Penganiayaan Mirip Kasus Mario Dandy di Jakbar, Polisi: Korban Tewas Alami Pecah Pembuluh Darah
Jum'at, 12 Mei 2023 - 18:22 WIB
JAKARTA - Seorang pemuda di Palmerah, Jakarta Barat, AP (20), tewas mengenaskan setelah dianiaya oleh mantan pacar dari sang kekasih. AP tewas setelah mengalami pecah pembuluh darah pascadianianya pelaku HP (18).
"Hasil visum menunjukkan ada pecah pembuluh darah sebelah kiri," ujar Kapolsek Palmerah Kompol Dodi Abdulrohim, dalam jumpa pers di Polsek Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (12/5/2023).
Dodi menjelaskan, korban HP dipukul dua kali oleh pelaku hingga tersungkur ke aspal. Satu pukulan mengenai kepala, satu pukulan lainnya mengenai dada. Kemudian kepala korban terbentur keras.
"Maka korban tidak sadarkan diri saat dibawa ke rumah temannya," ungkap Dodi.
Kasus penganiayaan ini mirip kisah Mario Dandy Satrio yang dipicu cemburu buta. Saat dihadirkan dalam konferensi pers di Polsek Palmerah, AP mengaku menganiaya korban mulai dari bagian wajah hingga dada.
"Ini mukul muka, terus dada. Dada dia (korban) saya dorong, dia jatuh, kepalanya dia kebentur. Saya kagak tahu pas di situ kebentur. Nah, pas korban jatuh, pantatnya korban saya tendang dua kali sama kaki sekali," kata HP.
Cara HP menganiaya AP mengingatkan pada kasus Mario Dandy ketika melakukan penganiayaan terhadap D (17), anak pengurus GP Ansor.
Saat rekonstruksi yang dilakukan Polda Metro Jaya pada Jumat, 10 Maret 2023, Mario Dandy memperagakan adegan saat menendang dan menginjak kepala D menggunakan kaki kanan. Sebelum menendang D, Mario Dandy terlihat mengambil ancang-ancang.
Kompol Dodi mengatakan, HP tega menganiaya AP karena terbakar cemburu. HP tidak rela gadis pujaan hatinya digandeng pria lain.
Dodi mengatakan, kala itu HP kesal melihat laki-laki lain berpacaran dengan mantannya. HP lalu merencanakan pertemuan dengan pacar baru dari mantannya tersebut di sebuah kafe.
"Karena di kafe korban masih belum menjawab pertanyaan pelaku, korban lalu dibawa pelaku ke Jalan KS Tubun. Di sana terjadi eksekusi (penganiayaan)," kata Dodi.
"Hasil visum menunjukkan ada pecah pembuluh darah sebelah kiri," ujar Kapolsek Palmerah Kompol Dodi Abdulrohim, dalam jumpa pers di Polsek Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (12/5/2023).
Baca Juga
Dodi menjelaskan, korban HP dipukul dua kali oleh pelaku hingga tersungkur ke aspal. Satu pukulan mengenai kepala, satu pukulan lainnya mengenai dada. Kemudian kepala korban terbentur keras.
"Maka korban tidak sadarkan diri saat dibawa ke rumah temannya," ungkap Dodi.
Kasus penganiayaan ini mirip kisah Mario Dandy Satrio yang dipicu cemburu buta. Saat dihadirkan dalam konferensi pers di Polsek Palmerah, AP mengaku menganiaya korban mulai dari bagian wajah hingga dada.
"Ini mukul muka, terus dada. Dada dia (korban) saya dorong, dia jatuh, kepalanya dia kebentur. Saya kagak tahu pas di situ kebentur. Nah, pas korban jatuh, pantatnya korban saya tendang dua kali sama kaki sekali," kata HP.
Cara HP menganiaya AP mengingatkan pada kasus Mario Dandy ketika melakukan penganiayaan terhadap D (17), anak pengurus GP Ansor.
Saat rekonstruksi yang dilakukan Polda Metro Jaya pada Jumat, 10 Maret 2023, Mario Dandy memperagakan adegan saat menendang dan menginjak kepala D menggunakan kaki kanan. Sebelum menendang D, Mario Dandy terlihat mengambil ancang-ancang.
Kompol Dodi mengatakan, HP tega menganiaya AP karena terbakar cemburu. HP tidak rela gadis pujaan hatinya digandeng pria lain.
Dodi mengatakan, kala itu HP kesal melihat laki-laki lain berpacaran dengan mantannya. HP lalu merencanakan pertemuan dengan pacar baru dari mantannya tersebut di sebuah kafe.
"Karena di kafe korban masih belum menjawab pertanyaan pelaku, korban lalu dibawa pelaku ke Jalan KS Tubun. Di sana terjadi eksekusi (penganiayaan)," kata Dodi.
(thm)
tulis komentar anda