Dari Klenteng ke Weltevreden, Kisah Pasar Baru yang Legendaris
Sabtu, 05 September 2020 - 08:07 WIB
Gang Kelinci
“Rumahku di salah satu gangNamanya gang kelinci..Entah apa sampai namanya kelinciMungkin dulu kerajaan kelinciKarena manusia bertambah banyakKasihan kelinci terdesak,”
Sepenggal bait lagu gang kelinci yang diciptakan Titiek Puspa dan di nyanyikanLilis Suryanimenjadi sepenggal kisah tentang gang kelinci, gang ini menjadi saksi bisu peradaban di pasar baru.
Saat menyambangi gang itu, suasana padat dan pengap terlihat. Rumah rumah saling behimpit dan anak anak berlari larian keluar masuk gang.
Meski padat namun berbeda dengan gang di kawasan Kecamatan Tambora. Gang Kelinci jauh lebih bersih dan rapih, warga disana hidup rukun, tak terpatok satu etnis tertentu, ada orang india, cina, hingga pribumi.
Klenteng Sin Tek Bio serta beberapa musolah dan masjid menjadi cerita tersembunyi tentang kehidupan harmonis warga disana. Disana pula terdapat sejumlah makanan legendaris yakini Bakmi Gang Kelinci yang lahir tahun 50 -an dan Bakmi A Boen.
“Rumahku di salah satu gangNamanya gang kelinci..Entah apa sampai namanya kelinciMungkin dulu kerajaan kelinciKarena manusia bertambah banyakKasihan kelinci terdesak,”
Sepenggal bait lagu gang kelinci yang diciptakan Titiek Puspa dan di nyanyikanLilis Suryanimenjadi sepenggal kisah tentang gang kelinci, gang ini menjadi saksi bisu peradaban di pasar baru.
Saat menyambangi gang itu, suasana padat dan pengap terlihat. Rumah rumah saling behimpit dan anak anak berlari larian keluar masuk gang.
Meski padat namun berbeda dengan gang di kawasan Kecamatan Tambora. Gang Kelinci jauh lebih bersih dan rapih, warga disana hidup rukun, tak terpatok satu etnis tertentu, ada orang india, cina, hingga pribumi.
Klenteng Sin Tek Bio serta beberapa musolah dan masjid menjadi cerita tersembunyi tentang kehidupan harmonis warga disana. Disana pula terdapat sejumlah makanan legendaris yakini Bakmi Gang Kelinci yang lahir tahun 50 -an dan Bakmi A Boen.
(mhd)
tulis komentar anda