Perjuangkan Warga Ciater Tangsel Dapat 1.000 Paket Sembako Covid-19, Perempuan Ini Malah Dicurigai
Sabtu, 16 Mei 2020 - 11:02 WIB
TANGERANG SELATAN - Suwarti Ningsih (56) akhirnya bisa bernafas lega setelah bantuan tahap pertama dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang diperjuangkannya secara mandiri turun. Rumahnya pun tak jadi didemo 1.000 warga.
Saat ditemui di rumahnya, pinggir Jalan Ciater Barat, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), ibu tiga anak ini sibuk menerima kedatangan warga Ciater yang mengantarkan KK dan KTP sebagai penerima sembako.
"Dulu saya sempat kerja diekspedisi, karena saya enggak mau diatur sama bos, saya ngundurin diri. Kalau saya, kerja lebih senang di lapangan enggak suka di belakang meja," ujar Ningsih, Jumat (15/5/2020). (Baca juga: Polres Jakut Bagikan 2.100 Paket Sembako)
Keluar dari tempat kerja, Ningsih tidak 100% menganggur. Dia membuka usaha katering di Cinere. Usahanya cukup maju, punya banyak pelanggan. Namun, badai ekonomi dan politik pada 1998 membuat usahanya hancur. Dia pun mengungsi ke rumah orangtuanya di Ciater membuka usaha baru.
"Karena di depan ada lahan kosong ya saya buka usaha ini, gado-gado tahu cocol. Tetapi, saat itu saya juga ikut menjadi relawan," ucapnya.
Dia mengakui pernah aktif menjadi relawan Jokowi, Ahoker, Projo, dan lainnya. Di Tangsel, dia juga aktif ikut Bejo Tangsel, Srikandi Nusantara dan IKI untuk mengurusi data.
"Pas lagi ada Covid-19 begini teman saya di SMA gabung dengan Mensos. Dia lalu menghubungi saya, katanya sedang baksos di Jombang. Kemudian saya tawarkan diri untuk minta bantuan bagi warga Ciater," ujar Ningsih.
Temannya pun menyanggupi membantunya memberi bantuan kepada warga Ciater yang belum mendapatkan bansos. Dia meminta 1.000 orang penerima bantuan. (Baca juga: Cegah Covid-19, Warga Jabodetabek Dilarang Mudik Lokal Saat Lebaran)
Ningsih yang sejak SMP terkenal punya jiwa sosial tinggi terpanggil dan mulai menghubungi pihak kelurahan untuk mulai mendata warga di kampungnya. "Saya lalu izin ke kelurahan. Saya bilang ke pak lurah, pak saya mau bantu kasih bantuan. Saya relawan yang kerja sama dengan Mensos. Kalau kita sanggup kumpulin data 1.000 KK, kita bisa dapat bantuan," jelasnya.
Saat ditemui di rumahnya, pinggir Jalan Ciater Barat, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), ibu tiga anak ini sibuk menerima kedatangan warga Ciater yang mengantarkan KK dan KTP sebagai penerima sembako.
"Dulu saya sempat kerja diekspedisi, karena saya enggak mau diatur sama bos, saya ngundurin diri. Kalau saya, kerja lebih senang di lapangan enggak suka di belakang meja," ujar Ningsih, Jumat (15/5/2020). (Baca juga: Polres Jakut Bagikan 2.100 Paket Sembako)
Keluar dari tempat kerja, Ningsih tidak 100% menganggur. Dia membuka usaha katering di Cinere. Usahanya cukup maju, punya banyak pelanggan. Namun, badai ekonomi dan politik pada 1998 membuat usahanya hancur. Dia pun mengungsi ke rumah orangtuanya di Ciater membuka usaha baru.
"Karena di depan ada lahan kosong ya saya buka usaha ini, gado-gado tahu cocol. Tetapi, saat itu saya juga ikut menjadi relawan," ucapnya.
Dia mengakui pernah aktif menjadi relawan Jokowi, Ahoker, Projo, dan lainnya. Di Tangsel, dia juga aktif ikut Bejo Tangsel, Srikandi Nusantara dan IKI untuk mengurusi data.
"Pas lagi ada Covid-19 begini teman saya di SMA gabung dengan Mensos. Dia lalu menghubungi saya, katanya sedang baksos di Jombang. Kemudian saya tawarkan diri untuk minta bantuan bagi warga Ciater," ujar Ningsih.
Temannya pun menyanggupi membantunya memberi bantuan kepada warga Ciater yang belum mendapatkan bansos. Dia meminta 1.000 orang penerima bantuan. (Baca juga: Cegah Covid-19, Warga Jabodetabek Dilarang Mudik Lokal Saat Lebaran)
Ningsih yang sejak SMP terkenal punya jiwa sosial tinggi terpanggil dan mulai menghubungi pihak kelurahan untuk mulai mendata warga di kampungnya. "Saya lalu izin ke kelurahan. Saya bilang ke pak lurah, pak saya mau bantu kasih bantuan. Saya relawan yang kerja sama dengan Mensos. Kalau kita sanggup kumpulin data 1.000 KK, kita bisa dapat bantuan," jelasnya.
tulis komentar anda