Digagas Pangdam Jaya, Habib Lutfi Bacakan Ikrar Silaturahmi Kebangsaan
Jum'at, 25 Desember 2020 - 17:30 WIB
“Kita ketahui sejak awal berdirinya bangsa ini sudah disepakati bahwa Pancasila merupakan dasar dan sebagai ideologi negara dengan keberagamanan suku, agama, budaya, dan etnisnya, bingkai kebhinnekaan ini seharusnya kita hormati bukan untuk diperolok,” tegasnya. (
)
Menurut dia, bangsa ini tidak boleh kalah, makna Bhinneka Tunggal Ika dalam persatuan Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang beraneka ragam. “Namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan, keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia,” katanya.
Sementara itu, KH Habib Lutfi bin Ali bin Yahya yang hadir dalam acara itu mengapresiasi acara yang digagas oleh Pangdam Jaya. “Bahwa bentuk kebhinekaan yang luar biasa terlihat pada siang hari ini, kita bisa berkumpul bersama memiliki Republik ini tanpa melihat sudut perbedaan agama, tapi kita bersama sebagai bangsa Indonesia,” tuturnya.
“Terkadang di dalam hati itu bisa berbicara, para founding father bangsa akan mengatakan bahwa umurnya dari padanya yang telah aku perjuangkan, yang telah kami perjuangkan, wahai anak cucu kalian pertahankan jangan sampai kalian mempermalukan dan mengecewakan aku kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita mempunyai kontribusi apa atas peninggalan-peninggalan, maka dari itu cinta kepada bangsa, cinta tanah air yang tidak lain akan keluar dari hati akan mengatakan sehelai rumput yang kering dan sebutir pasir Indonesia adalah Kami,” kata Habieb Lutfi.
Wakil Ketua MUI KH. Dr Marsudi Syuhud juga menyampaikan, Negara ini berdiri karena kita menghormati akad-akad kebangsaan. Akad-akad yang telah disepakati kita harus menjunjung tinggi, maka kita akan bisa merasakan nikmatnya dan manfaatnya bernegara. ( )
“Bersyukur dengan cara ilmu wathoniyah dimana menghargai dan menghormati lembaga negara, maka kita hormati lembaga hukum. Urusan ekonomi sudah ada lembaga yang mengurusi ekonomi, bidang keamanan kita serahkan kepada lembaga yang mengurusi keamanan itulah intinya kita berbangsa ilmu-ilmu wathoniyah,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama Kapendam Jaya Letkol Arh Herwin Budi BS mengatakan, acara Silaturahmi Kebangsaan yang dihadiri tokoh agama dan Pangdam Jaya mengucapkan 5 Ikrar Kebangsaan, yang dipimpin langsung oleh KH. (HC) Habib Lutfi bin Ali bin Yahya dan diikuti oleh para peserta. "Kami segenap unsur pemerintah, TNI-Polri, tokoh agama, dan tokoh masyarakat se-jabodetabek, berikrar," ujarnya.
(Baca juga : Menag Akan Afirmasi Syiah dan Ahmadiyah, Muhammadiyah: Sebaiknya Dikaji Dulu )
Berikut lima ikrar tersebut: 1. Senantiasa memegang teguh 4 (empat) pilar kebangsaan, yakni: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. 2. Siap mengedepankan aspek toleran (tasamuh), berkeseimbangan (tawazum), dan tegak lurus (i'tidal), dalam perikehidupan kemasyarakatan, berbangsa, dan bernegara. 3. Tidak akan memberikan peluang sejengkal pun kepada kaum intoleran. 4. Siap mengedepankan aspek kejujuran, persaudaraan, persatuan dan kesatuan dalam berkhidmat kepada agama, nusa dan bangsa. 5. Tetap waspada dalam setiap langkah, perbuatan, tidak mudah terintervensi oleh berita hoaks dan senantiasa loyal terhadap setiap langkah menuju kemaslahatan bersama.
Dan kemudian Ikrar yang sudah diucapkan, ditandatangani oleh tokoh agama mereka yakni KH. (HC) Habib Lutfi bin Ali bin Yahya, Ketua Uskup Agung Katedral Bapak Ignatius Kardinal Suharyo, Ketua PGI DKI Jakarta Pendeta Gomar Gultom M. Th, Pandita Ida Brahma Cari (Saba Piandita PHDI DKI), Bapak Bhante Khanit Fanano Sekjen DPP Walubi, Bapak Budi S Tan Wibowo Ketua umum Matakin (Konghuchu), Para Ketua FKUB, MUI, PBNU dan Muhammadiyah DKI Jakarta dan Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta, Wakil Gubernur DKI, Wakapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya, pungkas Kapendam Jaya.
