Pengakuan 2 PSK Online Cari Pelanggan Tanpa Mucikari
Rabu, 16 Maret 2022 - 16:27 WIB
JAKARTA - Aida (21) dan Wita (25), keduanya PSK online yang kerap one women show mencari pria hidung belang tanpa bantuan mucikari . Alasannya simpel, meraup keuntungan maksimal tanpa dipotong embel-embel oleh sang mucikari.
“Sekarang bukan mucikari, saya nyebutnya joki atau teman pria karena saya ngasih upah berdasarkan keikhlasan mereka yang juga ngebantu jagain kita,” ujar Aida yang menyewa apartemen di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kenapa Apartemen Kerap Jadi Sarang Prostitusi? Begini Penuturan PSK Online
Menurut dia, mungkin kalau bekerja sama dengan mucikari dirinya saat ini tidak bisa menyewa apartemen karena pendapatannya habis dipangkas mucikari. Biasanya mucikari mendapatkan komisi sekitar 20-25 persen dari praktik prostitusi online.
Aida menawarkan tarif berhubungan intim mulai Rp400 ribu hingga Rp1 juta untuk kencan singkat atau short time. Sedangkan, untuk long time sebesar Rp1 juta-Rp2,5 juta.
Mantan SPG salah satu minuman kemasan itu nekat melakoni bisnis esek-esek karena tuntutan ekonomi. Tagihan bulan yang besar tak diimbangi pendapatan menjadikan dirinya terpaksa menjajakan diri.
Baca juga: Tempat Favorit PSK Online Open BO, dari Hotel hingga Rumah Kontrakan
Hal sama diungkapkan Wita (25). PSK online yang tinggal di apartemen Kembangan, Jakarta Barat ini enggan menggunakan jasa mucikari. Dia lebih memilih teman pria atau joki untuk mencari pelanggan pria hidung belang.
“Kerja mereka sama kayak kita. Cari pelanggan begitu ada kesepakatan mereka akan menyambungkan dengan kita,” ucapnya.
Menurut dia, joki tidak bisa dikaitkan dengan mucikari. Sebab, joki tidak meminta bagian dari hasil mendapatkan pelanggan. “Kalaupun ada ya itu insiatif dari kita. Besarannya bervariatif dari Rp50 ribu-Rp150 ribu per pelanggan,” kata Wita.
Melalui aplikasi chatting, Wita menjajakan tubuhnya dengan tarif bervariasi mulai terendah Rp300 ribu hingga jutaan rupiah sekali kencan, layanan seks berpasangan, hingga pesta seks asalkan sesuai kesepakatan.
Lihat Juga: Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
“Sekarang bukan mucikari, saya nyebutnya joki atau teman pria karena saya ngasih upah berdasarkan keikhlasan mereka yang juga ngebantu jagain kita,” ujar Aida yang menyewa apartemen di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kenapa Apartemen Kerap Jadi Sarang Prostitusi? Begini Penuturan PSK Online
Menurut dia, mungkin kalau bekerja sama dengan mucikari dirinya saat ini tidak bisa menyewa apartemen karena pendapatannya habis dipangkas mucikari. Biasanya mucikari mendapatkan komisi sekitar 20-25 persen dari praktik prostitusi online.
Aida menawarkan tarif berhubungan intim mulai Rp400 ribu hingga Rp1 juta untuk kencan singkat atau short time. Sedangkan, untuk long time sebesar Rp1 juta-Rp2,5 juta.
Mantan SPG salah satu minuman kemasan itu nekat melakoni bisnis esek-esek karena tuntutan ekonomi. Tagihan bulan yang besar tak diimbangi pendapatan menjadikan dirinya terpaksa menjajakan diri.
Baca juga: Tempat Favorit PSK Online Open BO, dari Hotel hingga Rumah Kontrakan
Hal sama diungkapkan Wita (25). PSK online yang tinggal di apartemen Kembangan, Jakarta Barat ini enggan menggunakan jasa mucikari. Dia lebih memilih teman pria atau joki untuk mencari pelanggan pria hidung belang.
“Kerja mereka sama kayak kita. Cari pelanggan begitu ada kesepakatan mereka akan menyambungkan dengan kita,” ucapnya.
Menurut dia, joki tidak bisa dikaitkan dengan mucikari. Sebab, joki tidak meminta bagian dari hasil mendapatkan pelanggan. “Kalaupun ada ya itu insiatif dari kita. Besarannya bervariatif dari Rp50 ribu-Rp150 ribu per pelanggan,” kata Wita.
Melalui aplikasi chatting, Wita menjajakan tubuhnya dengan tarif bervariasi mulai terendah Rp300 ribu hingga jutaan rupiah sekali kencan, layanan seks berpasangan, hingga pesta seks asalkan sesuai kesepakatan.
Lihat Juga: Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
(jon)
tulis komentar anda