Dari Klenteng ke Weltevreden, Kisah Pasar Baru yang Legendaris
Sabtu, 05 September 2020 - 08:07 WIB
Awal pertama dibuka pasar ini hanya bertransaksi saat senin dan jumat. Namun dengan banyaknya pemukiman warga eropa pasar kemudian dibuka setiap hari seiring perkembanganWeltevredenyang menjadi perkantoran dan pusat keramaian.
Di tahun itu, sejumlah kantor kantor kecil mulai dibangun di sana, salah satunya bekas kantor berita Antara yang kini jalan antara dan gedung Stadtsshouwburg, yang kini jadi gedung Kesenian Jakarta.
Pastor Katolik sekaligus penulis Jerman, Adolf Heuken pernah menulis tentangWeltevredenyang berarti ‘sangat memuaskan’. Kisah dimulai dari seorang anggota dewan hindia, Cornelia Chastelein(1693) memiliki rumah peristirahayan kecil yang kini menjadi RSPAD Gatot Subroto.
Rumah itu kemudian dibeli Gubernur Jendral Jacob Mossel (1704-1761) dan memugarnya menjadi rumah mewah dan dibeli kembali Jendral van der Parra tahun 1767 yang doyan pesta serta hidup mewah. Kian laun, rumah itu menjadi kediaman resmi Gubernur Jendral sebelum akhirnya Daendels memindahkan keBuitenzorgatau istana Bogor.
Di sekitaran Pasar Baru di sisi selatan sejumlah ruko milik Cina, Eropa, dan Jepang kemudian dibangun. Saat malam hari, jalan sepanjang molenvliet (kanal disisi utara istiqlal hingga ke gajah mada dipenuhi hotel, kafe, dan sejumlah toko.
Sejak saat itu, kawasan harmoni dikenal kawasan Perancis, Fraanse Buurt. Beberapa pengusah perancis kemudin membuka usahanya, di antaranya Toko Roti Leroux & Co milik Jacques Leroux dan Penjahit Oger Freres.
SINDO sendiri mengamati sepanjang bangunan Pasar Baru, di bagian selatan terdapat ruko bergaya China, salah satunya toko Kompak yang kini masih berdiri di antara bangunan modern bergaya tahun 80-an.
Toko Kompak
Jauh sebelum dipercaya Ketua Vihara, Wiyoto yang kini telah membungkuk menceritakan Pasar Baru merupakan tempat bermainnya di masa kecil, sekitar tahun 60-an. Ia tinggal di kawasan gang kelinci, yang berlokasi tepat di sisi timur tengah pasar.
Di tahun itu, sejumlah kantor kantor kecil mulai dibangun di sana, salah satunya bekas kantor berita Antara yang kini jalan antara dan gedung Stadtsshouwburg, yang kini jadi gedung Kesenian Jakarta.
Pastor Katolik sekaligus penulis Jerman, Adolf Heuken pernah menulis tentangWeltevredenyang berarti ‘sangat memuaskan’. Kisah dimulai dari seorang anggota dewan hindia, Cornelia Chastelein(1693) memiliki rumah peristirahayan kecil yang kini menjadi RSPAD Gatot Subroto.
Rumah itu kemudian dibeli Gubernur Jendral Jacob Mossel (1704-1761) dan memugarnya menjadi rumah mewah dan dibeli kembali Jendral van der Parra tahun 1767 yang doyan pesta serta hidup mewah. Kian laun, rumah itu menjadi kediaman resmi Gubernur Jendral sebelum akhirnya Daendels memindahkan keBuitenzorgatau istana Bogor.
Di sekitaran Pasar Baru di sisi selatan sejumlah ruko milik Cina, Eropa, dan Jepang kemudian dibangun. Saat malam hari, jalan sepanjang molenvliet (kanal disisi utara istiqlal hingga ke gajah mada dipenuhi hotel, kafe, dan sejumlah toko.
Sejak saat itu, kawasan harmoni dikenal kawasan Perancis, Fraanse Buurt. Beberapa pengusah perancis kemudin membuka usahanya, di antaranya Toko Roti Leroux & Co milik Jacques Leroux dan Penjahit Oger Freres.
SINDO sendiri mengamati sepanjang bangunan Pasar Baru, di bagian selatan terdapat ruko bergaya China, salah satunya toko Kompak yang kini masih berdiri di antara bangunan modern bergaya tahun 80-an.
Toko Kompak
Jauh sebelum dipercaya Ketua Vihara, Wiyoto yang kini telah membungkuk menceritakan Pasar Baru merupakan tempat bermainnya di masa kecil, sekitar tahun 60-an. Ia tinggal di kawasan gang kelinci, yang berlokasi tepat di sisi timur tengah pasar.
tulis komentar anda