Penjelasan Polisi Soal Jasad Penderita COVID-19 Terlantar di Depan Rumah
Rabu, 23 Juni 2021 - 04:37 WIB
JAKARTA - Sesosok jasad yang diduga meninggal karena COVID-19 tergeletak dan terlantar di depan rumahnya di kawasan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utar a pada Senin (21/6/2021). Adanya peristiwa inipun sempat menghebohkan masyarakat.
Menanggapi hal ini, Kapolsek Tanjung Priok, Kompol Ghulam Pasaribu mengatakan bahwa adanya pembiaran atau jenazah COVID-19 yang ditelantarkan adalah informasi yang tidak benar. Baca juga: Dua Hari Tenggelam, Bocah Asal Bogor Belum Kunjung Ditemukan
"Jadi kita dapat informasi dari RW langsung ada korban diduga COVID-19. Awalnya seperti itu. Kita cek ke rumahnya bahwa datanya ternyata yang bersangkutan positif tapi positif yang tidak terdata," ujar Ghulam saat dikonfirmasi, Rabu (23/6/2021).
Dikatakan Ghulam, warga yang meninggal tersebut bukanlah warga yang terdata di Kelurahan Sunter Agung dan merupakan warga asal Kelurahan Papanggo. "Datanya bukan di Sunter Agung. Jadi dari tanggal 12 sudah COVID-19 tapi tidak melaporkan jadi pihak puskesmas kesulitan," ucapnya.
"Anaknya juga sedang isolasi mandiri di Wisma Atlet jadi tidak ada siapa-siapa di rumahnya. Kebetulan juga keluarganya kurang open karena data KTP-nya juga terdaftar di Papanggo," jelasnya.
Meski demikian, Ghulam mengaku jika pihaknya langsung bergerak cepat begitu menerima informasi dari RW setempat berkaitan dengan adanya jenazah yang diduga terpapar COVID-19.
"Bukan lama evakuasi, emang untuk tim pemulasaran hanya satu. Jadi saat kita ajukan jadi kaya antri karena menunggu yang lain. Jenazah covid banyak jadi memang terbatas," ungkapnya.
Menurut Ghulam, jika pada peristiwa tersebut jenazah asal Papanggo kemarin mendapat urutan kedelapan sehingga harus menunggu giliran evakuasi.
"Kita sebelumnya sudah tutupi, memang lama kita lampirkan mereka dari dinas terkait gilirannya kedelapan. Jadi kita menunggu mereka bolak balik karena prosedurnya seperti itu," pungkasnya.
Menanggapi hal ini, Kapolsek Tanjung Priok, Kompol Ghulam Pasaribu mengatakan bahwa adanya pembiaran atau jenazah COVID-19 yang ditelantarkan adalah informasi yang tidak benar. Baca juga: Dua Hari Tenggelam, Bocah Asal Bogor Belum Kunjung Ditemukan
"Jadi kita dapat informasi dari RW langsung ada korban diduga COVID-19. Awalnya seperti itu. Kita cek ke rumahnya bahwa datanya ternyata yang bersangkutan positif tapi positif yang tidak terdata," ujar Ghulam saat dikonfirmasi, Rabu (23/6/2021).
Dikatakan Ghulam, warga yang meninggal tersebut bukanlah warga yang terdata di Kelurahan Sunter Agung dan merupakan warga asal Kelurahan Papanggo. "Datanya bukan di Sunter Agung. Jadi dari tanggal 12 sudah COVID-19 tapi tidak melaporkan jadi pihak puskesmas kesulitan," ucapnya.
"Anaknya juga sedang isolasi mandiri di Wisma Atlet jadi tidak ada siapa-siapa di rumahnya. Kebetulan juga keluarganya kurang open karena data KTP-nya juga terdaftar di Papanggo," jelasnya.
Meski demikian, Ghulam mengaku jika pihaknya langsung bergerak cepat begitu menerima informasi dari RW setempat berkaitan dengan adanya jenazah yang diduga terpapar COVID-19.
"Bukan lama evakuasi, emang untuk tim pemulasaran hanya satu. Jadi saat kita ajukan jadi kaya antri karena menunggu yang lain. Jenazah covid banyak jadi memang terbatas," ungkapnya.
Menurut Ghulam, jika pada peristiwa tersebut jenazah asal Papanggo kemarin mendapat urutan kedelapan sehingga harus menunggu giliran evakuasi.
"Kita sebelumnya sudah tutupi, memang lama kita lampirkan mereka dari dinas terkait gilirannya kedelapan. Jadi kita menunggu mereka bolak balik karena prosedurnya seperti itu," pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda