Trotoar Rp21 Miliar di Tangsel Jadi Tempat Parkir Liar, Kadis PU: Pedagang Protes Dipasang Bollard
Rabu, 07 April 2021 - 14:23 WIB
Lurah Rawa Buntu, Harun, sempat mempertanyakan pengerjaan trotoar di sepanjang Jalan Rawa Buntu karena tanpa dipasangi penuh bollard di bagian sisinya. Padahal selain sebagai pembatas, bollard bisa juga berfungsi untuk menghalangi kendaraan yang akan parkir di atas trotoar itu.
"Kalau terbuka begini kan pasti banyak (kendaraan) yang masuk, harusnya diberi semacam pagar kecil begitu waktu dibangun," ujarnya.
Sementara beberapa pedagang yang usahanya berada di sisi Jalan Rawa Buntu mengaku tidak pernah memprotes pemasangan tiang pembatas bollard di trotoar jalan itu. Menurut mereka, kewenangan tersebut mutlak milik pemerintah.
"Kita enggak pernah melarang kok, itu kan jalan pemerintah juga. Kalau mau dipasang tiang pembatas ya enggak apa-apa. Paling jangan nutup arah pintu masuk aja kan, kalau bagian lainnya enggak apa-apa," tutur Supriyadi (43), salah satu pemilik usaha kuliner di lokasi.
Namun begitu, Supriyadi menyebut rata-rata pelanggan yang datang mengendarai mobil terpaksa memarkirkan kendaraan di atas trotoar lantaran tidak cukupnya ketersediaan ruang parkir.
"Kita memang enggak ada parkiran, sempit. Jadi kalau penuh, ya mau enggak mau parkir di trotoar. Kita ngelarang juga kan enggak enak. Mungkin kalau ada tiang batasnya juga kan pasti lain, mobil juga enggak bisa naik," ucapnya.
"Kalau terbuka begini kan pasti banyak (kendaraan) yang masuk, harusnya diberi semacam pagar kecil begitu waktu dibangun," ujarnya.
Sementara beberapa pedagang yang usahanya berada di sisi Jalan Rawa Buntu mengaku tidak pernah memprotes pemasangan tiang pembatas bollard di trotoar jalan itu. Menurut mereka, kewenangan tersebut mutlak milik pemerintah.
"Kita enggak pernah melarang kok, itu kan jalan pemerintah juga. Kalau mau dipasang tiang pembatas ya enggak apa-apa. Paling jangan nutup arah pintu masuk aja kan, kalau bagian lainnya enggak apa-apa," tutur Supriyadi (43), salah satu pemilik usaha kuliner di lokasi.
Namun begitu, Supriyadi menyebut rata-rata pelanggan yang datang mengendarai mobil terpaksa memarkirkan kendaraan di atas trotoar lantaran tidak cukupnya ketersediaan ruang parkir.
"Kita memang enggak ada parkiran, sempit. Jadi kalau penuh, ya mau enggak mau parkir di trotoar. Kita ngelarang juga kan enggak enak. Mungkin kalau ada tiang batasnya juga kan pasti lain, mobil juga enggak bisa naik," ucapnya.
(thm)
tulis komentar anda