kaya raya asal Gandaria, Jakarta Selatan. Bahkan, namanya sangat terkenal sebagai orang paling kaya di wilayah tersebut.
Lahir di Jakarta (kala itu bernama Batavia) pada 1877, Haji Nawi dikenal sebagai pribadi yang murah hati dan amat bijaksana. Meskipun lahir dan besar di Jakarta, namun ia disebut memiliki darah Cirebon dari sang kakek. Haji Nawi memiliki 7 orang anak dari 4 pernikahannya.
Semasa hidup, Haji Nawi kerap terlihat mengontrol tanahnya yang tersebar di kampung-kampung dengan menggunakan kuda putih kesayangannya. Sebab, di zaman itu belum ada kendaraan yang bisa ia gunakan.
Kemahirannya dalam berkuda ia pelajari langsung dari sang juru tulis, Haji Jadit. Pada 1934, Haji Nawi wafat dan banyak meninggalkan hal baik. Termasuk kenangan masyarakat sekitar tentang kedermawanannya.
Makamnya berada di Masjid Nurul Huda, Gandaria yang diwakafkan oleh pihak keluarga. Kompleks pemakamannya dikenal dengan Bek Jahran. Pemerintah DKI Jakarta mengenang sosok beliau dengan mendirikan stasiun MRT sesuai namanya.
Melansir laman resmi MRT Jakarta, stasiun ini sarat dengan desain khas Betawi, seperti kaca penyekat dengan pola gigi baleng. Fasilitas yang disediakan di Stasiun MRT Haji Nawi ini juga cukup lengkap, mulai dari ATM, lift, eskalator, hingga toko serbaada.
(ams)
tulis komentar anda