Kasus Bullying Meningkat, Sudin Jakbar Gelar Sosialisasi Pencegahan
Jum'at, 06 September 2024 - 21:28 WIB
Karena itu, Anna berharap sekolah dapat mengantisipasi agar bully tak terjadi. Ia juga mengimbau agar sosialisasi bullying tidak keren terus diungkapkan kepada anak didik.
“Kebanyakan bully ini dilakukan tidak sendiri, tapi berkelompok, yang mungkin bully ini tidak mendapatkan pengertian tentang arti bully, bully itu apa, " tuturnya.
Tokoh Pemuda Jakarta Barat Umar Abdul Azis mengapresiasi langkah Sudin Pendidikan Jakarta Barat Wilayah I dan II, yang telah menggelar sosialisasi pemahaman Bullyng kepada para tenaga pendidik. “Adanya sosialisasi ini artinya Sudin Pendidikan serius ingin mengatasi dan mencegah terjadinya bullyng, " kata Umar.
Umar terjadinya bullying tergantung pada penanganan di sekolah. Apabila bullying di sekolah di situlah peran Kepala Sekolah dibutuhkan dalam mengambil kesimpulan dan keputusan. Tidak hanya itu, Umar juga menyoroti penempatan guru. Di mana, tidak sesuai dengan zonasi. Hal itu dinilai dapat memengaruhi psikologis guru tersebut.
“Kita ambil contoh, guru tersebut tinggal di wilayah Kembangan Jakarta Barat tapi mengajar di wilayah Jakarta Pusat. Menurut saya ini sudah memakan waktu lama bagi guru tersebut menuju sekolah, " ucapnya.
Terkait hal tersebut, Umar mengaku sudah meminta kepada Kadis Pendidikan DKI Jakarta untuk diperhatikan. Tidak hanya kasus bully, Umar juga menyoroti kasus tawuran yang masih terjadi di kalangan pelajar. Ia meminta agar para pendidik tidak takut terutama kepada awak media.
"Saya juga menyarankan agar persoalan bully tidak langsung ke ranah hukum. Untuk itu sekolah perlu membuat kebijakan dengan orang tua murid, apabila terjadi kesalahpahaman atau kejadian kekerasan diselesaikan secara kekeluargaan, " tutupnya.
“Kebanyakan bully ini dilakukan tidak sendiri, tapi berkelompok, yang mungkin bully ini tidak mendapatkan pengertian tentang arti bully, bully itu apa, " tuturnya.
Tokoh Pemuda Jakarta Barat Umar Abdul Azis mengapresiasi langkah Sudin Pendidikan Jakarta Barat Wilayah I dan II, yang telah menggelar sosialisasi pemahaman Bullyng kepada para tenaga pendidik. “Adanya sosialisasi ini artinya Sudin Pendidikan serius ingin mengatasi dan mencegah terjadinya bullyng, " kata Umar.
Umar terjadinya bullying tergantung pada penanganan di sekolah. Apabila bullying di sekolah di situlah peran Kepala Sekolah dibutuhkan dalam mengambil kesimpulan dan keputusan. Tidak hanya itu, Umar juga menyoroti penempatan guru. Di mana, tidak sesuai dengan zonasi. Hal itu dinilai dapat memengaruhi psikologis guru tersebut.
“Kita ambil contoh, guru tersebut tinggal di wilayah Kembangan Jakarta Barat tapi mengajar di wilayah Jakarta Pusat. Menurut saya ini sudah memakan waktu lama bagi guru tersebut menuju sekolah, " ucapnya.
Terkait hal tersebut, Umar mengaku sudah meminta kepada Kadis Pendidikan DKI Jakarta untuk diperhatikan. Tidak hanya kasus bully, Umar juga menyoroti kasus tawuran yang masih terjadi di kalangan pelajar. Ia meminta agar para pendidik tidak takut terutama kepada awak media.
"Saya juga menyarankan agar persoalan bully tidak langsung ke ranah hukum. Untuk itu sekolah perlu membuat kebijakan dengan orang tua murid, apabila terjadi kesalahpahaman atau kejadian kekerasan diselesaikan secara kekeluargaan, " tutupnya.
(cip)
tulis komentar anda