Asal Usul Penamaan Jalan Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan
Rabu, 22 Februari 2023 - 06:48 WIB
Setelah itu, ia belajar dan mendalami ilmu agama dengan H Abdul Karim Amrullah. Rasuna mendapat pelajaran mengenai pentingnya pembaharuan berpikir dalam Islam, juga tentang kebebasan berpikir.
Di tahun yang sama, ia mendirikan Persatoean Moeslimin Indonesia (Permi)di wilayah Bukit Tinggi. Memiliki keterampilan dasar sebagai pendidik, Rasuna kembali menjadi guru di sekolah-sekolah yang didirikan oleh Permi, baru kemudian mendirikan sekolah Thawalib di Padang dan menjadi pimpinan Kursus Putri di wilayah Bukit Tinggi.
Ia juga berkiprah sebagai wartawan dengan mendirikan majalah Menara Putri. Oleh pemerintah Belanda, Rasuna sempat ditangkap dan dipenjara pada tahun 1932 di Semarang. Hal ini karena pidatonya yang antikolonialisme, sehingga ia dikenakan dakwaan pelanggaran berbicara.
Peristiwa itu mencatatkan namanya sebagai perempuan pribumi pertama yang didakwa dengan delik speekdelict oleh Belanda. Rasuna juga beberapa kali menulis artikel dengan nada tajam dan sangat berani.
Usai Indonesia merdeka, Rasuna aktif berkiprah di Komite Nasional Indonesia dan Badan Penerangan Pemuda Indonesia. Ia bahkan turut andil dalam Dewan Perwakilan Sumatera mewakili Sumatera Barat. Rasuna juga menjadi anggota DPR RIS (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat) dan Dewan Pertimbangan Agung.
HR Rasuna Said wafat di Jakarta, 2 November 1965 dalam usia 55 tahun. Pemerintah Indonesia mengangkatnya sebagai pahlawan nasional pada tahun 1974, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 084/TK/Tahun 1974 tertanggal 13 Desember 1974. Nama Rasuna Said kemudian diabadikan sebagai nama salah satu jalan utama di kawasan Kuningan, Jakarta Selata.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
Di tahun yang sama, ia mendirikan Persatoean Moeslimin Indonesia (Permi)di wilayah Bukit Tinggi. Memiliki keterampilan dasar sebagai pendidik, Rasuna kembali menjadi guru di sekolah-sekolah yang didirikan oleh Permi, baru kemudian mendirikan sekolah Thawalib di Padang dan menjadi pimpinan Kursus Putri di wilayah Bukit Tinggi.
Ia juga berkiprah sebagai wartawan dengan mendirikan majalah Menara Putri. Oleh pemerintah Belanda, Rasuna sempat ditangkap dan dipenjara pada tahun 1932 di Semarang. Hal ini karena pidatonya yang antikolonialisme, sehingga ia dikenakan dakwaan pelanggaran berbicara.
Peristiwa itu mencatatkan namanya sebagai perempuan pribumi pertama yang didakwa dengan delik speekdelict oleh Belanda. Rasuna juga beberapa kali menulis artikel dengan nada tajam dan sangat berani.
Usai Indonesia merdeka, Rasuna aktif berkiprah di Komite Nasional Indonesia dan Badan Penerangan Pemuda Indonesia. Ia bahkan turut andil dalam Dewan Perwakilan Sumatera mewakili Sumatera Barat. Rasuna juga menjadi anggota DPR RIS (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat) dan Dewan Pertimbangan Agung.
HR Rasuna Said wafat di Jakarta, 2 November 1965 dalam usia 55 tahun. Pemerintah Indonesia mengangkatnya sebagai pahlawan nasional pada tahun 1974, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 084/TK/Tahun 1974 tertanggal 13 Desember 1974. Nama Rasuna Said kemudian diabadikan sebagai nama salah satu jalan utama di kawasan Kuningan, Jakarta Selata.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
(thm)
tulis komentar anda