BI Jakarta Pantau Harga Sembako saat Natal dan Tahun Baru
Kamis, 07 November 2024 - 14:11 WIB
JAKARTA - Meski masih sebulan lagi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jakarta memonitoring sembako dan ancaman inflasi yang terjadi pada Natal dan Tahun Baru 2025 mendatang.
Bahan pokok, kenaikan transportasi, dan BBM menjadi acuan yang dipantau BI dan Pemprov Jakarta. Keduanya bersama instansi lain melakukan rapat setiap minggu memonitoring kenaikan harga.
“Semuanya kami pantau, yang paling mendasar adalah kebutuhan pokok. Tentunya akan ada kenaikan setiap Hari Besar Keagamaan karena permintaan tinggi,” ujar Kepala Kantor BI Jakarta Arlyana Abubakar, Rabu (6/11/2024).
Meski pasti akan ada kenaikan dan menyebabkan inflasi, dia tak ambil pusing. Menurut dia, hal itu lumrah terjadi. “Fokusnya adalah bagaimana kita menjaga bahan pokok tetap ada dan tidak sulit,” katanya.
Berdasarkan rilis BPS, perekonomian Jakarta pada triwulan III 2024 tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya (4,90 persen; yoy).
Arlyana memaparkan kenaikan pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan III 2024 terutama didorong oleh Lapangan Usaha (LU) perdagangan yang tumbuh sebesar 7,99 persen (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya (6,87 persen; yoy).
Kondisi tersebut antara lain tercermin dari tingginya indeks penjualan ritel. Selain itu, pertumbuhan juga ditopang LU jasa keuangan yang tumbuh sebesar 6,09 persen (yoy) sejalan dengan penyaluran kredit di Jakarta yang masih tetap tumbuh tinggi.
“LU Konstruksi juga masih tumbuh tinggi sebesar 5,65% (yoy) didorong oleh berlanjutnya proyek strategis pemerintah dan swasta yang bersifat multitahun,” ucapnya.
Ke depan, BI Jakarta akan terus memonitor perkembangan berbagai indikator perekonomian baik di tingkat daerah, nasional, maupun global.
Selain itu, pihaknya juga terus memperkuat sinergi dengan Pemprov Jakarta untuk mendorong momentum akselerasi pertumbuhan ekonomi Jakarta di berbagai sektor guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan, serta mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global yang berdaya saing.
Bahan pokok, kenaikan transportasi, dan BBM menjadi acuan yang dipantau BI dan Pemprov Jakarta. Keduanya bersama instansi lain melakukan rapat setiap minggu memonitoring kenaikan harga.
“Semuanya kami pantau, yang paling mendasar adalah kebutuhan pokok. Tentunya akan ada kenaikan setiap Hari Besar Keagamaan karena permintaan tinggi,” ujar Kepala Kantor BI Jakarta Arlyana Abubakar, Rabu (6/11/2024).
Meski pasti akan ada kenaikan dan menyebabkan inflasi, dia tak ambil pusing. Menurut dia, hal itu lumrah terjadi. “Fokusnya adalah bagaimana kita menjaga bahan pokok tetap ada dan tidak sulit,” katanya.
Berdasarkan rilis BPS, perekonomian Jakarta pada triwulan III 2024 tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya (4,90 persen; yoy).
Arlyana memaparkan kenaikan pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan III 2024 terutama didorong oleh Lapangan Usaha (LU) perdagangan yang tumbuh sebesar 7,99 persen (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya (6,87 persen; yoy).
Kondisi tersebut antara lain tercermin dari tingginya indeks penjualan ritel. Selain itu, pertumbuhan juga ditopang LU jasa keuangan yang tumbuh sebesar 6,09 persen (yoy) sejalan dengan penyaluran kredit di Jakarta yang masih tetap tumbuh tinggi.
“LU Konstruksi juga masih tumbuh tinggi sebesar 5,65% (yoy) didorong oleh berlanjutnya proyek strategis pemerintah dan swasta yang bersifat multitahun,” ucapnya.
Ke depan, BI Jakarta akan terus memonitor perkembangan berbagai indikator perekonomian baik di tingkat daerah, nasional, maupun global.
Selain itu, pihaknya juga terus memperkuat sinergi dengan Pemprov Jakarta untuk mendorong momentum akselerasi pertumbuhan ekonomi Jakarta di berbagai sektor guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan, serta mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global yang berdaya saing.
(jon)
tulis komentar anda