Kasus Penyerangan Mapolsek Ciracas, Perlu Investigasi Independen
Senin, 07 September 2020 - 07:15 WIB
Terlepas dari upaya dan kemajuan yang telah diinisiasi baik oleh TNI maupun Polri dalam mengungkap kasus sesuai dengan kewenangan masing-masing, penyelidikan secara independen yang dilakukan lembaga resmi negara di luar kedua institusi tersebut tetap diperlukan.
Penyelidikan independen akan melengkapi dan menambahkan fakta-fakta yang dikumpulkan TNI dalam pengembangan peristiwa dan penetapan hukuman kepada pihak-pihak yang terbukti bersalah.
Temuan-temuan dari penyelidikan di luar TNI dan Polri ini tentunya akan memperkaya fakta-fakta mengenai peristiwa, khususnya data dan informasi yang diperoleh dari saksi yang berasal dari kalangan sipil.
Disamping itu, penyelidikan independen diharapkan dapat menyentuh aspek yang belum diperhatikan dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan TNI. Salah satu aspek yang belum terlihat adalah evaluasi terhadap mekanisme kendali prajurit pada saat hari H kejadian.
Bagaimana para tersangka mengonsolidasikan diri? bagaimana pergerakan banyak orang yang terlibat dapat terlepas dari pantauan atasan? Padahal, dengan pernah terjadinya insiden serupa penyerangan kantor Mapolsek tanggal 12 Desember 2018 yang juga melibatkan oknum anggota TNI, seharusnya mekanisme kendali dan sistem “alarm” pencegahan berjalan lebih efektif. (Baca juga: Menanti 10 Tahun Zaskia Sungkar Akhirnya Hamil)
Penyelidikan independen akan memberikan informasi sekaligus memberikan evaluasi dan masukan mengenai model kendali prajurit untuk mencegah insiden serupa berulang di masa yang akan datang.
Selanjutnya investigasi independen di luar yang dilakukan oleh TNI dalam memeriksa kasus kekerasan yang terjadi adalah dalam rangka menghadirkan masukan resmi dalam menjelaskan akar permasalahan yang lebih luas dan fundamental.
Empat motif para pelaku yang disebutkan oleh Puspomad cenderung bersifat “situasional”. Penyelidikan independen diharapkan mampu mengurai motif lain yang lebih mendasar.
Pascapencabutan doktrin Dwifungsi ABRI saat periode reformasi berjalan, ruang gerak institusi TNI relatif lebih terbatas dibadingkan Polri. Dengan intensitas interaksi masyarakat yang lebih tinggi, personel militer meyakini bahwa petugas kepolisian mendapatkan lebih banyak kompensasi finansial (Gumelar, 2020).
Di luar penyebab situasional seperti provokasi dan penyebaran berita bohong yang telah ditemukan dari hasil penyelidikan TNI, sebab-sebab perbuatan oknum pelaku yang terkait dengan sudut pandang terhadap kesejahteraan adalah soal lain yang perlu diurai dan dicarikan jalan keluar. (Baca juga: Jelang Musim Baru, Pioli Cemaskan Pertahanan AC Milan)
Penyelidikan independen akan melengkapi dan menambahkan fakta-fakta yang dikumpulkan TNI dalam pengembangan peristiwa dan penetapan hukuman kepada pihak-pihak yang terbukti bersalah.
Temuan-temuan dari penyelidikan di luar TNI dan Polri ini tentunya akan memperkaya fakta-fakta mengenai peristiwa, khususnya data dan informasi yang diperoleh dari saksi yang berasal dari kalangan sipil.
Disamping itu, penyelidikan independen diharapkan dapat menyentuh aspek yang belum diperhatikan dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan TNI. Salah satu aspek yang belum terlihat adalah evaluasi terhadap mekanisme kendali prajurit pada saat hari H kejadian.
Bagaimana para tersangka mengonsolidasikan diri? bagaimana pergerakan banyak orang yang terlibat dapat terlepas dari pantauan atasan? Padahal, dengan pernah terjadinya insiden serupa penyerangan kantor Mapolsek tanggal 12 Desember 2018 yang juga melibatkan oknum anggota TNI, seharusnya mekanisme kendali dan sistem “alarm” pencegahan berjalan lebih efektif. (Baca juga: Menanti 10 Tahun Zaskia Sungkar Akhirnya Hamil)
Penyelidikan independen akan memberikan informasi sekaligus memberikan evaluasi dan masukan mengenai model kendali prajurit untuk mencegah insiden serupa berulang di masa yang akan datang.
Selanjutnya investigasi independen di luar yang dilakukan oleh TNI dalam memeriksa kasus kekerasan yang terjadi adalah dalam rangka menghadirkan masukan resmi dalam menjelaskan akar permasalahan yang lebih luas dan fundamental.
Empat motif para pelaku yang disebutkan oleh Puspomad cenderung bersifat “situasional”. Penyelidikan independen diharapkan mampu mengurai motif lain yang lebih mendasar.
Pascapencabutan doktrin Dwifungsi ABRI saat periode reformasi berjalan, ruang gerak institusi TNI relatif lebih terbatas dibadingkan Polri. Dengan intensitas interaksi masyarakat yang lebih tinggi, personel militer meyakini bahwa petugas kepolisian mendapatkan lebih banyak kompensasi finansial (Gumelar, 2020).
Di luar penyebab situasional seperti provokasi dan penyebaran berita bohong yang telah ditemukan dari hasil penyelidikan TNI, sebab-sebab perbuatan oknum pelaku yang terkait dengan sudut pandang terhadap kesejahteraan adalah soal lain yang perlu diurai dan dicarikan jalan keluar. (Baca juga: Jelang Musim Baru, Pioli Cemaskan Pertahanan AC Milan)
tulis komentar anda