Asal Usul Nama Matraman dan Kisah Penyerangan Batavia oleh Pasukan Sultan Agung

Rabu, 02 Februari 2022 - 06:38 WIB
Pada awal tahun 1900-an, kawasan tersebut bahkan menajadi tempat rawan kejahatan. Koran Bintang Betawi, yang terbit untuk wilayah Betawi dan sekitarnya memberitakan beberapa kejahatan yang pernah terjadi di Matraman, salah satunya dimuat pada 3 Juli 1902.

Diceritakan bahwa belum lama berselang, seorang Belanda bernama Tuan V, diserang oleh satu soldadu peranakan yang langsung melompat naik ke dalam dos-a-dosnya saat dia melewati daerah antara Salemba dan Mr Cornelis (Jatinegara ).

Setelah berhasil masuk, soldadu ini lantas menusuk Tuan V, beruntung tusukanya luput. Tuan V segera turun dari dos-a-dosnya, sedangkan soldadu itu lalu memaksa kusir untuk membawanya pergi dari situ. Tuan V lantas mengambil dos-a-dos lain untuk mengejar soldadu itu.



Tapi soldadu itu ternyata langsung berlari masuk ke dalam tangsi, lalu memanjat tembok dan menghilang. Saat ini, Matraman masih memiliki reputasi yang kurang sedap. Bentrok antarwarga masih sering terjadi hanya karena masalah sepele.

Mungkin semangat “bertempur“ dari pasukan Mataram masih diwarisi oleh penduduk daerah itu, sayang pertempuran itu justru dilakukan sesama saudara sebangsa.

Versi lain menyebut Matraman berawal dari suatu tempat di wilayah Kelurahan Pal Meriam. Di sebuah tempat bekas tongkat yang ditancapkan oleh seorang pangeran dari Mataram. Tempat ini kemudian dikeramatkan orang dan terkenal dengan nama Kampung Matraman. Pal Meriam merupakan wilayah yang diserahkan oleh seorang pangeran Mataram kepada pamannya dalam penyerangan ke VOC, "Monggo, Paman" (Silakan Paman).

Cerita lain menyebutkan bahwa Matraman berasal dari sebuah mesjid kecil di pinggir Ciliwung yang digunakan pangeran dari Mataram. Bekas masjid kemudian menjadi Kampung Matraman Dalam, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng.

Di tempat itu dulu pemah ada rumah si pangeran yang bercorak Jawa dengan tiang tiang besar. Pada jaman Belanda rumah tersebut dimiliki oleh Tuan Bool dan dijadikan tempat pemeliharan bintang (seperti kebon raya). Namun kemudian dihancurkan karena menjadi persengketaan. Kampung Matraman lama berada di sekitar masjid ini dan disebut Matraman Dalam Mesjid.

Antara tahun 1947-1950, Matraman terrnasuk dalam Kelurahan Matraman, Asistenan Kampung Melayu, Kawedanan Kramat jati, Kota praja Jakarta Raya. Kantor kawedanan ada di Pasar Minggu. Kelurahan terletak di Matraman Dalam (1945-1948). Kemudian dipindah ke Kebon Manggis (1950), dan ke Jl Tambak (1967).
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More