GAMKI Apresiasi Penayangan Danau Toba ke Layar Lebar
Jum'at, 12 Juli 2024 - 23:20 WIB
”Ada 270 cabang GAMKI siap bekerja sama mengembangkan potensi skill perfilman dan kekayaan pariwisata yang dimiliki setiap daerah,” tegasnya.
Sementara itu, Dirut BPODT menganggap danau toba adalah identitas diri yang akan selalu melekat di hidup kita. ”Danau Toba ini tempat wisata luar biasa. Sangat unik. Tercipta sebagai danau kawah vulkanik hasil letusan mahadahsyat dari gunung purba terbesar sedunia, yakni Gunung Toba pada 74 ribu tahun lampau,” urainya.
Sementara di kesempatan yang sama, Jimmy Panjaitan Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menegaskan, penetapan Danau Toba jadi kawasan wisata super prioritas bukan karena politis, tapi karena keistimewaan destinasi wisata itu sendiri.
”Karena itu, kami perlu sampaikan bahwa Danau Toba ini milik seluruh orang Indonesia, bukan hanya milik orang Batak atau suku-suku di sekitar Toba saja. Di sinilah seharusnya semua pemangku kepentingan memiliki peran besar untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia, termasuk Danau Toba,” ungkapnya.
Agustinus Sitorus, produser dan sutradara film bersama dengan perusahaannya, Pariban Indo Media (PIM) Picture, yang mencintai daerah asalnya, Toba, menjelaskan bahwa dirinya ingin turut mempromosikan keindahan alam kawasan Danau Toba bersama dengan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) dengan membuat film di 8 kabupaten yang berada di kawasan Danau Toba.
”Setelah ’Harta Tahta Boru Niraja;, akan ada film-film lain. Untuk kabupaten Tapanuli Utara, ada film berjudul ’Bahasa Cinta Nomensen’. Selanjutnya, ada pembuatan film diKkabupaten Samosir dengan judul ’Nasehat Warisan’,” ungkap Agustinus Sitorus.
Agustinus Sitorus menjelaskan bahwa pembuatan film tersebut berisi humor, kesedihan, kebahagiaan, dan juga pesan moral. Pembuatan film tersebut akan tetap di background Danau Toba dan menampilkan keindahan dan keunikan kawasan Danau Toba, termasuk kearifan lokal di setiap daerah yang ada di kawasan Danau Toba.
Agustinus menambahkan, dengan lokus film di destinasi wisata maka secara langsung akan menjadi promosi pariwisata itu sendiri.
”Keterlibatan masyarakat lokal dan artis dari luar akan menjadi pendukung agar film bisa diminati dan menjadi promosi destinasi wisata,” tukasnya.
Di ketahui dalam diskusi ini dimoderatori Sekretaris Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DPP GAMKI Evin Davinci Sagala ini juga menghadirkan narasumber lain yakni konsultan pariwisata Daniel Tua Ompusunggu dan socialpreneur serta pegiat pariwisata Danau Toba Trisnayanti Pardede.
Sementara itu, Dirut BPODT menganggap danau toba adalah identitas diri yang akan selalu melekat di hidup kita. ”Danau Toba ini tempat wisata luar biasa. Sangat unik. Tercipta sebagai danau kawah vulkanik hasil letusan mahadahsyat dari gunung purba terbesar sedunia, yakni Gunung Toba pada 74 ribu tahun lampau,” urainya.
Sementara di kesempatan yang sama, Jimmy Panjaitan Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menegaskan, penetapan Danau Toba jadi kawasan wisata super prioritas bukan karena politis, tapi karena keistimewaan destinasi wisata itu sendiri.
”Karena itu, kami perlu sampaikan bahwa Danau Toba ini milik seluruh orang Indonesia, bukan hanya milik orang Batak atau suku-suku di sekitar Toba saja. Di sinilah seharusnya semua pemangku kepentingan memiliki peran besar untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia, termasuk Danau Toba,” ungkapnya.
Agustinus Sitorus, produser dan sutradara film bersama dengan perusahaannya, Pariban Indo Media (PIM) Picture, yang mencintai daerah asalnya, Toba, menjelaskan bahwa dirinya ingin turut mempromosikan keindahan alam kawasan Danau Toba bersama dengan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) dengan membuat film di 8 kabupaten yang berada di kawasan Danau Toba.
”Setelah ’Harta Tahta Boru Niraja;, akan ada film-film lain. Untuk kabupaten Tapanuli Utara, ada film berjudul ’Bahasa Cinta Nomensen’. Selanjutnya, ada pembuatan film diKkabupaten Samosir dengan judul ’Nasehat Warisan’,” ungkap Agustinus Sitorus.
Agustinus Sitorus menjelaskan bahwa pembuatan film tersebut berisi humor, kesedihan, kebahagiaan, dan juga pesan moral. Pembuatan film tersebut akan tetap di background Danau Toba dan menampilkan keindahan dan keunikan kawasan Danau Toba, termasuk kearifan lokal di setiap daerah yang ada di kawasan Danau Toba.
Agustinus menambahkan, dengan lokus film di destinasi wisata maka secara langsung akan menjadi promosi pariwisata itu sendiri.
”Keterlibatan masyarakat lokal dan artis dari luar akan menjadi pendukung agar film bisa diminati dan menjadi promosi destinasi wisata,” tukasnya.
Di ketahui dalam diskusi ini dimoderatori Sekretaris Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DPP GAMKI Evin Davinci Sagala ini juga menghadirkan narasumber lain yakni konsultan pariwisata Daniel Tua Ompusunggu dan socialpreneur serta pegiat pariwisata Danau Toba Trisnayanti Pardede.
tulis komentar anda