GAMKI Minta Pemerintah Tindak Tegas Mafia Minyak Goreng
Minggu, 20 Maret 2022 - 01:45 WIB
JAKARTA - Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) meminta Pemerintah menindak tegas mafia minyak goreng . Pasalnya harga minyak goreng tengah melonjak drastis setelah pemerintah mencabut aturan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan.
"Adanya kenaikan harga minyak goreng salah satunya disebabkan oleh kenaikanharga CPO (crude palm oil). Para spekulan dan mafia minyak goreng mempermainkan harga, sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga murah," ungkap Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat GAMKI, Sahat Martin Philip Sinurat, Sabtu (19/3/2022).
Sahat menilai ada pabrik yang dengan sengaja menimbun minyak goreng ketika pemerintah menetapkan aturan HET, dan baru membuka kembali distribusi minyak goreng ketika HET dicabut.
"Dugaan kami ada monopoli dan permainan harga yang dilakukan oleh sekelompok pengusaha dan mafia minyak goreng. Kecurangan ini harus ditindak tegas dan ditertibkan," ujarnya.
GAMKI mendukung langkah Kapolri Jendera Pol Listyo Sigit Prabowo yang memerintahkan para Kapolda agar memastikan ketersediaanminyak gorenguntuk masyarakat baik di pasar tradisional maupun pasar modern.
Kapolri juga meminta Kapolda untuk melakukan pengawasan ketat di pelabuhan, jalur-jalur perbatasan, hingga jalur darat untuk mencegah adanya pelanggaran dari produsen yang mencoba bermain-main untuk melakukan ekspor CPO dan turunannya secara diam-diam.
"Kapolri mengingatkan adanya celah pelanggaran terkait aliran minyak sawit mentah atau CPO yang seharusnya disalurkan untuk kebutuhan rumah tangga, tapi justru digeser ke pasar industri, karena adanya selisih harga yang cukup tinggi. Naiknya harga minyak goreng ini harus diusut oleh pihak kepolisian," lanjut Sahat.
Sahat mengapresiasi langkah cepat beberapa Kapolda di daerah yang mengecek dan memperingatkan industri minyak goreng untuk menjaga ketersediaan minyak goreng bagi kebutuhan rumah tangga.
"Kami mendukung langkah Kapolda Riau Irjen Pol M. Iqbal yang meninjau perusahaan produsen minyak goreng PT Wilmar Group di Kawasan Industri Dumai (KID), untuk memastikan seluruh produksi berjalan baik," ujar Sahat.
"Adanya kenaikan harga minyak goreng salah satunya disebabkan oleh kenaikanharga CPO (crude palm oil). Para spekulan dan mafia minyak goreng mempermainkan harga, sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga murah," ungkap Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat GAMKI, Sahat Martin Philip Sinurat, Sabtu (19/3/2022).
Sahat menilai ada pabrik yang dengan sengaja menimbun minyak goreng ketika pemerintah menetapkan aturan HET, dan baru membuka kembali distribusi minyak goreng ketika HET dicabut.
"Dugaan kami ada monopoli dan permainan harga yang dilakukan oleh sekelompok pengusaha dan mafia minyak goreng. Kecurangan ini harus ditindak tegas dan ditertibkan," ujarnya.
GAMKI mendukung langkah Kapolri Jendera Pol Listyo Sigit Prabowo yang memerintahkan para Kapolda agar memastikan ketersediaanminyak gorenguntuk masyarakat baik di pasar tradisional maupun pasar modern.
Kapolri juga meminta Kapolda untuk melakukan pengawasan ketat di pelabuhan, jalur-jalur perbatasan, hingga jalur darat untuk mencegah adanya pelanggaran dari produsen yang mencoba bermain-main untuk melakukan ekspor CPO dan turunannya secara diam-diam.
"Kapolri mengingatkan adanya celah pelanggaran terkait aliran minyak sawit mentah atau CPO yang seharusnya disalurkan untuk kebutuhan rumah tangga, tapi justru digeser ke pasar industri, karena adanya selisih harga yang cukup tinggi. Naiknya harga minyak goreng ini harus diusut oleh pihak kepolisian," lanjut Sahat.
Sahat mengapresiasi langkah cepat beberapa Kapolda di daerah yang mengecek dan memperingatkan industri minyak goreng untuk menjaga ketersediaan minyak goreng bagi kebutuhan rumah tangga.
"Kami mendukung langkah Kapolda Riau Irjen Pol M. Iqbal yang meninjau perusahaan produsen minyak goreng PT Wilmar Group di Kawasan Industri Dumai (KID), untuk memastikan seluruh produksi berjalan baik," ujar Sahat.
tulis komentar anda