Nyawa Ibu Direnggut Covid, Aisyah Hidup Sebatang Kara setelah Ditinggal Keluarga Besar karena Mualaf

Senin, 18 Januari 2021 - 21:02 WIB
Baca juga: 5,4% Warga Tangsel Meninggal Terserang Covid-19, Airin: Ini Real Data Bukan untuk Menakuti

Situasi ini berlangsung hingga malam hari. Aisyah yang lemah, langsung ditampung seorang warga, dipisahkan dari jasad ibunya. Besoknya, Minggu 17 Januari 2021, jenazah Rina dimakamkan di TPU Jombang, Ciputat.

"Anaknya hari itu juga saya bawa ke RS Siloam untuk Swab, bayar Rp1,3 juta, dan hasilnya juga positif. Akhirnya kita titipkan di Tandon Ciater, di RLC. Sampai hari ini Aisyah masih isolasi di Tandon Ciater," tambahnya.

Warga pun bertanya-tanya, dengan siapa Aisyah tinggal, setelah menjalani isolasi di RLC. Selama ini bocah kelas 4 SD itu hanya hidup berdua dengan ibunya. Keluarga besarnya tidak mau mengakui mereka lagi sebagai keluarga.

Baca juga: Orang Meninggal Akibat Covid-19 di Tangsel Meledak, Petugas Pemakaman Kewalahan

Ayahnya sudah meninggal delapan tahun lalu. Mereka berdua tinggal mengontrak di Jalan Bhayangkara, Blok E 26, No 15, RT 01/18, Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Di sana mereka sudah tinggal 4 tahun.

"Jadi ceritanya dia mualaf, masuk Islam. Dia China Bangka. Sebelum pindah ke Pamulang, dia tinggal di Kedoya. Karena masuk Islam, mereka diusir keluarganya. Makanya dia pindah ke Pamulang," jelasnya.

Selama tinggal mengontrak, keluarga ini hidup sederhana. Aisyah bahkan sangat akrab dengan warga sekitar. Warga sekitar yang iba, ada yang bersedia menerima dan merawat bocah yatim piatu ini sebagai anaknya sendiri.
(thm)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More