Miliki Kesamaan Latar Belakang, Politisi PDIP Ini Bantu Biayai Sekolah Arista
Kamis, 16 Juli 2020 - 22:22 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hardiyanto Kenneth tergerak hatinya membantu Aristawidya Maheswari untuk dapat kembali bersekolah setelah gagal masuk sekolah negeri akibat tidak lolos PPDB online. Memiliki kesamaan latar belakang yatim piatu sejak kecil membuat Kenneth tergugah membiayai Arista masuk SMA Muhammadiyah 11 Rawamangung Jakarta Timur.
"Saya juga anak yatim piatu. Saya berasal dari keluarga yang susah. Saya pernah ngerasain waktu ibu saya enggak bisa bayar SPP," kata Kent di SMA Muhammadiyah 11, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (16/7/2020). ( )
Kenneth yang kini menjabat sebagai anggota DPRD DKI tak patah arang untuk merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Hingga akhirnya memiliki sebuah yayasan yang fokus mengurus yatim piatu.
"Alhamdulillah, puji tuhan, sekarang jadi anggota DPRD. Kebetulan saya punya Yayasan Merah Putih untuk menanugi yang enggak mampu," ucapnya. ( )
Menanggapi tak lolosnya Arista di sekolah negeri, pria yang biasa disapa Kent ini menilai, kebijakan tersebut terkesan dipaksakan karena tidak ada informasi yang merata kepada para orang tua murid hingga menyebabkan anak-anak penerima KJP yang notabene berasal dari keluarga tak mampu, menjadi korban.
"Kurang sosialisasi saya enggak paham goal-nya apa. Kalau bicara penerimaan dari segi umur, bingung saya. Zaman sekolah saya dulu, enggak gitu. Pinter ya diterima. Makaknya sekarang (saya) bingung," ujarnya. ( )
"Saya juga anak yatim piatu. Saya berasal dari keluarga yang susah. Saya pernah ngerasain waktu ibu saya enggak bisa bayar SPP," kata Kent di SMA Muhammadiyah 11, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (16/7/2020). ( )
Kenneth yang kini menjabat sebagai anggota DPRD DKI tak patah arang untuk merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Hingga akhirnya memiliki sebuah yayasan yang fokus mengurus yatim piatu.
"Alhamdulillah, puji tuhan, sekarang jadi anggota DPRD. Kebetulan saya punya Yayasan Merah Putih untuk menanugi yang enggak mampu," ucapnya. ( )
Menanggapi tak lolosnya Arista di sekolah negeri, pria yang biasa disapa Kent ini menilai, kebijakan tersebut terkesan dipaksakan karena tidak ada informasi yang merata kepada para orang tua murid hingga menyebabkan anak-anak penerima KJP yang notabene berasal dari keluarga tak mampu, menjadi korban.
"Kurang sosialisasi saya enggak paham goal-nya apa. Kalau bicara penerimaan dari segi umur, bingung saya. Zaman sekolah saya dulu, enggak gitu. Pinter ya diterima. Makaknya sekarang (saya) bingung," ujarnya. ( )
(mhd)
tulis komentar anda