Baca Juga
Menurut dia, bangsa ini tidak boleh kalah, makna Bhinneka Tunggal Ika dalam persatuan Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang beraneka ragam. “Namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan, keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia,” katanya.
Sementara itu, KH Habib Lutfi bin Ali bin Yahya yang hadir dalam acara itu mengapresiasi acara yang digagas oleh Pangdam Jaya. “Bahwa bentuk kebhinekaan yang luar biasa terlihat pada siang hari ini, kita bisa berkumpul bersama memiliki Republik ini tanpa melihat sudut perbedaan agama, tapi kita bersama sebagai bangsa Indonesia,” tuturnya.
“Terkadang di dalam hati itu bisa berbicara, para founding father bangsa akan mengatakan bahwa umurnya dari padanya yang telah aku perjuangkan, yang telah kami perjuangkan, wahai anak cucu kalian pertahankan jangan sampai kalian mempermalukan dan mengecewakan aku kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita mempunyai kontribusi apa atas peninggalan-peninggalan, maka dari itu cinta kepada bangsa, cinta tanah air yang tidak lain akan keluar dari hati akan mengatakan sehelai rumput yang kering dan sebutir pasir Indonesia adalah Kami,” kata Habieb Lutfi.
Wakil Ketua MUI KH. Dr Marsudi Syuhud juga menyampaikan, Negara ini berdiri karena kita menghormati akad-akad kebangsaan. Akad-akad yang telah disepakati kita harus menjunjung tinggi, maka kita akan bisa merasakan nikmatnya dan manfaatnya bernegara. ( )
“Bersyukur dengan cara ilmu wathoniyah dimana menghargai dan menghormati lembaga negara, maka kita hormati lembaga hukum. Urusan ekonomi sudah ada lembaga yang mengurusi ekonomi, bidang keamanan kita serahkan kepada lembaga yang mengurusi keamanan itulah intinya kita berbangsa ilmu-ilmu wathoniyah,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama Kapendam Jaya Letkol Arh Herwin Budi BS mengatakan, acara Silaturahmi Kebangsaan yang dihadiri tokoh agama dan Pangdam Jaya mengucapkan 5 Ikrar Kebangsaan, yang dipimpin langsung oleh KH. (HC) Habib Lutfi bin Ali bin Yahya dan diikuti oleh para peserta. "Kami segenap unsur pemerintah, TNI-Polri, tokoh agama, dan tokoh masyarakat se-jabodetabek, berikrar," ujarnya.
(Baca juga : Menag Akan Afirmasi Syiah dan Ahmadiyah, Muhammadiyah: Sebaiknya Dikaji Dulu )
Berikut lima ikrar tersebut: 1. Senantiasa memegang teguh 4 (empat) pilar kebangsaan, yakni: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. 2. Siap mengedepankan aspek toleran (tasamuh), berkeseimbangan (tawazum), dan tegak lurus (i'tidal), dalam perikehidupan kemasyarakatan, berbangsa, dan bernegara. 3. Tidak akan memberikan peluang sejengkal pun kepada kaum intoleran. 4. Siap mengedepankan aspek kejujuran, persaudaraan, persatuan dan kesatuan dalam berkhidmat kepada agama, nusa dan bangsa. 5. Tetap waspada dalam setiap langkah, perbuatan, tidak mudah terintervensi oleh berita hoaks dan senantiasa loyal terhadap setiap langkah menuju kemaslahatan bersama.
Dan kemudian Ikrar yang sudah diucapkan, ditandatangani oleh tokoh agama mereka yakni KH. (HC) Habib Lutfi bin Ali bin Yahya, Ketua Uskup Agung Katedral Bapak Ignatius Kardinal Suharyo, Ketua PGI DKI Jakarta Pendeta Gomar Gultom M. Th, Pandita Ida Brahma Cari (Saba Piandita PHDI DKI), Bapak Bhante Khanit Fanano Sekjen DPP Walubi, Bapak Budi S Tan Wibowo Ketua umum Matakin (Konghuchu), Para Ketua FKUB, MUI, PBNU dan Muhammadiyah DKI Jakarta dan Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta, Wakil Gubernur DKI, Wakapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya, pungkas Kapendam Jaya.
tulis komentar anda