Polisi Sebut Penambahan Tugas Efektif Kurangi Pelajar Ikut Demo
Kamis, 22 Oktober 2020 - 13:57 WIB
JAKARTA - Polres Jakarta Selatan melakukan koordinasi dengan Suku Dinas (Sudin) Pendidikan sebagai upaya pencegahan terhadap
pelajar yang bakal ikut demo , Kamis (22/10/2020). Selain itu, polisi juga melakukan koordinasi dengan sekolah dan orang tua untuk mengurangi pelajar yang unjuk rasa.
"Penurunannya drastis sekali, menurut evaluasi kami berkurang jauh. Dari hasil yang diamankan saja sewaktu demo 20 Oktober kemarin, hanya ada 10 pelajar," ujar Wakapolres Jakarta Selatan AKBP Antonius Agus Rahmanto kepada wartawan, Kamis (22/10/2020).
Menurutnya, jumlah tersebut berbanding jauh saat demo Kamis 8 dan Selasa 13 Oktober 2020. Dalam aksi itu, sekitar 288 pelajar yang diamankan. Di lapangan, demo 20 Oktober 2020 pun hanya sedikit pelajar yang terlibat demo, paling banyak dari kelompok remaja yang pengangguran. ( )
"Kemarin kami sepakat dengan Sudin Pendidikan dan sekolah untuk memberikan tugas-tugas pada para pelajar, hasilnya efektif tepat sasaran dan kita pun akan terus meningkatkan koordinasi ini, khususnya saat sebelum hari H (demo)," tuturnya.
Dia menambahkan, ke depan, polisi bakal terus melakukan pencegahan pelajar terlibat demo dengan berkoordinasi dengan Sudin Pendidikan, sekolah, dan orangtua di Jakarta Selatan. Baik dengan pemberian tugas tambahan dan absen sehari tiga kali di waktu pagi, siang, dan sore pada pelajar ataupun dengan kegiatan lainnya yang lebih bermanfaat.
"Dengan begitu, semua pihak pun bisa bersama mengawasi para pelajar di kawasan Jakarta Selatan," katanya. ( )
Sebagaimana diketahui, pada Jumat 16 Oktober 2020 Polres Jakarta Selatan berkoordinasi dengan Sudin Pendidikan Jakarta Selatan, Kepala Sekolah, dan sejumlah orang tua murid di Jakarta Selatan guna mencegah pelajar terlibat aksi demo. Hasil koordinasi, salah satu upaya pencegahan itu dilakukan dengan pemberian tugas tambahan pada pelajar sekolah Negeri dan Swasta serta wajib absen sehari tiga kali di waktu pagi, siang, dan sore hari.
pelajar yang bakal ikut demo , Kamis (22/10/2020). Selain itu, polisi juga melakukan koordinasi dengan sekolah dan orang tua untuk mengurangi pelajar yang unjuk rasa.
"Penurunannya drastis sekali, menurut evaluasi kami berkurang jauh. Dari hasil yang diamankan saja sewaktu demo 20 Oktober kemarin, hanya ada 10 pelajar," ujar Wakapolres Jakarta Selatan AKBP Antonius Agus Rahmanto kepada wartawan, Kamis (22/10/2020).
Menurutnya, jumlah tersebut berbanding jauh saat demo Kamis 8 dan Selasa 13 Oktober 2020. Dalam aksi itu, sekitar 288 pelajar yang diamankan. Di lapangan, demo 20 Oktober 2020 pun hanya sedikit pelajar yang terlibat demo, paling banyak dari kelompok remaja yang pengangguran. ( )
"Kemarin kami sepakat dengan Sudin Pendidikan dan sekolah untuk memberikan tugas-tugas pada para pelajar, hasilnya efektif tepat sasaran dan kita pun akan terus meningkatkan koordinasi ini, khususnya saat sebelum hari H (demo)," tuturnya.
Dia menambahkan, ke depan, polisi bakal terus melakukan pencegahan pelajar terlibat demo dengan berkoordinasi dengan Sudin Pendidikan, sekolah, dan orangtua di Jakarta Selatan. Baik dengan pemberian tugas tambahan dan absen sehari tiga kali di waktu pagi, siang, dan sore pada pelajar ataupun dengan kegiatan lainnya yang lebih bermanfaat.
"Dengan begitu, semua pihak pun bisa bersama mengawasi para pelajar di kawasan Jakarta Selatan," katanya. ( )
Sebagaimana diketahui, pada Jumat 16 Oktober 2020 Polres Jakarta Selatan berkoordinasi dengan Sudin Pendidikan Jakarta Selatan, Kepala Sekolah, dan sejumlah orang tua murid di Jakarta Selatan guna mencegah pelajar terlibat aksi demo. Hasil koordinasi, salah satu upaya pencegahan itu dilakukan dengan pemberian tugas tambahan pada pelajar sekolah Negeri dan Swasta serta wajib absen sehari tiga kali di waktu pagi, siang, dan sore hari.
(mhd)
tulis komentar anda